Zainab melihat ibu mertuanya yang tengah duduk diujung sofa teras, langsung bergerak melepaskan kemoceng ditangannya.
Dihampirinya wanita paruh baya itu, lalu tersenyum saat berdiri di hadapannya.
"Ibu kenapa? Ada yang Ibu butuhkan?" tanyanya lembut, hingga wanita yang merupakan ibu mertuanya itu menghela napas pelan. "Sejak awal kita bertemu lagi, wajah Ibu seperti tidak pernah gembira. Ada apa, Bu? Ada yang menganggu hati Ibu?"
Zamilah yang merupakan ibu dari Zulkar dan Hamid itu perlahan menatapnya, dengan tatapan yang agak sayu.
"Ibu tidak apa-apa," ucapnya agak pelan. "Ibu hanya memikirkan tentang Aini."
Deg!
Zainab agak merendahkan kepalanya saat nama sang putri disebut. Dia menatap tangannya yang bertaut, dengan tatapannya yang agak panas.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください