Tanpa bisa berpikir lebih lama, tiba-tiba dia merasakan sebuah tatapan yang berbahaya. Hal tersebut membuatnya langsung melompat dari lantai yang dingin dan menatap mata berbahaya itu dengan waspada.
Seorang pria sedang duduk dengan tenang di depan jendela besar yang ada di bawah cahaya yang redup. Lu Zijia hanya bisa melihat siluet sosok pria tersebut.
Saat mendongakkan kepala, dia tiba-tiba bisa melihat sepasang mata mengerikan yang menatapnya tanpa perasaan. Pupil mata Lu Zijia seketika memicing. Instingnya sebagai kultivator mengatakan jika pria itu tidak hanya sangat berbahaya, tapi juga sulit dihadapi!
Saat dia terbangun, Lu Zijia sudah menyadari bahwa kekuatan yang dia punya tidak tersisa sedikitpun. Sekarang, bahkan tubuhnya terasa panas dan lemah. Dalam keadaan ini, jangankan seorang kultivator tingkat rendah, manusia biasa yang sedikit kuat pun mampu mengalahkannya.
Meskipun pria itu duduk di kursi roda dan tampak tidak berbahaya, tapi dia yakin instingnya tidak salah. Pria itu pasti sangat berbahaya.
Oleh karena itu, Lu Zijia segera membuat keputusan. Keputusan yang sebenarnya sedikit pengecut…
"Aku dilempar masuk ke sini bukan secara sukarela datang. Maaf mengganggu waktumu, aku akan pergi."
Lu Zijia tersenyum polos. Dia mencoba mencerna ingatan yang ada di benaknya. Kemudian, Lu Zijia membungkuk ke arah pria itu dan berbalik hendak membuka pintu.
Setelah gagal menghadapi malapetaka, dia pikir dia akan mati. Namun, tidak disangka-sangka, saat membuka kembali matanya, ternyata dia dilahirkan kembali ke dunia yang sangat asing baginya.
Meskipun tidak tahu kenapa ini bisa terjadi, tapi hal itu tidak menyurutkan Lu Zijia untuk merasa bersyukur karena bisa terlahir kembali.
Namun…
Lu Zijia menatap gagang pintu besi yang dia genggam. Dia mengerutkan kening lebih dalam dan dalam. Kemudian dia mencoba sekali lagi. Akan tetapi pintu itu masih tetap tidak terbuka.
Lu Zijia berkonsentrasi sambil mengingat cara membuka pintu. Dia sudah yakin telah mencoba membuka pintu dengan cara yang benar, tapi kenapa pintunya tetap tidak terbuka?
Apakah pintu ini tahu jika dirinya berasal dari dunia lain dan sengaja memperlakukannya berbeda?
Tiba-tiba, Lu Zijia mengingat ketika dua orang pria tadi melemparkan pemilik asli tubuh ini. Seketika itu juga, dia paham jika malam ini dia mungkin tidak bisa keluar dari sini.
Saat ini, Lu Zijia hanya seorang manusia biasa, harus dia akui bahwa dia sudah kehilangan kekuatan untuk menerobos pintu. Yang hanya bisa dia lakukan adalah tetap berada di dalam ruangan ini untuk sementara waktu dan menunggu ada seseorang dari luar yang akan membukakan pintu.
"Er … pintunya tidak bisa dibuka. Bolehkah aku menginap di sini malam ini? Jangan khawatir, tempat tidurnya masih menjadi milikmu. Aku hanya akan meminjam sofa kecil."
Lu Zijia berbicara menggunakan bahasa lokal. Mungkin karena sisa ingatan pemilik asli tubuh ini masih ada di dalam kepalanya.
Tanpa menunggu jawaban pria itu, Lu Zijia sudah pergi menuju sofa dan duduk di sana sambil mengucapkan 'terima kasih'. Seolah-olah pria itu telah mengizinkannya untuk tetap tinggal.
Lu Zijia terlihat tenang. Padahal sebenarnya dia sedang merasa waspada terhadap pria itu.
Di Dunia Kultivasi, hanya yang terkuatlah yang akan selamat. Jika dia lengah dan tidak bersikap waspada, maka dia tidak akan pernah menjadi leluhur tingkat Jin Dan seperti ini.
Begitu Lu Zijia duduk, pria yang bersembunyi di bawah kegelapan itu mengendalikan kursi roda, Pria tersebut memperlihatkan dirinya dalam cahaya yang lebih terang.
Ketika pria tersebut mendekat, Lu Zijia merasa ada tekanan yang menyelimuti benaknya. Akan tetapi dia tetap melihat wajah pria itu dengan jelas.
Dia memiliki wajah bak pahatan patung yang indah. Bentuk wajahnya begitu sempurna. Seolah Tuhan mengukirnya dengan begitu hati-hati. Dia adalah pria paling tampan yang tidak tertandingi.
Hanya saja, kaki pria itu cacat. Hal tersebut membuat orang merasa kasihan melihatnya.
"Tuan Muda Kedua Mu."
Lu Zijia mengenali identitas pria itu dari ingatan yang dimiliki oleh pemilik asli tubuh ini.
Di saat yang bersamaan, dia bisa merasa bahwa pria yang disebut sebagai Tuan Muda Kedua Mu ini sangat ingin membunuhnya!
Benar saja, sebuah moncong hitam membidiknya di detik selanjutnya. Sejauh yang dia tahu, benda ini adalah sejenis senjata panas yang mematikan.
Lu Zijia, "..."
Dia bisa membunuh siapapun setiap saat. Tuan Muda Kedua Mu ini memang kejam dan ganas seperti yang dikabarkan.