Mursal terkekeh mendengar ucapannya. "Kamu sering sekali menyebutnya. Hati-hati, nanti jadi doa yang diAamiinkan malaikat," ujarnya sambil menatap jam tangan.
Aini tak menjawab, dia hanya bersandar dan memperhatikan Mursal yang sudah menyusun surat-surat undangan itu.
"Ayo, kita lanjut ke toko yang lain. Masih ada tiga toko lagi di kota ini, juga beberapa teman saya."
Aini mengangguk pelan, lalu bangkit bersama Azizah dan merapikan pakaian. Mereka melangkah berdua, meninggalkan toko seusai Mursal pamit pada para pekerjanya. Ketiga orang itu sudah menaiki mobil, menuju toko Mursal yang lainnya.
Selama perjalanan, awalnya Aini tak bicara apa-apa. Namun akhirnya dia menatap gurunya yang masih santai membawa mobilnya di tengah jalanan.
"Pak?"
"Hmm?"
Gadis itu memperbaiki posisi duduknya, saat Mursal menatapnya dari spion.
"Apakah Bapak mengundang teman-teman saya di desa dulu?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください