webnovel

BAB 15 MENGHINDAR

"Ikutan, dong." Kata Boby.

"Oke, tapi kalian harus pargoy. Gimana?"

"Idih, nggak mau aku." Ujar Roby.

"Ya sudah sana kalian, jangan di sini. Merusak suasana tau." Kata Sisil.

"Hallo, Lek. Kami di belakang sekolah nih sama cewek-cewek." Kata Boby menelpon Alek.

"Sip, cepetan!" Katanya lagi lalu memutuskan telepon.

"Manggil, Alek. Lu Bob?" Tanya Una.

"Iya, biar seru."

"Yuk, Putri, Una. Kita pulang, mending kita di rumahku tidak ada yang ganggu." Kata Sisil.

"Ayo." Sahut Una.

"Yah, kok di tinggalin. Alek juga mau ke sini." Kata Boby.

"Siapa juga yang nyuruh ke sini, bay." Sahut Sisil.

Saat di gerbang sekolah mereka berpapasan dengan Alek.

"Mau ke mana kalian?" Tanya Alek.

"Ya mau pulang, lah." Sahut Sisil.

"Boby mana, Sil?" Tanya Alek.

"Tuh di belakang sana." Tunjuk Sisil.

Sebelum pergi Alek menatap Putri tak lupa dia memberi senyuman manis kepadanya.

Sesampainya di rumah Sisil.

"Kok sepi, Sil?" Tanya Putri.

"Orang tuaku pergi bekerja." Jawab Sisil.

"Oh."

Setelah Sisil membuka pintu dengan kunci, mereka masuk ke dalam.

"Kalian kalau mau minum, ambil sendiri di kulkas ya. Aku mau ganti baju." Kata Sisil.

Putri dan Una meletakkan tas ranselnya di sofa.

"Gerah banget." Kata Una melepas jilbabnya.

Putri juga ikut melepaskan jilbabnya.

Tak lama Sisil keluar hanya memakai kaos oblong dan celana pendek sepaha.

"Kalian mau ganti baju? Nanti ku pinjamkan." Kata Sisil.

"Boleh deh, pinjam yang kaya kamu pakai itu, Sil." Ujar Una.

"Kamu, Put?"

"Aku nggak usah." Jawab Putri.

Una mengikuti Sisil ke kamarnya, tak lama dia keluar lagi dengan baju yang sudah di ganti.

"Kita makan dulu yuk, perutku lapar. Kayaknya mie instan enak nih, kalian mau?" Kata Sisil.

"Mau, tapi kamu yang masakkan ya, Sil." Kata Una.

"Oke, kamu Put?"

"Iya, deh. Perutku juga kebetulan lapar." Sahut Putri.

Mereka makan mie rebus bersama.

"Gimana kita buat team yuk, jadi kalau buat konten bertiga." Saran Sisil.

"Bisa itu, tapi apa nama teamnya yang bagus?" Tanya Una.

"Apa, ya?" Kata Sisil.

"Menurut kamu apa nama yang bagus, Put?" Tanya Una.

"Entahlah, apa ya?"

"Nanti aja di pikirinnya, yuk kita latihan aja. Kan ada tuh dance yang lagi viral." Terang Sisil.

"Maksudnya mau ngikutin gitu?" Tanya Una.

"Iya, gimana? Biar kita bisa jadi terkenal." Kata Sisil.

"Ayo."

Mereka bertiga sangat bersemangat untuk membuat team dance, bermacam dance yang lagi rame mereka praktekan.

"Ish, capek banget." Kata Una.

"Mana capek, nggak ada satu pun yang pas." Sela Sisil.

"Eh sudahan dulu yuk, sudah jam 3 sore tuh." Sela Putri.

"Astaga! Yuk, yuk pulang." Kata Una.

"Nanti besok kita latihan lagi, yuk." Ajak Sisil.

"Ayo, tapi gantian. Nanti di rumah aku terus di rumah kamu lagi." Kata Una.

"Oke."

Una dan Putri pulang ke rumahnya masing-masing.

"Putri, Kenapa kamu baru pulang? Sudah jam berapa ini?" Kata Ibunya ketika Putri batu sampai ke rumah.

"Aku tadi belajar bareng, Bu. Sama Una juga Sisil." Sahut Putri seraya masuk ke dalam kamar.

"Kak, kok baru pulang. Bukannya tadi kelas kalian pulangnya lebih awal." Tanya Dila yang baru masuk menghampiri Putri.

"Berisik, aku capek." Kata Putri.

"Kan aku cuma nanya, kak."

Putri memilih melihat ponselnya, ada pesan dari Alek yang tidak terbaca olehnya.

"Put, besok aku jemput lagi ya?" Kata Alek.

"Iya." Jawab Putri, hati Putri berseri-seri kalau mengingat Alek. Mungkin besok dia akan menjawab pertanyaan Alek, bahwa dia menerima perasaannya.

Jam mununjukan pukul 8 malam, Putri duduk di depan televisi bersama Dila dan Ibunya.

"Ada apa nih, kok senyum-senyum?" Tanya Ayahnya melihat Putri senyum-senyum, padahal di tv sedang siaran iklan.

Seketika wajah Putri yang bahagia mendadak murung. Sang Ayah merebahkan diri disebelah Putri, Putri diam sambil mendengar Dila adiknya mengoceh tentang flim yang ditontonnya. Di sebelah Dila ada Ibunya yang melipat pakaian, saat lengah sang Ayah mengelus pan*at Putri. Putri kaget dan melirik Ibu juga adiknya tapi mereka tidak memerhatikan. Putri menyingkirkan tangan sang Ayah tapi tangannya kembali lagi, sebenarnya Putri ingin terus menonton flim kesukaannya tapi dia memilih pergi ke kamar.

"Aku mau tidur duluan, Dila kita tidur yuk." Ajak Putri.

"Ya, kan belum selesai flimnya kak."

"Nanti ku kunciin kalo kamu masih tetap di sini." Kata Putri mengancam adiknya.

Ayahnya hanya diam melihat perubahan Putri.

"Cepat!" Kata Putri pada adiknya.

"Kenapa sih kak?" Tanya Dila mengikuti Putri.

"Sudah mau, tidur?" Tanya Ibunya yang baru keluar dari dapur.

"Iya." Sahut Putri.

Putri dan Dila sudah di kamar, tak lupa Putri mengunci pintu.

"Kenapa sih kakak ini, kan flim boboy nya belum selesai." Kata Dila sedikit kesal.

"Cepat tidur, nanti besok kesiangan." Ujar PUTRI.

Putri menghidupkan alarm tepat jam 6 pagi, dia ingin saat Alek menelpon dia sudah benar-benar sudah rapi berpakaian.

Alarm berbunyi, Putri bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi. Tapi tumben Ibunya tidak keluar apa Ibunya sedang sakit lagi?

Putri tidak mau memikirkan itu, setelah selesai dia keluar dari kamar mandi.

Namun, Ayahnya berdiri di depan pintu kamar mandi. Putri yang kaget repleks mendorong sang Ayah lalu lari ke kamar.  "Putri Kenapa lari-lari?" Tanya sang Ibu.

Tanpa menjawab Putri langsung masuk ke kamar dan menguncinya. Saat berpakaian ponselnya berbunyi, Alek menelponnya.

"Ya, Lek?" Kata Putri.

"Kamu sudah bangun?" Tanya Alek.

"Iya, aku sudah rapi juga nih." Kata Putri.

"Kalo gitu, sebentar lagi aku jemput gimana?" Kata Alek.

"Iya." Jawab Putri.

Setelah telpon terputus dia melanjutkan menyisir rambutnya, setelah itu dia duduk dan terus menatap ponsel dengan wajah yang berseri-seri.

Hingga suara ponsel mengagetkannya, Alek menelpon, katanya dia sudah di depan gang.

Putri bergegas keluar, tanpa membangunkan Dila.

"Sudah rapi, Nak. Mana Dila?" Tanya Ibunya, Ayahnya sertinya sudah berangkat ke pasar.

"Belum bangun, aku berangkat ya Bu." Kata Putri mencium tangan sang Ibu.

"Kamu tidak sarapan dulu?" Tanya sang Ibu.

"Aku makan di kantin sekolah aja." Jawab Putri sambil memasang sepatu.

"Tunggu Ibu ambilkan uang jajan."

"Tidak usah, Bu. Aku masih punya uang." Putri keluar setelah mengucap salam.

"Hai." Sapa Putri.

"Hai, yuk naik." Kata Alek.

Putri naik ke atas motor Alek.

"Put, jam masuk kelaskan masih agak lama. Kita agak pelan aja ya?" Kata Alek.

"Emm, terserah kamu aja." Kata Putri.

Alek menaruh tangan Putri di perutnya, lalu dia menggenggam tangan Putri.

Alek menatap wajah Putri lewat spion, nampak wajah Putri bersemu merah.

"Put, sudah ada jawaban belum yang pertanyaanku kemaren?" Tanya Alek.

"Emm, sudah." Ujar Putri.

"Apa jawabannya?" Tanya Alek.

"Nanti deh kalo sudah sampai ke sekolah." Kata Putri.

"Yah, aku pengen dengar sekarang." Kata Alek. Putri hanya diam. Sampai di sekolah Putri turun dan ingin menjauh dari Alek tapi tangannya Putri di tarik Alek.

"Jawabannya?" Tanya Alek.

Putri mengangguk pelan.

"Jawab dong, Put." Kata Alek.