webnovel

15

azkiya sangat terkejut melihat iren yang keluar dari rumah eva , " ren? " ujar azkiya dengan pandangan mata yang tidak lepas

" azkiya lo yang nlpn gue tadi ?" ujar iren dengan wajah yang sembab seperti orang yang habis menangis.

azkiya mengangguk pelan , iren langsung terduduk menunduk di bawah azkiya.

" azkiya makasih banyak " ujar iren sambil menangis

azkiya langsung memegang tubuh iren supaya kembali berdiri di hadapan nya ,

" sama sama ren , yang penting eva udah di rumah dengan selamat " ujar azkiya tersenyum

" gue ga tau lagi nasib gue nanti kalau eva belum pulang ki mungkin gue udah masuk rumah sakit atau udah di kubur " ujar iren

" maksud lo?" ujar azkiya yang tidak paham maksud iren

iren menyuruh azkiya dan azka masuk ke dalam rumah nya dulu , " maksud lo gimana tadi ?" tanya azkiya setelah duduk di sofa rumah iren.

" eva anak kesayangan ayah tiri gue , dia sayang banget sama anak nya eva , suatu ketika eva main kesandung dan berdarah akibat ulah nya sendiri gue yang di pukul habis habis an sama bokap tiri gue , gue ga tau lagi sih gimana nasib gue kalau eva belum pulang , gue makasih banget sama lo berdua " ujar iren nangis sesegukan

ternyata sejahat itu ayah tiri nya memperlakukan iren , azkiya mendengar cerita itu langsung merasa kasian dengan iren , makanya sampai sekarang azkiya ga mau punya ayah tiri , azkiya duduk di sebelah nya dan mengusap punggung iren ,

" nyokap lo?" tanya azkiya

" dia takut sama ayah tiri gue biarin ngeliat anak nya di pukulin " ujar iren

ternyata sekejam itu kehidupan iren ,

" sabar ya ren , gue ketemu adik lo di dekat komplek gue , kok bisa adik lo keluar sendirian? " ujar azkiya

" gue lagi buat cemilan buat dia , pas gue keluar tiba tiba udah ga ada gue cari kesetiap halaman yang dia main juga ga ada " ujar iren

azkiya mengangguk mengerti , " gue malu sama lo ki" ujar iren menutup wajah nya

" gue pernah jahatin lo , gue ngerasa malu banget sekarang , tapi dengan baik nya lo bantuin gue " ujar iren

" gpp udah gue maafin ko itu juga bukan salah lo gue tau lo cuma ngikutin perintah nya doang " ujar azkiya tersenyum

iren memeluk azkiya erat , " maafin gue ya ki " ujar iren snagat merasa bersalah

" iya iya " ujar azkiya menepuk punggung iren pelan.

azka melihat azkiya yang sangat tulus memeluk iren tanpa sadar terlukis senyuman di bibir nya.

" lo ga salah ko ren , itu cuma cobaan buat lo" ujar azkiya sambil tersenyum hangat

iren mengangguk pelan , " yaudah kita balik dulu ya " ujar azkiya

eva berlari dari tempat main nya memeluk azkiya , " kaka mau kemana?" ujar eva yang tidak melepaskan pelukan nya ,

" aku pulang dulu , nanti kapan kapan aku main " ujar azkiya menunduk dan mencolek hidung eva

" janji?" ujar nya

azkiya mengangguk senang , " ka azka juga pulang ?" tanya nya ke azka

" iya dong , nanti kaka ini pulang naik apa " ujar azka tersenyum melihat eva.

" babay " ujar eva melambaikan tangan nya.

" jangan nakal ya eva , jangan keluar sendirian" ujar azkiya

" okee " eva kembali main ke tempat mainan nya

iren mengantarkan azkiya dan azka sampai depan pintu rumah nya , " makasih banyak ya ki azka " ujar iren yang tidak berhenti berterimakasih ke azka dan azkiya

" iya ren kita pulang dulu ya " ujar azkiya

" iya hati hati"

mereka pun naik ke dalam mobil untuk pulang ke rumah , " kasian ya iren " ujar azkiya

" kasian kenapa ?" tanya azka

" dia di marahin sama ayah tiri nya cuma gara gara adik nya jatuh , ga abis pikir si dia sepanik apa tadi " ujar azkiya

" ya itu resiko dia , kalau gua jadi lu tau kalo itu adik nya dia ga bakal gua bantu si " ujar azka

" kenapa?"

" dia pernah buly lo smaa kawan kawan nya lu lupa?" ujar azka yang masih mengungkit masalah itu

" iya udah gue lupain udah gue maafin juga " ujar azkiya

" secepet itu?" tanya azka , dan di jawab anggukan.

" gue cuma maafin mereka bertiga kecuali sandra " ujar azkiya

azka mengangguk mengerti , " kalo lo jadi dia apa yang lo lakuin ?" tanya azkiya ke azka

" tlpn polisi mungkin " ujar azka

" ga bisa lah keburu ayah nya pulang "

" yaudah pasrah " ujar azka

" kalo gue , pasti kabur sih pergi ke rumah sahabat gue " ujar azkiya

" iya pasti, kan lu seneng nya bikin orang repot" ujar azka tertawa

" dari pada gue habis mending kabur lah ke rumah orang " ujar azkiya

" kalo lu kabur gue yang kasih tau " ujar azka tertawa puas

" lo jahat banget jadi manusia" ujar azkiya

setelah sampai di rumah..

" okee thanks yaa " ujar azkiya turun dari mobil azka

azka mengangguk sebentar , dan memarkir kan mobil nya ke teras rumah nya.

ternyata arka sudah pulang bersama ibu nya sejak tadi ,

" dari mana azkiya ?" tanya arka ke azkiya

" keluar , abis bantu anak kecil" ujar azkiya.

" bantu anak kecil?"

" e'em"

" abang dari mana ?" ujar azkiya

" di ajak ibu ke rumah temen nya , tadi mau ajak kamu " ujar arka

" kalo di ajak kiya juga ga bakal mau , lama ngobrol mulu" ujar azkiya

" iya sih tapi untung nya tadi anak nya tante siska cantik , bang arka betah " ujar nya sambil tertawa

" ih genit banget abang " ujar azkiya meledek abang nya

" udah makan ?"

" udah barusan , kiya ngantuk kiya tidur dulu ya " ujar azkiya

" okee "

azkiya kembali ke kamar nya , tempat ternyaman menurut nya adalah kamar nya , menjatuhkan tubuh nya kasar di atas kasur ,

" uh enak nya " ujar azkiya dengan mata yang suda tertutup, akhir nya azkiya pun tertidur pulas , cuma butuh waktu beberapa menit.

~ malam di rumah azka ~

seperti biasa azka menggambar di buku gambar nya , kali ini azka menggambar di taman dalam rumah nya di temanin dengan kerlipan bintang , azka menggambar dengan sangat hening dan tenang , notifikasi dari ponsel nya , azka mengambil dan melihat nya.

" azkiya?" batin nya

azka membuka pesan masuk dari azkiya ,

azkiya

azka sini ke rumah kita main ps , -arka

ternyata pesan itu dari arka yang menggunakan ponsel azkiya ,

azka

oke bang otw

azka membereskan semua alat gambar nya dan di simpan rapih ke dalam kamar nya , setelah itu azka keluar rumah nya untuk bermain game dengan arka .

sampai nya di depan pintu azka di sambut oleh arka , " woi bro " ujar arka merangkul azka

azka hanya tersenyum dan tertawa kecil.

" main apa nih kita" ujar azka

" apa ya , bola aja deh " ujar nya

mereka pun fokus bermain game di ps nya , dengan suara suara yang heboh , rumah yang tadi nya hening tak bernyawa , seketika rame setelah ada azka dan arka.

azkiya yang terbangun karna terkejut mendengar suara teriakan dari luar kamar nya.

" woi berisik " teriak azkiya dari dalam , dengan nyawa yang masih setengah sadar

azka dan arka tidak mendengarkan azkiya ,

" ampun dan tuh orang " ujar azkiya bangun dari tempat tidur nya dan berjalan keluar ,

azkiya membuka pintu nya , " berisikkkkk " teriak nya

" maaf ki ga maksud " ujar arka santai ,

azkiya berjalan ke arah arka , " lo lagi " ujar azkiya menatap azka

azka tersenyum dan masih fokus ke game nya , " enek banget gue hari ini liat lo terus " ujar azkiya dan duduk di sofa

" bang arka yang suruh kesini " ujar arka membela azka

azka menoleh ke azkiya meledek dengan memelet kan lidah nya.

azkiya duduk bengong melihat mereka berdua yang akrab , ibu nya memanggil untuk makan malam kali ini , " arka kiya makan " ujar ibu nya dari dapur

" iya bu , makan dulu yo " ajak arka mengajak azka untuk makan bersama

dan mereka berdua meninggal kan azkiya yang masih terduduk di sofa , " gue ga di ajak?" batin azkiya

azkiya berjalan dengan males dan kesal , " eh ada azka " ujar ibu nya ramah

" iya tante " ujar azka tersenyum

" ayo kita makan malam bareng bareng " ujar nya

azka mengangguk , sebenar nya dia sudah makan malam di rumah bareng keluarga nya , tapi karna ga enak menolak jadi dia ikut makan bersama,

azka duduk di samping arka , azkiya bangun dari tempat duduk nya mengusir azka untuk pindah ke tempat lain , " awas gue disini " ujar azkiya menyolek nyolek azka , " ga gua duluan " ujar azka tidak mendengarkan azkiya , " awas ga " ujar nya menarik baju azka , mereka seperti anak kecil yang berebutan bangku untuk dekat dengan ibu nya.

" azkiya duduk di samping ibu " perintah ibu nya ke anak gadis nya , dengan kesal hati azkiya berjalan kembali duduk di samping ibu nya.

arka melihat kelakuan mereka pun hanya tertawa ," inget udah pada gede masih aja berantem " ujar arka melahap nasi nya

" jangan deket deket abang gue " ujar azkiya

" sekarang sama sama adik abang " jawaban azka membuat azkiya tambah kesal.

azkiya menggertakan sendok nya di atas piring ny , " azkiya ga sopan " ujar ibu nya.

azkiya mengerucutkan bibir nya gemes ,

azka tertawa melihat azkiya

setelah mereka makan malam bersama arka kembali mengajak azka bermain lagi , lagi lagi azkiya di lupain abang nya.

" awas lo ya bang arka " batin azkiya menatap arka tajam

azkiya membantu ibu nya membersih kan dapur terlebih dahulu.

setelah selesai , azkiya mendekat duduk di samping arka , " abang ice cream kiya abis ayo beli ke indomaret " ujar azkiya menarik narik lengan arka

" ambil uang nya di dompet abang ," ujar arka tanpa melihat wajah azkiya sedikit pun

" beli sama bang arka?" ujar azkiya

" sendiri aja biasa nya sendiri " ujar arka

" temenin udah malem takut " ujar azkiya merengek seperti bocah kecil

" abang lagi main sebentar " ujar arka

" ayo ayoooooooooo " teriak azkiya

" azkiya minggir dulu sebentar " ujar arka dengan pelan ,

" ah " azkiya kembali ke kamar nya dengan wajah yang kesal.

azkiya menunggu azka untuk pulang ke rumah nya , " betah banget si tuh orang " gerutu nya.

jam 23.00 di luar kamar nya masih rame dengan suara arka dan azka , azkiya tidak bisa tidur walaupun sudah menutup telinga nya dengan headshet.

ga lama suara berisik itu pun berhenti , azkiya melongok keluar dari kamar nya , " nah gitu dong pulang dari tadi " ujar azkiya senang melihat azka yang sudah pulang.

" ngapain ?" tanya arka

azkiya tidak menjawab dan masuk ke kamar nya , "kenapa ?" tanya arka lagi melihat kelakuan adik nya yang aneh.

" ayo beli ice cream" bujuk arka

" ngiggo udah tengah malem " ujar azkiya

" masih buka , ayo " ajak arka yang ga mau adik nya ngambek dan cuekin nya

" ga udah ga mood " azkiya menutup semua tubuh nya dengan selimut .

arka pun keluar dari kamar nya berniat ke indomaret membelikan adik nya ice cream ,

setelah mendapatkan ice cream di indomaret yang masih buka arka pun pulang ke rumah ,

" azkiya " ujar arka

" em " jawab azkiya membuka selimut nya

" taraaaa " ujar arka melihat kan dua plastik penuh ice cream ,

" makasih " jawab azkiya

" udah jangan ngambek lagi , ini simpan di dalam kulkas biar ga cair " ujar arka menyodorkan nya ke azkiya

azkiya mengambil dan membawa nya ke dalam kulkas.

walaupun masih kesal karna azka , hati nya kembali mencair karna ice cream yang di belikan abang nya.

azkiya mengemil ice cream di tengah malam dan di temanin drakor.

keesokan pagi nya , seperti biasa setiap hari libur nya azkiya selalu bangun jam setengah enam pagi , dimana matahari belum muncul.

azkiya berlari keluar mengelilingi komplek untuk berkeringat . setelah sekitar satu jam an dia berlari tanpa henti , azkiya mampir ke taman dekat rumah nya. untuk bersantai dan beristirahat sambil memanjakan mata nya , dengan keringat yang sudah membasahi baju nya.

menikmati pemandangan taman di pagi hari , yang terlihat sejuk dan rapih belum juga di penuhi dengan orang orang, membuat hati nya tenang dan senang.

azkiya mengingat kejadian dimana ia bertemu azka pertama kali membuat hati nya berdebar.

setelah tiga puluh menitan azkiya istirahat , azkiya pun pulang ke rumah untuk mandi.

ibu dan arka tentu saja masih ada di dalam mimpi nya masing masing.

azkiya berjalan ke dalam kamar nya , ponsel nya berbunyi melihat tanggal yang di atur setiap tahun nya , tanggal 17 desember hari dimana di bentuk nya persahabat an mereka bertiga , biasa nya setiap di hari persahabat nya mereka saling mengasih kado satu sama lain.

azkiya duduk di kursi belajar nya , melihat foto foto sahabat nya yang di simpan di ponsel nya. tiba tiba air mata nya menetes mengingat kalau persahabatan nya kali ini sedang tidak baik baik saja , azkiya tersenyum melihat foto nya bersama tiga sahabat nya. setelah itu menaru ponsel dan pergi mandi untuk membersihkan diri nya.

azkiya menggunakan baju rumahan biasa , keluar dari kamar nya , " bang arka " ujar nya yang melihat arka sudah di depan tv

" udah bangun ?" ujar arka

" udah lah , abis lari pagi " ujar azkiya

" ga ajak ajak "

" bang arka ga bilang " ujar azkiya

azkiya mengambil cemilan nya di lemari khusus untuk semua snack snack nya.

" abang mau ?" ujar nya menawarkan snack yang ada si tangan nya

" engga masih pagi " ujar arka

" oke " azkiya kembali duduk di samping azka sambil mengunyah.

" abang mau kemana hari ini?" tanya azkiya

" kalo temen abang ada yang ngajak main , ya keluar , kamu mau kemana? " ujar arka

" sama kaya bang arka "

mereka menikmati hari libur nya di rumah.

notifikasi whatsap , azkiya langsung mengambil ponsel nya ,

clay

gue dah di taman

azkiya ingat kalau hari ini ada janji dengan clay

azkiya

gue otw

azkiya buru buru mengganti baju nya , menggunakan celana panjang dan hodie panjang berwarna pink ,

, ia sangat berharap kalau clay akan meminta maaf dan baikan lagi seperti biasa lagi, sahabat yang saling menyayangi satu sama lain , azkiya pergi keluar rumah nya menuju taman untuk bertemu dengan clay.

sesampai nya di taman azkiya mencari keberadaan clay di taman yang luas ini , melihat seseorang yang sedang duduk di kursi taman sendiri dengan menggunakan baju biru , azkiya langsung berlari menghampiri nya.

" clay " ujar azkiya menyapa clay

clay bangun menatap azkiya dengan tatapan yang dingin.

" ngapain mau ketemuan di sini?" tanya azkiya lagi

" lo masih anggap gue sahabat kan?" ujar clay

" menurut lo ?" tanya balik azkiya

" gue tanya lo masih anggap gue sahabat apa engga " ujar clay kali ini dengan suara yang cukup keras

azkiya ngga mengerti kenapa sikap clay berubah tiba tiba , " kalo gue ga anggap lo sebagai sahabat ngapain juga gue dateng kesini " ujar azkiya

" kalo lo masih mau jadi sahabat gue , lo jauhin azka " ujar clay yang lagi lagi membahas tentang azka , azkiya tidak mengerti jalan pikiran clay sekarang.

" lo nyuruh gue kesini cuma mau bilang itu doang?" ujar azkiya tersenyum sinis

" lo jauhin azka , hubungan persahabatan kita bakal baik baik aja " ujar clay lagi

" gue ga deket sama dia gimana bisa gue jauhin " ujar azkiya membantah omongan clay

" ga usah muna deh ki , " ujar clay tersenyum miris

ngga tau kenapa setiap clay mengatakan munafik kepada diri nya hati nya terasa sangat sakit.

" lo terlalu egois clay , lo harus dapet apa yang lo mau , ingat lo bukan ratu apa lagi tuan putri clay! , ga semua hal yang lo mau harus jadi milik lo , gue ga pernah kenal sama clay yang sekarang , clay yang dulu udah mati! buat gue , kalo lo mau deketi azka seterah lo deketin sebisa lo , gue bakal ngejauh dari dia , tapi mungkin juga gue ga bakal mau temenan apa lagi sahabatan sama orang yang egois kaya lo lagi , " ujar azkiya tersenyum miris dan mata nya yang sudah memerah

clay mematung mendengar omongan panjang azkiya , " gue pergi " ujar azkiya berjalan pergi meninggal kan clay , harapan nya terlalu tinggi untuk baikan dengan clay , jauh dari apa yang dia kira , bukan nya kembali seperti biasa lagi azkiya malah memutus kan hubungan persahabatan nya dengan clay.

" gue juga ga mau sahabatan sama orang munafik kaya lo" teriak clay

azkiya menatap nya sekilas dan berlari pulang

sepanjang jalan ke arah rumah nya azkiya terus terus an menetesan air mata nya yang tidak bisa di tahan.

azka habis pulang membeli susu hamil untuk ibu nya , melihat azkiya berjalan dengan tangis nya , azka pun menghampiri nya , ntah mengapa azkiya slalu di pertemukan oleh azka setiap saat di butuh ka .

" lo kenapa?" tanya azka ke azkiya

" bukan urusan lo " ujar azkiya , azka menarik tangan azkiya dan memeluk nya.

azkiya berusaha melepaskan pelukan azka , " sial kenapa pelukan nya sangat nyaman bagi azkiya " , azka memeluk nya semakin erat , dan azkiya pun menangis di pelukan azka ,

" gpp ada gue " ucapan tiba tiba keluar dari mulut nya azka , azkiya melepaskan pelukan nya dan berlari ke rumah nya.

sampai nya di rumah azkiya mengunci kamar nya ,menutup wajah nya dengan bantal , sangat sesak rasa nya bertengkar dengan sahabat sendiri.

ponsel nya berbunyi berkali kali , vidio call dari luna , azkiya berusaha meraih ponsel nya yang jauh dari lengan nya.

" azkiya ?" ujar luna yang hanya melihat tembok

" azkiyaa " ujar nya lagi

azkiya melihat kan wajah nya yang sembab habis menangis , " ki lo kenapa?" tanya luna panik , karna jarang jarang melihat azkiya nangis.

azkiya berusaha tersenyum , " gue gpp " ujar azkiya dengan senyuman terpaksa nya , ia ga mau melihat luna khawatir .

" lo cerita sama gue " ujar luna

" gue gapp lun bener " ujar azkiya tertawa untuk membuat luna percaya

" lo di rumah , gue tau lo knp knp gue otw sekarang " ujar luna mematikan tlpn nya.

azkiya menangis cukup lama , air mata nya terus saja mengalir , memang terlihat lebay , tapi itu yang dia rasakan saat kehilangan sahabat nya.

seterah beberapa lama luna pun datang kerumah azkiya , luna mengetuk pintu kamar azkiya yang terkunci.

" ki ini gue " ujar luna sambil mengetuk pintu kamar azkiya

azkiya berjalan membukakan pintu nya , luna langsung memeluk azkiya dengan hangat , " lo kenapa?" tanya luna yang menahan supaya tidak ikut menangis ,

azkiya dan luna duduk di kasur , " gue ketemu sama clay " ujar azkiya dengan ngomong terbata bata

" clay ? dia apain lo ?" ujar luna

azkiya menggeleng , " dia ga ngapa ngapain , dia bilang sama gue kalo mau masih jadi sahabat nya harus jauhin azka " ujar azkiya sebenarnya tidak masalah untuk menjauhi azka bagi azkiya ,

" terus ? " ujar luna

" pokonya gue bilang sama dia gue bakal jauhin azka tapi engga buat jadi sahabat nya lagi " ujar nya dengan tangisan yang semakin keras dan mempersingkat cerita nya.

" lo kan tau ki , clay dari dulu memang begitu , " ujar luna sambil mengelus elus belakang azkiya

" tapi dia udah keterlaluan ki , nyuruh gue menjauh agar jadi sahabat nya lagi emang di pikir dia penting bngt buat hidup gue " ujar azkiya

" iya iya keputusan lo bener ko ki , udah jangan nangis lo masih punya gue , gue juga sahabat lo , " ujar luna

azkiya menatap ke wajah luna dan memeluk nya erat , " makasih lun cuma lo sahabat terbaik gue " ujar azkiya

" udah jangan nangis lagi biarin aja dia pergi , kita bisa bikin kenangan indah berdua " ujar luna nyemangati azkiya supaya tidak sedih lagi

azkiya kembali tersenyum , " maafin gue ya ki ini semua gara gara gue , coba kalo waktu itu gue ga keceplosan mungkin clay ga bakal marah sama lo" ujar luna

" bukan gara gara lo , emang semua murid di sana udah tau , jangan salahin diri lo gue gaa suka " ujar azkiya dan di jawab anggukan oleh luna.