151--
Sudah beberapa bulan, kasus Pak Anton tidak ada perkembangan. Tim pengacara tetap kalah di persidangan dengan bukti Mas Denis. Dari psikolog sampai ahli kriminal khusus, nyatanya tidak bisa membebaskan Pak Anton.
Kondisi Mami malah sakit dan drop, sebab usahanya terasa sia-sia karena tidak membuahkan hasil maksimal. Mami mengurung diri di kamar, dia hanya keluar untuk makan saja. Aku tidak bisa melihat situasi seperti ini.
Sementara Mami babak belur sendiri, aku hanya diam saja. Melontarkan hiburan pun juga percuma, Mami tidak mau merespon. Hari ini aku harus membicarakan hal penting dengan Mami.
Perlahan kubuka pintu kamar Mami, kulihat Mami sedang melamun sambil menatap foto di tangannya. Ketika aku sampai di sana, ternyata Mami memegang foto Pak Anton. Wanita itu buru-buru menyimpan foto Pak Anton ke bawah bantal, nampak jelas sikapnya sangat gugup.
"Dinda, kenapa kamu masuk nggak ketuk pintu dulu," kata Mami sambil menyeka wajahnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください