172
Suntuk terus di rumah dan di kantor setiap hari, aku memutuskan untuk istirahat sejenak dari kegiatan. Tidak juga ku hubungi Joe, maupun Danisya supaya tidak terganggu ketika menikmati hidup. Aku mematikan ponsel lalu pergi ke pantai yang lumayan jauh dari ibukota.
Jalanan yang sepi menemani perjalananku, seakan mengerti apa yang sedang kurasakan. Kuputar lagu dari Dato' Siti Nurhaliza yang berjudul Purnama Merindu, salah satu lagu favoritku. Lembut suaranya meresap ke dalam hati, setiap lirik yang terlantun mengandung makna mendalam.
Setelah melalui jalanan panjang, akhirnya sampai di pantai. Suasana di sini cukup ramai sehingga seperti tidak ada privasi. Terdengar deburan ombak jelas menggema. Sepertinya air laut sedang pasang, aku hanya duduk menatap laut lepas yang terlihat gelap, sama seperti masa depanku saat ini yang entah ke mana.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください