Siang itu Mahasiswa berhamburan keluar tanda perkuliahan telah selesai.
"Eh bagaimana hari ini kamu mau mengunjungi gedung putih itu?
Amel mencoba mengingatkan Regina.
"kita langsung kesana saja, jika menunggu sore pasti wartawan sudah memenuhi sisi Bangunan itu"
Mereka kemudian berjalan menuju parkiran menaiki sepeda, mengayunya dengan cepat berlomba mendapatkan posisi terdepan mencipatkan gelak tawa kedua gadis itu.
Memang sangat menyenangkan jika Masi mudah.
Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka tiba di pusat kota dimana bangunan bersejarah itu berdiri kokoh.
"Woaahhh bagaimana mungkin bangunan yang sudah sangat tua namun masih memiliki warnah yang sangat cantik bersih bahkan seperti terawat oleh ribuan tangan pelayan cdkcdkc" Regina betul-betul mengagumi bangunan itu.
"Bukannya kamu dengar cerita kalau bangunan ini terkena kutukan" Amel menepuk lengan Regina yang masih mendecak kagum.
"ah iya iya aku sering mendengar ceritanya, bahkan setiap malam ibuku selalu membaca dongengnya untukku"
Kedua gadis itu memarkir sepedanya tidak jauh dari pagar besar bangunan putih itu, berlari kecil menghampiri garis penghalang.
"Kamu mau masuk? Regina menawarkan ide gila kepada Amel.
"He' kamu jangan gila yah, tidak ada yang berani melewati garis penghalang ini" Amel merinding mendengar ucapannya sendiri.
"Iih bahkan belum masuk saja sekujur tubuhku sudah menggigil" Sambung Amel menyapu kasar lengannya yang mulai bergidik.
"Hahaha penakut banget sih kamu, yaudah kita harus mendapat informasi apa dari gedung ini?
Regina mulai bingung.
"Mmm" mengetuk ngetuk dagu dengan telunjuk berusaha berfikir hal serupa di lakukan oleh Amel.
Mata Amel menangkap kain penutup jendela di lantai atas seperti bergoyang.
"eh gin kamu lihat ngga? Tanyanya mulai panik
"Apaan? aku ngga liat apa-apa" Bingung dengan mata mencari cari.
"Kain penutup nya gerak gin"
"Ah masa sih? kainnya kan di dalam masa iya gerak, memangnya di dalam ada orang? eh tapi menurut cerita sih ada seseorang di dalam yang mengutuk dirinya, apa itu benar??
"Mana aku tau, Uda ah besok aja kita balik kesini, wartawan sudah mulai ramai, aku juga merinding melihat kainnya gerak iiih" Amel berlari meninggalkan Regina
"eeh tunggu" Ikut berlari menyesuaikan gerakan Amel.