webnovel

Bab 2. pangeran dan tuan putri

"Wuihhh Eden sekarang datang lebih pagi nih" ucap Endra yang baru masuk kelas.

Eden yang sedari tadi memegang handphone nya terkejut dengan kehadiran Endra.

"Ya iya dong. Aku kan gak mau dihukum kayak waktu MOS".

Endra langsung duduk disamping Eden.

"Hey Eden pr mu sudah belum?" Tanya Endra dengan mengeluarkan buku matematika.

"Udah, nih " ucap Eden santai, yang langsung memberikan buku matematika nya ke Endra.

"Makasih sayang" ucap Endra senang.

Sementara Endra mengcopy jawaban Eden. Eden sibuk memainkan handphone nya. Endra sedikit melirik kelakuan sahabatnya yang tampak berbeda.

"Hayooo ngechat sama siapa nih~" ucap Endra usil.

Wajah Eden tampak kemerahan dengan pertanyaan Endra. Ia sedikit gugup .

"Kepo amat, cepet tulis tuh atau gua ambil lagi!" Ucap Eden mengancam.

"Iya deh.." ucap Endra lesu.

Endra pun melanjutkan mengcopy jawaban Eden dengan cepat. Setelah memainkan handphone nya. Eden mengambil kotak bekal dengan warna pink di lokernya.

Ia masukkan handphone ke saku celananya Dan beranjak pergi dari bangkunya, Endra yang melihat langsung bertanya ke Eden

"Mau kemana Eden? Kotak apa itu?" Tanya Endra penasaran.

"Keluar bentar lagian aku mau nganter ni kotak titipan ortu orang minta tolong dianterin ke kelas anaknya, kebetulan aku kenal anaknya" jawab Eden santai.

"Ooh ok"

Tanpa curiga Endra langsung melanjutkan menulis. Sementara Eden langsung pergi keluar kelas.

Padahal Eden berbohong, kotak yang ia bawa ini adalah kotak bekal yang ia siapkan dari pagi pagi, untuk kak Rani .

"Pasti kak Rani senang" batin Eden senang.

Sengaja ia datang pagi pagi agar lebih tenang dan tidak dilihat murid lain. Eden berjalan di lorong lorong kelas yang masih sepi. Ia pun sampai di kelas Rani, kelas 12 MIA .

Eden lirik di dalam kelas hanya ada Rani yang masih duduk di bangkunya di bagian depan sambil memegang handphonenya.

Eden mengetuk pintu kelas, "permisi kak aku masuk ya" ucap Eden sopan

"Loh Eden! Sini masuk aja" ucap Rani senang.

Eden masuk dengan malu malu. Dengan wajah yang kemerahan Eden memberikan kotak bekal yang susah payah ia buat ke Rani (gebetannya)

"Wah makasih Eden, ini buatku nih" ucap Rani senang.

"Iya kak, Buat kakak, kulihat waktu MOS kakak enggak bawa bekal sendiri, jadi kubuatin kakak bekal sekarang, biar jam istirahat kakak bisa makan bekal bareng temen temen kakak yang lain" ucap Eden gugup.

Wajah Rani langsung kemerahan dengan ucapan Eden. Ia senang bercampur deg deg an. dengan senang hati ia akan menerima, untuk pertama kalinya ia diperhatikan oleh seseorang.

"Terimakasih Eden , tapi kan kita hanya berteman jadi enggak perlu segininya, aku takut nanti ngerepotin kamu" ucap Rani yang hanya basa basi belaka.

Eden langsung memegang tangan Rani, menggenggamnya dengan erat

"Karena kita berteman kak, sebagai teman kita harus saling membantu, lagipula aku enggak akan pernah kerepotan kak, dengan senang hati aku akan memberikan apapun untuk kak rani" ucap Eden dengan bersemangat dan sedikit menggombal.

Rani hanya terdiam membeku, rasanya ia meleleh karena senang.

"Tapi kan tetap saja Eden " ucap Rani sedikit terbata bata

"Aku bahkan bisa bikin 100 bekal untuk kakak dalam sehari, jadi kakak enggak perlu sungkan, ok "

"Ok" ucap Rani malu malu

Eden melepas genggamannya dan pergi keluar dari kelas Rani.

Ia melambaikan tangan nya. "Ingat ya kak sepulang sekolah"

"I..ya.." ucap Rani gugup dan membalas lambaian dari Eden.

-

"Aku memberikannya ke kak Rani" ucap Eden dalam hati.

Saking malunya ia menutup wajahnya.

"Ahhh aku memberikannya, ini mimpi ya akhhh seneng banget, kuharap kakak suka dengan masakan ku" ucap Eden dalam hati.

-

Sesampainya di kelas, ia melihat orang yang menambah untuk mencontek.

Eden mendekati bangkunya melihat tempatnya diduduki dan ditambah satu lagi duduk di bagian depan bangku Eden.

"Woi kisama ini kok nambah dua?" Tanya Eden ke Endra.

"Mereka pada belum ngerjain pr juga" ucap Endra santai.

"Datang pagi pagi cuma mau ngerjain pr. Jadi ini bertiga pada janjian kagak ngerjain pr?" Ucap Eden kesal.

"Hehehe iya bos" ucap Vira.

Lakhsamana Mahavira sailendra, banyak orang yang salah sangka ngira dia cewek karna namanya, padahal aslinya cowok tulen. Sering dipanggil Vira, temen SMP Eden dan Endra. Wibu bau bawang, suka memuja Asuna dan Miku, anak yang paling usil apalagi waktu SMP bermimpi bikin geng motor, tapi enggak terkabul karena punyanya sepeda pancal. Kebetulan juga satu kelas.

Jay juga mengangguk.

Jay Danadipta Guna, sering dipanggil Jay. Teman Endra dan Eden waktu SMP. Anaknya keliatan pendiam tapi aslinya cerewet, meski jarang ngomong Dan sering pake bahasa tubuh, entah kenapa semua orang tau apa yang dimaksud Jay. kebetulan satu kelas.

"Kita kan teman Eden, temen tuh seharusnya saling membantu" ucap Endra pede.

"Cuih... Najis gua bantuin kalian, sejak kapan kita berteman" ucap Eden sarkas.

"Ayolah Eden, teganya kau mengatakan itu, sakit hati ini" ucap Vira dengan memasang wajah tersakiti.

"Gak usah lebay, cepat tulis biar aku cepat duduk" ucap Eden ketus.

-

Bel istirahat pun berbunyi, semua siswa di kelas Rani pada keluar. Ada yang pergi menuju arah kantin, ada pula yang menuju ke tempat lain.

Rani masih duduk di bangkunya, karena hari ini ia tidak ada jadwal untuk ketua OSIS jadi ia masih santai dikelas. Ditemani teman perempuannya Lia.

Alea putri, sering dipanggil Lia,teman SMA Rani, sekaligus teman les.

"Wah tumben kamu enggak ke kantin bareng yang lain?" Tanya lia penasaran sambil mengeluarkan bekalnya.

"Aku hari ini makan bekal, jadi enggak ke kantin" ucap Rani senang.

"Oh ya tumben banget" ucap Lia kaget.

Rani mengeluarkan bekal buatan Eden dengan senang. Tiba tiba datang 2 temannya yang lain

"Wah kalian makan bareng ya , ikutan dong" ucap teman nya yang lain.

Akhirnya meja rani dan 3 meja murid lain dijadikan satu meja besar untuk 4 orang.

Lia membuka bekalnya, diikuti Rani yang ikut membuka.

Semua teman teman Rani terkejut dengan isi bekal Rani.

(Seperti ini isi bekal Rani, source: pinterest)

"OMG Rani ini imut banget" ucap Lia senang

"Siapa yang bikinin ran? Ini lucu banget" ucap salah satu temannya yang lain.

Wajah Rani langsung memerah karena senang, jantungnya lagi lagi berdegup kencang.

"Kamu ini, katanya kita cuma teman tapi kenapa kamu Sampek segininya, kalau kamu gini terus lama lama aku nanti suka kamu Eden" ucap Rani dalam hati.

"Hei Rani kok bengong terus?" Tanya temannya yang duduk didepan Rani.

"Ah maaf aku hanya sedikit terkejut"

"Cieee hayooo apa jangan jangan kamu udah punya pacar ?" Tanya lia usil.

"Enggak lah!!" Bantah Rani.

"Mana mungkin ada orang yang bikin bekal se telaten ini kalau bukan orang yang suka kamu" ucap salah satu temannya.

"Ini buatan nenek ku, kemarin nenekku datang ke rumah!" Ucap Rani dengan kesal.

"Oooohhh" ucap mereka bertiga percaya.

Rani terpaksa berbohong karena takut akan dihujani berbagai pertanyaan dari temannya, apalagi takut nanti tersebar ke seluruh sekolah.

Rani mencoba melupakannya, dan memutuskan untuk memakan bekal buatan Eden

"Enak bangett ... Nasinya lembut bahkan didalam nasinya ada suwiran rendang favoritku, didalam sosis juga ada keju, udah lama banget aku enggak makan makanan seenak ini" puji Rani dalam hati.

"Aku boleh minta enggak?" Tanya lia

"Aku juga dong"

"Aku juga"

Rani mengangguk boleh, mereka bertiga pun ikut mencicipi bekal Rani.

"Ini enak banget!!" Ucap mereka bertiga.

Rani memakan lahap masakan Eden tanpa tersisa. Ia senang dengan masakan buatan Eden.

"Hemm sepulang sekolah Eden kuberikan hadiah ah" ucap Rani dalam hati.

-

Karena hari ini, hari Jum'at jadi pulang lebih cepat.

Sesampainya di rumah. Eden langsung pergi ke kamarnya dan bersiap siap.

"Kring..kring.." (suara dering telepon)

"Haduh siapa sih yang nelepon gua masih mandi lagi" dengan kesal Eden mengangkat telepon itu.

Dilihat di nomer kontaknya terlihat nama temannya Endra.

"Ya halo ada apa en?" Tanya Eden kesal.

"Eden, aku, Vira, sama Jay mau ke bioskop nih, mumpung Jay dapet tiket bioskop gratis?" Tanya Endra santai.

"Ah maaf nih aku ada janji hari ini, enggak bisa ditunda"

"Kalo gitu tiket buat kamu kukasi ke siapa nih?"

"Terserah kamu kasih ke siapa, ok ya aku buru buru, bye" ucap Eden yang langsung menutup telepon.

-

"Anjir, kalo gitu ni tiket ku kasi ke Jay aja deh biar dia aja yang nentuin" ucap Endra menyerah.

Endra pun memberikan tiket bioskop milik Eden ke Jay.

Endra bilang ke Vira dan Jay kalo Eden lagi sibuk. Karena sayang tiketnya hangus.

Jay pun memutuskan nya untuk mengajak sepupunya aja, jeya.

-

Setelah berdandan rapi Eden pun pergi keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga.

Disambut oleh tantenya yang sedang sibuk mengambil sesuatu.

"Te, Eden pergi keluar dul.." sebelum Eden menyelesaikan ucapannya, sudah dipotong duluan oleh tantenya.

"Eden Tante sedang sibuk ada meeting penting, mungkin pulangnya besok, uangnya sudah Tante transfer di rekening mu bisa kamu cek sendiri, kalau ada apa apa kamu telpon om Tirta aja " ucap tante Eden yang langsung keluar rumah dengan terburu buru.

"Terimakasih te" ucap Eden ketus.

Tersisa Eden sendiri an.

Eden pun mengambil dompet dan handphone nya.

-

Sesampainya di taman kota, ia melihat Rani duduk di bangku taman dengan tas rantai di pundaknya.

"Kak Rani " panggil Eden ke Rani.

"Eden!" Balas Rani yang langsung melambaikan tangan.

Eden dan Rani pergi bersama. Mereka berencana untuk jalan jalan bersama.

Bahkan Eden Sampai menyiapkan berbagai destinasi yang cocok untuk Rani.

"Baik, Eden sesuai permintaan mu kita akan kemana saja?" Tanya Rani antusias.

"Kita akan pergi ketempat yang akan cocok dengan kakak" ucap Eden senang. Eden langsung menarik tangan Rani Dan menggenggam nya dengan erat.

Rani ikut menggenggam tangan Eden.

Selama di perjalanan Eden terus bercerita banyak hal begitu pula dengan Rani. Mereka saling bercanda, dan berbisik di dalam bis kota.

Eden mengajak Rani ke taman mozaik, taman warna warni yang ada di Surabaya.

Di sana Eden banyak mengambil foto Rani.

"Eden mari berfoto bersama" ucap Rani yang langsung mengambil handphone yang dipegang Eden.

Rani meminta tolong kepada salah satu pengunjung disana untuk memfoto kan mereka.

"Baik kita mulai ya satu...dua...tiga.." ucap pria asing itu memberi aba aba

Cekress* (suara memotret)

Setelah memotret dua foto, pria itu mengembalikan handphone ke Eden.

"Terimakasih pak" ucap Eden senang

"Iya sama sama, semoga hubungan kalian langgeng ya" ucap pria itu ikut senang.

Eden terdiam menjadi patung karena terkejut dengan perkataan orang itu, ia jadi malu dan gugup.

"Terimakasih pak.." ucap Eden terbata bata.

Pria itu mengangguk dan pergi. Rani mendekati Eden yang sedari tadi terdiam.

"Eden gimana hasilnya?" Tanya Rani penasaran.

Tidak ada respon apapun dari Eden, Rani langsung menoleh melihat wajah Eden yang memerah karena terlampau senang.

"Hehe Eden kamu sedang mikir apa" ucap Rani usil dan mencubit pipi kanan Eden.

"Enggak kok kak" ucap Eden membela diri.

Rani mengeluarkan handycam nya dari tas yang ia bawa.

"Bagaimana kalau kita rekam liburan kita hari ini? Maaf aku mengeluarkan nya aku kelupaan tadi" ucap Rani

"Tentu kak mari kita rekam!" Ucap Eden antusias.

Rani pun mulai merekam perjalanan mereka.

Setelah taman mozaik, mereka mampir ke cafe es krim zangrandi.

"Wah sudah lama aku enggak kesini" ucap Rani senang

Setelah mereka memilih tempat duduk, Eden pun memanggil salah satu pelayan di cafe.

"Kakak mau memesan apa?" Tanya Eden sabar

"Aku mau pesan Banana split satu dan blueberry pancake satu" ucap Rani sembari menunjuk gambar menu.

"Kalau kau Eden?" Tanya balik Rani

"Aku pesan Affogato coffe saja" ucap Eden.

"Cuma itu doang Eden?"

"Iya kak, soalnya aku kurang suka manis"

"Baiklah, kami pesan itu saja mbak" ucap Rani ke salah satu pelayan cafe

"Baik, banana split satu, blueberry pancake satu, affogato coffe satu" ucap pelayan itu.

"Ya" balas Eden

"Pesanan kalian akan datang 5 menit lagi" ucap pelayan itu dengan ramah dan pergi meninggalkan Eden dan Rani.

Rani pun berhenti merekam.

Eden menoleh dan bertanya ke Rani.

"Kak itu handycam nya kakak beli dimana?" Tanya Eden penasaran.

"Ini hadiah Eden, hadiah waktu masuknya aku ke SMP, tapi tidak pernah kupakai karena tidak ada hal yang bagus untuk direkam tapi sekarang berkat kau ada hal bagus untuk direkam kamera ini. Terimakasih ya Eden" ucap Rani senang dan tersenyum ke Eden.

Wajah Eden kembali memerah.

"Ah itu bukan apa apa kok kak"

"Hahaha kamu ini, lagi lagi wajah mu ngeblush" ucap Rani tertawa

"Apa keliatan Tah kak" ucap Eden sambil menutup wajahnya karena malu.

"Tentu saja kelihatan, apa kamu menyukaiku Eden?" Tanya Rani dengan tersenyum senang.

"Aaaa..." Ucapan Eden jadi terbata bata karena malu.

Padahal rencananya ia bakal melamar Rani nanti, tapi Rani sudah menanyakannya duluan.

"Tenang saja Eden, aku juga menyukaimu" ucap Rani dan menyentuh tangan Eden yang ada diatas meja.

Rani menggenggamnya dengan erat.

"Sejak pertemuan pertama kita waktu MOS dan taman, jantungku selalu berdegup kencang, pertama kupikir itu perasaan yang normal dan biasa biasa aja. Tapi semakin lama semakin kencang dan entah kenapa aku tidak bisa lagi membohongi perasaan ini, aku mencintaimu Eden, apakah kau juga memiliki perasaan yang sama seperti ku Eden?"

Eden hanya terdiam dengan pernyataan Rani. Meski semua meleset dari rencana Eden. Tapi Eden tak mau melepas kesempatan ini untuk menyatakan cintanya juga ke Rani.

"Aku juga mencintai kak Rani, aku ingin kita bukan sekedar berteman, tapi aku ingin kita menjadi sepasang kekasih kak Rani, maukah kau menjadi pacar ku kak?" Tanya Eden dan mengambil sepasang cincin yang ia beli untuk ia dan Rani .

Mata Rani mulai berkaca kaca, bibir Rani mulai terangkat

"Tentu saja Eden aku mau" ucap Rani senang.

Eden pun menyematkan cincinnya ke jari manis kak Rani, dan untungnya pas.

Rani mengambil cincin yang dipegang Eden.

"Sini giliran aku Eden" ucap Rani yang menyematkan cincin nya ke jari manis Eden.

Saat mereka sedang mabuk asmara. Si pelayan datang dan membawakan pesanan Eden dan Rani.

"Ini pesanan kalian, selamat menikmati" ucap pelayan itu ramah dan meninggalkan Eden dan Rani.

Sebelum memakannya Rani ingin memotret pesanan mereka sebagai kenangan. Eden dengan sabar menunggu Rani. Setelah memotret, Rani menyendok salah satu pesanannya.

Ia memberikan suapan pertamanya ke Eden.

"Eden cobalah banana split ini kau pasti akan menyukainya, ini es krim favorit ku saat kecil" ucap Rani senang.

"Tapi k.." sebelum Eden menyelesaikan ucapannya sudah dipotong duluan oleh Rani, ia langsung memasukkan nya ke mulut Eden

"Bagaimana? Kau suka" tanya Rani antusias.

"Ini enak kak, enggak terlalu manis dan pas" ucap Eden senang.

"Benarkan kamu pasti suka" ucap Rani senang.

Eden pun menyuapi kak Rani dengan affogato yang ia pesan.

Mereka saling bercanda dan semakin dekat.

Setelah selesai, mereka pergi menuju kasir, Rani hendak membayar pesanannya dan Eden. Tapi Eden mencegahnya

"Tidak usah kak biar aku saja yang bayar" ucap Eden dan memberikan kartunya ke kasir.

"Tapi Eden aku kan jadi sungkan" ucap Rani sambil berbisik.

"Tidak papa kak" balas Eden ikut berbisik.

Setelah keluar dari cafe, Eden mengajak Rani untuk pergi ke Galeri seni Surabaya.

Rani mengangguk setuju, kebetulan aku juga ingin kesana Eden.

-

Saat sampai di galeri seni Surabaya, Rani hendak merekam lagi tapi dihentikan oleh Eden.

"Kali ini biar aku yang merekam kakak"

Kali ini wajah Rani yang memerah.

"Kalau begitu hati hati ya" ucap Rani, dengan nada tsundere.

Setelah memasuki galeri seni, Eden merekam aktivitas Rani.

"Eden lihatlah lukisan yang berukuran besar ini" ucap Rani sambil menunjuk salah satu lukisan yang berukuran besar.

Rani meminta untuk Eden mematikan videonya. Eden pun mematikannya. Mereka melihat lukisan yang indah itu di depan mata mereka.

"Kamu tau Eden, sebenarnya aku ingin sekali menjadi seorang seniman, sejak kecil aku selalu menggambar apa yang aku suka bahkan sampai sekarang" ucap Rani dengan nada bahagia.

Entah kenapa wajah Rani mulai menunduk sedih.

"Sayangnya impian itu selamanya, harus aku kubur karena aku harus menjadi seorang dokter, orangtuaku sangat berambisi agar aku jadi anak yang sempurna di depan semua orang, mereka memaksaku menjadi dokter yang bahkan aku sendiri tidak menyukainya, terlibat dengan hal yang berbau darah , pisau, teriak,tangis, dan kematian. Aku tidak menyukainya" ucap Rani yang mulai meneteskan air mata nya.

Eden pun menggenggam tangan Rani dengan erat.

Eden menoleh ke Rani

"Kak Rani jangan sedih, kakak tau kalau kakak meski sudah menjadi dokter kakak masih bisa menjadi seorang seniman" ucap Eden dengan membersihkan air mata Rani.

"Benarkah itu Eden?" Tanya Rani

"Iya kak, kakak tau meski jadi dokter kakak bisa menjadi seorang seniman juga, saat ada waktu luang kakak bisa melukis dan menggambar apa yang kakak suka dan menikmati hasilnya untuk diri kakak atau kakak bisa menunjukkan nya ke orang lain, Kakak Jangan beranggapan buruk tentang orang tua kakak, setiap apa yang mereka lakukan dan ucapkan pasti ada maksud dan maknanya, semua yang mereka lakukan pasti untuk kebaikan kakak, tidak ada orangtua yang ingin menjatuhkan anaknya atau melihat masa depan anaknya gagal". Ucap Eden menenangkan dan memeluk Rani.

Rani pun membalas pelukan Eden.

"Tapi Eden tapi aku membenci hal hal yang berbau darah dan kematian. Apa yang harus kulakukan jika menghadapi hal itu" tanya Rani penasaran.

"Kakak cukup memejamkan mata kakak, menarik napas yang panjang dan hembuskan, hitung angka 1 sampai 5, terakhir kakak pikirkan apa yang membuat kakak merasa senang dan tenang. Aku yakin setelah kakak melakukan itu kakak pasti akan merasa lebih baik" ucap Eden dengan tersenyum.

"Terimakasih Eden"

Setelah keluar dari galeri seni, Rani meminta Eden untuk mengantar nya ke Gramedia sebentar untuk membeli sesuatu.

-

Di dalam Gramedia Rani mengambil dua buku tentang ilmu kedokteran, dan membeli dua buah novel.

Eden melihat lihat berbagai jenis buku yang ada.

"Eden kau juga ingin beli buku?" Tanya Rani.

"Ah enggak kak, aku cuma liat liat doang" balas Eden.

Rani menunjukkan kepada Eden salah satu penulis favorit nya.

"Eden lihat ini, ini salah satu karya penulis favorit ku"

"Oh ya emang bukunya tentang apa kak?" Tanya Eden penasaran

"Novel kecil sederhana yang bercerita tentang anak kelinci yang tinggal di gua"

"Kayak cerita anak anak kak" ucap Eden ragu.

"Hahaha ya memang seperti cerita anak anak tapi ini novel yang cukup panjang bahkan ada 3 volume tentang novel ini" jelas Rani

"Judulnya apa kak?"

"Judulnya little bunny "

"Kau coba bacalah ini" ucap Rani yang langsung membayar 4 buku yang ia beli.

Rani memberikan salah satu novel yang baru ia beli.

"Ini hadiah dariku, makasih ya buat yang bekal tadi siang sama traktirannya" ucap Rani senang.

Eden terlihat malu malu menerima hadiah dari kekasihnya.

"Terimakasih kak" ucap Eden senang

-

Setelah Gramedia mereka pergi ke mall Marvel city yang tak jauh dari Gramedia.

"Eden yuk mampir di cafe itu bentar" pinta Rani yang langsung menggandeng tangan Eden.

"Ayo kak" balas Eden

Mereka mampir di cafe dan makan makan di sana.

Setelah makan makan dan berbincang ringan, selanjutnya mereka pergi ke pusat perbelanjaan pakaian wanita.

Dan membeli beberapa baju disana, lalu pergi ke bagian pria.

Kencan pertama yang manis untuk sepasang kekasih.

Dan berakhir di mesin pencapit boneka.

Rani sudah 3 kali bermain tapi masih saja kalah.

Saat giliran Eden, sekali main ia langsung mendapat sepasang boneka beruang kembar lucu, berwarna putih dengan pita berwarna merah.

"Wahhh selamat Eden" ucap Rani senang sambil bertepuk tangan

"Terimakasih kak, karena aku dapat sepasang masing masing kita ambil satu sebagai jimat keberuntungan dan cinta kita" ucap Eden menggombal.

"Ah Eden bisa aja "

-

Sayangnya jam sudah menunjukkan pukul 18.05, karena tak bisa berlama lama Rani harus segera pulang.

Ia tak bisa berlama lama karena orangtuanya akan pulang nanti malam.

Eden menawarkan diri untuk mengantar Rani pulang. Sayangnya Rani menolak diantar pulang karena ia takut jika orang tuanya datang lebih cepat dari jadwal bisa bisa Eden dan Rani tidak akan pernah bisa bertemu lagi.

Eden mengerti apa yang dimaksud Rani, dan mencoba menerimanya. Eden hanya bisa mengantar Rani dari depan mobil grab saja. Dan setelah itu bayang bayang mobil menghilang.

Tersisa Eden sendirian di depan mall. Eden pun memutuskan untuk pulang dengan taksi saja

-

Rani sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Untungnya orangtuanya belum pulang.

"Untunglah mereka belum pulang bikin deg deg an aja"

Rani pun membuka pintu gerbang dan masuk kedalam rumahnya. Disambut dengan beberapa pembantu rumah nya.

Rani menyapa mereka dan langsung masuk kamarnya yang ada di lantai dua.

Ia langsung mengunci pintu kamar. Dan mengganti bajunya dengan baju tidur motif polkadot.

"Hihihi.... Hari ini hari yang sangat spesial untukku ahhhh aku pacaran dengan Eden hihihi"

"Aku banyak memotret nya dan merekamnya hihihi.... Lihat ini Eden... Eden .... Dan Eden..... Aaaaaa gini ya rasanya jatuh cinta aaaaa aku jadi maluuu" batin Rani yang terus memeluk bantalnya dengan erat.

"Aku juga memakai cincin pemberian Eden, ok boneka ini akan kupajang di atas meja belajarku! Dengan begini aku akan terus mengingat Eden kecilku"

-

Sesampainya Eden dikamar ia langsung melompat lompat senang.

"Aaaaa aku beneran ngelamar kak Rani aaaaaa mimpi apa ini " ucap Eden berteriak.

"Harus diabadikan aku harus membeli album untuk foto kami!!" Ucap Eden bersemangat.

"Aaaaaa!!!!" Ucap Eden kegirangan.

-

Kisah cinta manis remaja SMA

Akankah hubungan ini terus berlangsung lama?

Nantikan terus kelanjutan nya semuanya terimakasih ;)

Bersambung ♥️