webnovel

Awakening Of The Fallen Soul

Violet Charlotte, hanya memiliki dua pilihan dalam hidup. menjadi seorang Ratu di negeri nya, atau di negeri pasangannya. pilihan tersebut membuat nya di tuntut untuk terus-menerus melakukan hal egois, pilihan yang selalu membawanya ke ambang penyesalan tak berakhir. sedangkan takdir tidak memperdulikan hal tersebut, suka ataupun tidak, pada akhirnya Violet memang harus tetap memilih, dan menerima apapun hasil yang akan diterima dari keputusan nya.

Ni_zza · 歴史
レビュー数が足りません
131 Chs

akhir dari kejayaan

"ia mengatakan hanya menginginkan lukisan itu, sebagai simbol dari keagungan Ettheria yang sudah sejak dulu diperbincangkan, dan keagungan itu adalah dirimu Violet."

***

"aku tidak dapat mempercayai semua ini..." mendesis letih, Violet menghembuskan napas gusar, ia jadi gelisah jika mengingat segala sesuatu mengenai Aldridge, dan hal ini membuatnya khawatir atas suatu hal yang sebenarnya hanyalah persoalan biasa.

"apa kau begitu keberatan?" tanya Carlo, pasalnya ia melihat Violet seakan tak nyaman dengan ini.

"tidak," bohong Violet.

"lalu, apa artinya kau menyetujui?"

"a-aku, aku tidak tau."

"apa ini adalah keputusan yang sulit untuk mu?" tanya Carlo lebih mendalam.

"tidak, aku hanya.. tidak tau harus menyikapinya seperti apa."

"apa kau ingin aku mengatur pertemuan agar kau dan Raja Aldridge dapat membicarakan hal ini berdua, agar semua dapat diselesaikan tanpa kurang dan rasa tak puas."

"itu tidak perlu, aku hanya perlu waktu untuk berpikir."

"apa memang sesulit itu?"

"lebih jelasnya, aku hanya... ah, biarkan aku memikirkannya dengan kepala dingin."

"aku tidak berniat mendesak mu, Violet. tetapi ini bukanlah suatu hal yang jawabannya bisa kau ulur, katakan saja dengan pasti sekarang. bukankah kau hanya perlu bersedia untuk dilukis? dan lagipula jika kau enggan, kau tidak harus menunggu berjam-jam sambil dilukis, aku akan menugaskan pelukis paling handal hingga ia dapat melukis mu hanya melalui ingatannya bagaimana?"

berdecak tak suka, Violet kembali tak mengindahkan perilaku nya yang melewati norma kesopanan sebagai seorang bangsawan, "Ck, apa memang sepenting itu? aku bukanlah suatu objek yang dapat di tuai di sembarang tempat, termasuk di kerajaan Theovelt sekalipun. kau tau bahwa kini aku adalah bentuk harga diri dan simbol dari suami ku yang notabenenya adalah Raja dari kerajaan Barat, kau tidak melupakan itu kan?"

"tentu tidak Violet, aku pun jika bisa membicarakan hal ini dengan Adam, tanpa perlu panjang lebar akan langsung ku temui ia, tetapi aku tidak menemukannya di seluruh penjuru istana Ettheria dan mendapati kabar bahwa ia sudah lebih dulu kembali ke kerajaan Barat."

terkejut, kepala Violet dipenuhi oleh beragam pertanyaan seputar Adam. apa benar Adam sudah tidak ada di Ettheria, tapi bukankah lelaki itu ada bersamanya semalam, lalu kapan perginya?

"kau tidak menemukannya?" Violet bertanya dengan nada penasaran, berbanding terbalik dengan yang sebelumnya hanya menuturkan intonasi santai serta menyindir.

"ya, aku juga bermaksud menanyakannya padamu, kenapa suamimu pergi tanpa mengabari anggota keluarga kerajaan."

"apa kau yakin ia tak ada di istana ini?"

kening Carlo mengerut, "aku sudah memerintahkan Prajurit untuk mencarinya di istana dan sekitar area kerajaan, dan ada yang mengatakan bahwa Raja Barat itu sudah berangkat sendiri menuju Istana nya."

"begitukah?"

"benar, kalau begitu apa kau sudah dapat menentukan pilihan mu sekarang?"

mendongak, Violet menatap Carlo hingga pandangan mereka berdua beradu, "bagaimana jika aku tidak menginginkannya, apa itu akan menjadi akhir dari kejayaan mu?" tanya Violet dengan kedua matanya yang memicing, seolah memancing sesuatu di antara mereka berdua.

mendapat pertanyaan diluar nalar seperti itu, Carlo hanya merespon dengan menampakkan muka nya yang terlihat tak sinkron dengan pertanyaan Violet, dengan kata lain ia menunjukkan bahwa ia tidak mengerti.

***