webnovel

AWAITS

MbPlnd · 若者
レビュー数が足りません
5 Chs

Pergilah

"Andai gue bisa menghentikan waktu," ucap gadis blonde dengan kepala yang sengaja disandarkan dibahu kekasihnya.

Pemuda ringkih itu menjauhkan bahunya dan menatap bola mata indah gadis blonde dengan heran. "Kenapa lagi?"

Gadis itu tersenyum. "Karena gue pengen lo ada disamping gue selamanya," sanggah gadis tersebut.

"Thea, dengerin gue..."

"Dengerin alasan yang sering kali lo ucapin?" Sela Thea cepat sebelum pemuda itu melanjutkan kalimatnya.

"Gue emang sayang lo, Thea. Tapi gue butuh waktu."

"Sampai kapan, lang?"

"Sampai lo lupa caranya khawatir seperti ini."

"Gue gak akan bisa lupain rasa khawatir gue."

Pemuda itu menyeritkan keningnya, "kenapa?"

"Karena cinta lo terbagi, lang."

"Gue gak ngebagi cinta ini, Thea."

"Iya. Lo itu gak ngebagi cinta. Tapi, lo itu ngebagi diri lo sendiri untuk gue dan wanita itu," ucap Thea seraya tersenyum getir.

"Maafin gue."

"Untuk apa?"

"Karena gue sering buat lo khawatir seperti ini," sesal pemuda itu.

"Galang, mau sampai kapan lo seperti ini?"

Drrrrt

Galang melirik ke layar handphonenya yang berbunyi, lalu membaca sekilas notifikasi tersebut kemudian menaruh kembali handphonenya di saku jaket.

"Gue harus pergi," lirihnya.

Thea memutar bola matanya malas. Tanpa bertanya dan tanpa kekasihnya menjelaskan, ia sudah tau apa yang akan dilakukan pemuda dihadapannya ini.

"Gue akan kembali secepatnya," ucap Galang meyakinkan.

"Pergilah," jawab Thea tenang tanpa menoleh kearah kekasihnya.

Tanpa kata, Galang berlalu pergi dari hadapannya dan meninggalkan Thea sendirian ditaman.

Ya begitulah Galang.

Pergi dan datang seenaknya tanpa memperdulikan perasaan gadis blonde itu.

Sementara, Thea masih memandang punggung pemuda ringkih yang mulai hilang dengan tatapan sendu.

Haruskah ia bertahan dengan situasi ini?

Banyak orang mengira, menjadi orang ketiga dalam hubungan seseorang sangatlah menyenangkan. Mereka bisa leluasa memiliki salah satu pihak tanpa memikirkan pihak yang tersakiti.

Namun berbeda dengan Thea. Ia menjadi orang ketiga dalam hubungan Galang dan kekasih 'aslinya' sementara ia juga yang berkali-kali di sakiti.

***

Sementara dikediaman rumah Galang, ia melihat seorang wanita tengah duduk diteras rumahnya.

Galang tersenyum, "Nayla," sapanya kemudian menghampiri wanita itu.

"Galang," sapa balik wanita itu dengan nada jauh lebih lembut dibandingkan pemuda yang saat ini berada dihadapannya.

"Dari mana?" Lanjutnya.

"Tadi gue habis beli bensin di luar. Oh iya, lo udah lama disini?"

"Barusan."

"Ya udah ayo masuk. Bunda sudah nungguin lo dari tadi."

...

"Bunda," sapa Galang ramah seraya mencium punggung tangan wanita paruhbaya itu dengan tulus.

"Tante," sapa Nayla tak mau kalah seraya memeluk dan mencium pipi wanita paruhbaya tersebut.

"Nayla, kamu makin cantik aja."

"Tante jangan gitu dong kan Nayla jadi malu."

"Gak usah malu, emang lo cantik," sanggah Galang cepat.

"Calon menantu tante kan emang cantik," puji Dewi, bunda Galang.

"Calon istri Galang juga dong, bun."

"Galang apaan sih," sahut Nayla malu-malu.

"Ayo makan. Tante udah masakin masakan kesukaan calon menantu tante."

"Tante baik deh sama Nayla."

"Kan tante sayang sama Nayla."

Perlahan senyum Galang mengembang melihat dua wanita yang sangat ia cintai bahagia seperti ini.

Lalu bagaimana dengan Thea?

Ah. Ia tidak memikirkannya untuk saat ini.

Yang pasti ia sangat bahagia melihat Nayla dan bunda bersama dalam satu ruangan yang sama.

***

Setelah selesai makan, Galang berniat untuk mengantarkan Nayla pulang kerumahnya.

Namun sebelum itu Nayla ingin mampir ketoko buku terlebih dahulu.

"Sayang, mau ikut masuk?" Cerca Nayla.

Galang menggelengkan kepalanya pelan, "gue nungguin disini aja."

"Oke, gue masuk kedalam dulu."

Beberapa menit kemudian,

Nayla keluar seraya membawa beberapa cangking tas kresek yang berisi buku-buku pilihannya.

"Udah?" Tanya Galang.

"Udah. Pulang ayo."

Tanpa kata, Nayla langsung naik dan melingkarkan tangannya dipinggang Galang.

Mereka berdua melaju ke tempat tujuannya.

***