webnovel

Bab 10 Mengisi Formulir UMPTN

Hasil ujian masuk perguruan tinggi yang dia peroleh di kehidupan sebelumnya memenuhi syarat untuk menjadi siswa kedokteran di Universitas Garuda. Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Pada saat itu Clara baru menyadari kalau Lina tidak ingin dia belajar di fakultas kedokteran Universitas Garuda seperti Brian.

Menjadi alumni Universitas Garuda berarti Clara akan mendapat pekerjaan di rumah sakit ternama dan tinggal di kota besar. Dengan begitu, kelas social Clara juga akan meningkat. Lina tidak ingin melihat keponakannya memiliki kehidupan yang lebih baik dari kedua anaknya.

Clara sangat bersyukur Tuhan memberikan kesempatan baru untuk menggapai mimpinya di saat yang kritis ini.

Hari ini para siswa kelas tiga SMA mengisi formulir universitas pilihan mereka. Kipas angin yang ada di ruang kelas bekerja keras melawan teriknya matahari.

Wali kelas Clara berdiri di podium dan meminta ketua kelas untuk membagikan formulir pendaftaran ujian. Mereka mendapat formulir simulasi terlebih dahulu. Setelah memastikan tidak ada kesalahan, para siswa mendapat formulir resmi.

Wali kelas mengingatkan murid-muridnya, "Kalian harus memastikan kode perguruan tinggi dan kode jurusan yang kalian inginkan. Jangan sampai salah. Kalau sampai salah, kalian sendiri yang rugi karena formulir ini tidak bisa diubah. Apakah kalian mengerti?"

Para siswa di kelas sibuk berkonsentrasi mengisi formulir. Wali kelas tidak terlalu khawatir karena para siswa di kelasnya cukup pintar. Mereka pasti tidak akan membuat kesalahan fatal.

Setelah para siswa selesai mengisi formulir, ketua kelas segera mengumpulkan formulir sesuai nomor peserta. Kemudian, wali kelas membawa formulir itu ke ruang guru.

Begitu wali kelas meninggalkan ruangan, suasana di dalam kelas menjadi gaduh.

"Rara, kamu mengisi jurusan apa?" tanya Amanda yang duduk di sebelah Clara.

"Jurusan kedokteran." Jawab Clara.

"Kamu ingin menjadi dokter? Tapi ibuku berpikir kamu tidak akan bisa menjadi dokter." Kata Amanda sambil menggelengkan kepalanya.

"Bukankah ibumu adalah seorang eksekutif bank?"

"Ya, ibuku telah bertemu dengan banyak orang. Jadi dia bisa membaca karakter orang dengan tepat." Amanda percaya pada perkataan ibunya. Gadis itu berpikir jalan satu-satunya bagi Clara untuk hidup berkecukupan adalah dengan menikahi pria kaya.

"Rara, ibuku bilang kamu memiliki wajah yang cantik dan kepribadian yang lemah lembut. Sebaiknya kamu menjadi guru atau mungkin kamu bisa menjadi artis."

Clara yang dipandang sebelah mata tidak ambil pusing. Setelah mengetahui kepribadian Lina yang sebenarnya, dia tidak percaya pada saran yang diberikan oleh para tetua.

"Bagaimana denganmu Amanda? Aku dengar ibumu ingin kamu sekolah di luar negeri?" tanya Heru yang duduk di kursi belakang kedua gadis.

"Ya, ibuku telah mengatur agar aku masuk jurusan ekonomi dan bisnis, lalu aku akan melanjutkan pendidikan ke London." Balas Amandan dengan wajah bangga.

Beberapa orang siswa di kelas menatap gadis itu dengan tatapan iri.

Pada akhir tahun 1990-an, tidak banyak keluarga yang mampu menyekolahkan anak mereka ke luar negeri dengan biaya sendiri. Hal ini menunjukkan kalau keluarga Amanda memiliki kemampuan ekonomi yang sangat kuat.

"Amanda, jangan lupa bertukar nomor ponsel denganku," Heru meminta Amanda untuk meninggalkan kesan dan pesan di buku kenangan kelas mereka.

Siapa yang bisa menjamin bahwa semua siswa memiliki kepribadian yang polos? Semakin elit seorang siswa di sekolah, mereka pandai dalam berpolitik dan membangun jaringan koneksi dengan siswa lain.

Clara teringat persahabatan palsu yang dimiliki oleh teman-teman di kelasnya.

Amanda menulis pesan di buku kenangan sehingga Heru tersenyum lebar karena merasa bangga.

"Aku sudah selesai. Apakah kamu ingin meminta Rara meninggalkan pesan di buku kenangan?" kata Amanda pada Heru.

"Rara, apakah kamu mau meninggalkan pesan?"