webnovel

BANG'SAT

Siswa SMA absurd yang naksir sama cewek tercantik di sekolah. Di sisi lain dia juga di taksir sama gebetan adik kandungnya.

Ruroh_SM · 現実
レビュー数が足りません
20 Chs

DRAMA !

Gue lagi ngajak Esmel jalan - jalan, dia gue gendong di atas pundak. Banyak orang yang ngeliatin gue, mungkin mereka iri dengan gue yang selalu romantis sama hewan peliharaan. Untung aja minggu ini cerah, kalau mendung pasti Dakota lagi sedih.

Banyak cewek - cewek cantik dan sexy berlari melewati gue dengan legging yang berwarna - warni, tapi bagi gue Dakota yang pakai rok sekolah lebih cantik. Banyak cewek yang begitu anggun dengan rambut yang basah keringat, tapi bagi gue Dakota lebih anggun walau rambutnya kering kelamaan di bawah matahari. Untung gue ucap ini dalam hati, kalau sampai Esmel dengar! Gawat! Dia bakal terbang dan bisa - bisa di culik sama orang jahat.

Selain sama Esmel, gue juga jalan sama Capten America, alias bokap gue. Tumben dia enggak terbang hari minggu, mungkin sayap - sayapnya sedang patah menyaksikan kita (gue dan Digo) berseteru.

"Sat, kamu jangan jalan gitu aja, kayak nenek - nenek lagi therapy stroke. Lari nih kayak Papa"

"Kalau masalah Lari Pa, jangan di ragukan. Karena aku lah yang sudah sering lari dari kenyataan, apalagi dari hutang"

"Kamu Lari dari kenyataan kalau kamu jomblo?"

"Lihat aja nanti, Papa bakal melongo lihat Pacar Satria!"

Si Papa sirik aja, justru ini lah cara menikmati hari. Jalan santai, sambil melihat rentetan bokong yang lewat. Karena kalau yang enak itu, harus di slowmotion.

"Bang Sat!"

Aduh itu kenapa ada suara bencana alam.

"Bang!"

Bisa enggak sih, ada satu hari aja gitu enggak ada dia. Dia dimana - mana ada, apa dia Fermentasi udara? Ataukah sejenis CO2?. Gue jalan aja deh pura - pura enggak dengar.

Tak tak tak tak

Dia berlari dan tiba - tiba muncul di depan gue, cocok kalau gue panggil Ghumantong.

"Apa lagi sih? Lu itu dimana - mana ada! Ck"

"Eh apaan tuh, lucu banget"

Dia mendekat dan mengelus - elus Esmel. Wah! Kurang ajar berani nyentuh harta berharga gue. Gue pun mundur menjauh.

"Ngapain sih!"

"Itu lucu coro nya"

What? Dia apa emang enggak waras? Apa Alien? Harusnya spesiesnya dia itu sebel banget sama pacar gelap gue ini. Kok dia malah bilang lucu!.

"Lu enggak takut?"

"Enggak!. Sebenarnya coro itu lucu, sayangnya rumah Lola enggak ada

coro!"

Dia spesies apaan sih! Mengharap di rumahnya ada coro, biar Esmel coro dia itu import, beda sama lokal!. Kalau dia satu rumah sama emak gue, haduh bisa - bisa rumah jadi dua benua!.

"Eh dia ini Import!"

"Aku mah apa aja suka, mau Import atau lokal"

Digo kayaknya harus pakai kacamata deh kalau lihat dia. Udah terlalu buta, sampai aneh gini aja enggak kelihatan.

"Katanya Papa akan ke rumah hari ini"

"Ngapain?"

"Mau meluruskan permasalahan"

"Enggak ada yang bengkok kali!"

"Yang masalah di toilet itu"

Waduh! Bisa di sate gue sama bokap, pasti bokap ngira gue nih yang ajarin Digo buat pakai barang haram buat ngancam. Itu anak penyu malah bikin hidup gue nambah ruwet!.

"Bye. Sampai nanti"

Nanti? Jadi bakal ketemu lagi nih? Aduh mau pindah planet aja bisa enggak!. Gue dan Esmel saling berpandangan dengan tampang yang ogah banget melanjutkan hidup. Haruskah ada dia lagi?.

Begitu sampai di rumah gue langsung ke kamar Digo. Mau ngapain? Ngajakin ribut!.

"Woy anak penyu!"

"Terus lu apa?"

"Gue pangeran dangdut"

Aku lah pangeran dangdut yang akan mengguncang duniaaaaa, auto nyanyi.

"Ya pantaslah, karena hidup lu penuh dendangan"

"Tantangan btw!. Gue mau kasih info"

"Apaan?"

"Lola mau datang sama bokapnya"

"Jadi ini saatnya gue tunangan sama dia?"

"Ke warung padang gih beli otak!, ya enggak akan bodoh! Lu lupa pelecehan apa yang lu lakukan"

"Cuma kasih lihat penis"

"Itu namanya pelecehan pandangan. Bokap pasti bakal nyate gue! Gara - gara enggak bisa didik lu. Lagian lu belajar darimana sih kayak gitu"

"Karena semua perempuan akan menyukai kenikmatan, Bang"

"Gih minum lemon pakai mentos!. Biar otak lu agak legaan dikit!, kepadatan tuh kayaknya harus ada yang urbanisasi dari Dengkul ke tengkuk. Nikmat itu berbagai macam arti! Enggak harus penis juga!. Hidup makan sex, setiap hari kembung sperma. Makanya kalau belajar reproduksi itu sambil buka kitab, biar lu selalu istigfar, enggak keburu sange"

"Tapi itu kenikmatan yang sejati kan,

bang"

"besok - besok lu onani pakai sabun dettol deh, biar sange lu terdesinfektan sampai ke saraf motorik atas"

"lu enggak terperinci tentang kelebihan itu"

"ya lu harusnya paham lah!. Maksud gue lu harus bisa menunjukkan kelebihan, yaitu cinta, hati yang tulus, niat yang baik. Bukannya pelecehan!. Ikut gue ke Thailand yuk, biar lu di sulap jadi boneka arwah"

"Kenapa sih tuhan menciptakan lu dengan keahlian bercinta?"

"Jangan ambigu ya! Seakan - akan gue tukang ML setiap malam!. Cinta itu di rasakan pakai hati, di resapi dan di telaah baik - baik. Enggak kayak lu, di baca, di hapal terus di cetak, jadinya gitu instan dikit - dikit mesum!"

Lah kok mendadak omongan gue bener, kesurupan ya gue?. Njirrr setan apa nih, bijak banget hahaha.

"Gue akan minta maaf dan tanggung jawab"

"Dia lu apaain? Lu jangan modus maksa nikahin dia! Cinta lu ngepet ya!, mau instan tinggal gesek!"

Gue kesal bilangin dia yang enggak ngerti - ngerti, sedang Esmel yang semacam hama aja paham dengan apa yang gue omongin. Mungkin Digo sejenis bakteri kali, jadi klasifikasinya lebih berat dari Esmel.

***

Gue nyatai sambil nonton Larva di ruang tamu, enaknya liat Larva mereka kadang jorok, tapi enggak pernah ngomong kasar. Mereka juga enggak pernah nge fuck orang pakai jari. Jadi guys, biar otak lu mesum, tapi berperilaku harus tetap sopan. Jangan otak mesum, bibir bernoda, hati penuh dusta, cintamu dua, pacarmu dimana - mana, jika iya lucknut lah kalian ck ck ck.

"Papa!!!!!", teriak Mama dari kamar.

Ini pasti ngajak mesum nih di kamar, mending di kamar! kadang langsung action.

"Sat, Papa mana?"

"Ada baiknya Mama minta petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa"

"Memang Papa kamu di liang lahat? Ngelayat siapa?"

"Ngukur diri kali"

Cetukkkk,

Duh telinga gue di sentil manja, tuh kan ini namanya kekerasan pada anak.

"Mama kok KDRT!"

"Kamu tuh yang ngaco!. Buruan Papa mana?"

"Enggak ada di kantong", jawab gue sambil mengintip kantong celana.

"Jangan sampai pipitmu yang Mama sentil ya!"

"Eh Mama,

Gue pun segera melindungi Penis gue.

Janganlah, punyaku kan udah kecil"

"Ya Papa mana!"

"Enggak tahu, Ma"

"Huh! Masa Papa sendiri enggak tahu"

"Lah apa kabar Mama yang setiap kali mesum. Makanya di kasih jam yang ada GPS itu, sekalian di pasang alarm, jadi kalau PDKT lagi sama cewek dia bunyi"

"Huh kemana lagi sih Papa! Awas ya kalau ngegodain tukang jamu!"

Hadeh Papa gue kurang kerjaan banget, enggak ada target lain?, ABG SMA kek gitu biar gue ketemu di Mall sambil nyedot Chattime.

Tak berapa lama nyokap dan bokap masuk, sambil pelukkan, cium - ciuman. Maaf, KPI silakan kalau mau memberi sanksi, mereka telah memberikan tontonan yang tidak senonoh di depan anak di bawah umur 20 tahun.

"Enggak jadi berantem. Cie cie", ledek gue.

Mereka jalan aja enggak dengar, merasa rumah milik mereka, lah emang iya sih.

***

Sebelum makan malam ada sebuah bunyi yang terdengar dari depan, bunyinya

Ting tong.

Siapa itu? Pasti dia punya power yang kuat sekali karena bisa memencet bel. Gue tertarik ke arah sana, semoga energinya enggak bentrok. (Author : kagak usah sok sara wijayanto gitu deh Sat!😑. Sama Lola aja loe anti, apalagi ketemu kunti!😌). Hehehe ya kan biar ada drama - dramanya gitu tulisan loe thor, gue kan lagi membantu design pemasarannya. (Author : kagak usah😑. Makasih😑).

"Sat, buka pintu gih"

"Mantranya apa?"

"Musang white coffe, kopi instan enggak bikin kembung"

"Lah di kata kuis"

"Lagian sejak kapan pintu kita pakai Mantra!, Papa kan udah pensiun jadi Harry Potter"

Papa ini kayaknya kebanyakkan nubruk awan, jadi efeknya halu ketinggian. Atau Papa sempet ngopi kebanyakkan di cumolonimbus?.

Gue berjalan ke depan dan buka pintu, ganti ah suara pintunya biar elite.

Sraaakkkkk

(Author : pintu rumah atau kamar mandi 😂). Gue lihat sesosok wanita yang sepertinya dari jin grade L dengan Papanya yang Grade A. Ini ngapain kan si Ghumantong kesini?, oh iya lupa! Dia kan mau minta tanggung jawab!. Wah habis sudah riwayat jambul gue yang kece.

"Malam om, tumben ke rumah? Ada apa? Mau bagi - bagi voucher belanja ya? Atau lagi kuis - kuis gityu"

Nih om - om tampangnya udah serius banget, perkara burung jadi berabe kan nih!. Makanya engkau wahai para pria, jangan sembarangan melepaskan burungmu. Bahaya!, perawan bisa terluka.

"Saya mau ada urusan serius"

"Hehehe jangan serius banget om. Jalanin aja dulu, nanti kalau udah yakin juga nikah eh"

"Om lagi malas bercanda"

"Malas pangkal miskin loh om"

"Miskin itu hobi"

Jadi itu kenapa gue selalu miskin? Karena gue hobi? Berarti ada satu hobi yang masih belum gue sadari di diri gue ya. Ya setidaknya gue punya banyak hobi lah.

Mereka berdua langsung masuk dan menuju ruang makan, yeh tahu aja ada lumpia basah di meja. Mereka melotot dan bengis, menatap si Digo. Game over lu Dig!.

"Eh serius banget lu, Vin", ucap bokap gue cengengesan.

"Ada hal serius yang dilakuin sama anak lu"

"Hahaha ah namanya juga anak - anak, jangan di anggap serius"

"Tapi ini serius, berhubungan dengan

keperawanan"

"Apa!

Bokap terkejut dan berdiri,

Perawan mana? Mana? Sini biar gue nikahin!"

Praaaangggg

Satu piring alien berukir kota zaman dulu mendarat bermasalah di atas marmer berharga puluhan juta.

"Kok Mama banting piring sih?"

"Udah bosan Pa, biar beli baru"

"Gih pesen di Lazada"

Ya ampun mau ributa aja ada sponsornya, elite banget sih ini cerita wattpad. Udah ya kita lanjut, itu om masih nerusin marahnya. Gue paham sih, karena gue juga marah sama Digo. Bagi gue dia kurang ajar, ya kalian paham kan ya?.

"Gimana sih, Vin?"

"Burung anakmu, melukai perasaan anak perempuan saya"

"APAH!!!!", drama.....

Bokap menengok ke Digo, dia pun ketakutan sambil melindungi burung goreng yang ada di meja. Bukan burung itu! Anak penyu!.

"Coba Digo, jelaskan ke Papa"

Kalau saat begini, biasaya nih si Kakak akan melerai dan jadi Satria gitu, berwibawa bilang "biar aku yang jelaskan". Tapi masalahnya ini berhubungan dengan sebuah kejantanan, yang rupayanya sudah menyinggung kejantanan gue terlebih dulu.

"Ini semua gara - gara Bang Satria Pa"

Hemp sudah gue duga, ya kenapa jadi gue sih! Itu kan burung dia.

"Kok gue!"

"Sudah siapa aja tolong jelaskan"

Gue dan Digo saling bertatapan sengit, jangan sampai dada ultraman gue nyala ya!, gue bisa terbang kayak buzz nih.

"Biar Lola yang jelaskan", ucap Lola tegas.

Nah udah lu aja, Lola kan yang mengalami jadi lebih paham. Sekalian gue mau dengar kesan dan pesan tentang kejantanan Digo.

"Digo kasih lihat penisnya ke Lola, di kamar mandi"

"APAH!", respon Papa drama lagi!.

Nyokap langsung narik gue dan Digo ke pojokkan, ih Mama jangan mojok dulu dong masih ada tamu nih. (Author : eling itu emak loe😑).

"Digo! Ngapain kamu kasih lihat begituan!", kata Mama marah - marah.

"Digo mau nembak Lola"

"Kan bisa pakai Bunga! Kenapa harus pakai titit"

"Kata Abang harus menujukkan kelebihan"

"Nah kan, kamu pasti ini!"

Ya kan, apa gue bilang! Gue lagi! Burung - burung siapa, salah - salah siapa!.

"Dianya aja yang bodoh"

"Karena kamunya juga bodoh, Sat"

"Lah kita anak siapa?"

"Ya anak Mama"

Lalu nyokap bingung, nengok kanan - kiri. Nah kan bingung, gue aja bingung. Nyokap ke depan dan ikutan narik bokap buat ikut mojok. Ampun dah, ini rumah luas, kenapa space nya harus di pojok?.

"Ini anak Papa nih, hasil sperma Papa nih kayak gini semua"

"Lah yang nampung siapa?"

"Ya Mama!"

"Nah"

Nyokap pun jadi diem lagi, makin bingung sambil nengok kanan - kiri.

"Udah lah Ma. Ini kan hasil kenikmatan kita berdua, toh setiap berbuat Mama selalu menikmati"

Ini kenapa jadi meributkan kenikmatan dari perbuatan mereka dah?, toh gue udah jadi 17 tahun. Apa harus gue masuk lagi?, enggak ah sumpek di rahim Mama kan enggak ada Starbuck.

"Jadi gimana sih Pa?"

"Kamu sih, Digo ngapain coba! Jangan cuma di kasih lihat di tunjukkin cara kerjanya"

Udah ini mah cerita Wattpad gue bakal dapat Sanksi KPI!.

"Ini apa deh, Pa!. Itu semua engggak bener!, protes gue dengan penuh kebijakan, tanggung jawab dan rasa cinta.

Yang bener itu, dengan kasih sayang dan hati yang tulus. Enggak dengan barang haram kayak gitu, Digo aja yang

terlalu mesum"

"Iya tuh ikutin Papa", sahut Mama.

"Mama jangan Muna dong!, kan selama ini Mama teman mesum Papa"

"Apaan sih ini! Lebih baik kita selesaikan masalah ini", sahut gue sambil menengahi pembicaraan mereka.

Ini tumben gue bener, gue kok akhir - akhir ini sering bener ya?. Setan apa yang merasuki ku?.

Kami bersama - sama kembali ke depan, menghadapi Lola dan Om Kevin sambil berpegang tangan, ini kayak film My Name Is Khan jadinya.

"Gini Om. Saya minta maaf atas perbuatan adik saya, biasalah om dia masih belum dewasa, pikirannya masih pendek. Jadi saya minta maaf atas nama adik saya"

Kita berdua saling berpandangan, jangan jatuh cinta please, Om kevin ganteng nih masalahnya. Perlahan dia mulai senyum, jangan Gay please, itu udah random.

"Hahaha lulus!"

Hah? Apa yang lulus? Emang gue ujian apa?, daritadi perasaan enggak ada soal.

"Lulus apa Om?"

"Lulus jadi calon mantu saya, selamat ya", kata nya sambil mengajak gue salaman.

Gue diam sejuta kata memandangi Om kevin, kok perasaan gue enggak enak. Pelan - pelan tangan gue maju dan salaman. Lalu dia lepas dan meluk bokap gue.

"Jhon berati kita besan"

Ini Prank raffi ahmad ya?, gini gimana ya?. Lola perlahan mendekat dan perasaan gue semakin enggak enak.

"Kata Papa dia suka kamu yang jadi pacar aku"

Tapi gue enggak suka lu, panjul!. Duh ujian Nasional ini namanya. Kenapa burungnya Digo jadi bikin masalah buat hidup gue sih!. Vangke.

***

Gue malas menceritakan sesudah itu, intinya mau gimana aja itu tetap tidak mengenakkan bagi gue. Bayangkan gue harus di jodohkan karena perkara burung orang?, apa enggak ada ide yang lebih bagus. Beginilah nasib gue, berakhir menjadi Datuk Nurbaya. Cinta gue yang dalam buat Dakota harus tertimbun tanah abang, padahal gue sudah berusaha meyakinkan Dakota tapi gue malah di jodohkan dengan Dora yang sedang mencari peta. Guys, gue mohon, doakan gue, setidaknya supaya gue kuat dan enggak mabok - mabokkan minum Coca Cola.

Betapa malang nasibku.....