''Bukan begitu maksud saya, Aini. Saya hanya menyarankan. Seandainya kamu tidak mau, ya, tidak apa-apa." Mursal akhirnya menurunkan egonya, takut jika Aini semakin memilih untuk berhenti dari tokonya.
Aini diam, merasa tidak enak juga akan ucapannya.
"Maaf, Pak. Bukan maksud saya untuk-"
"Saya tahu." Mursal memotong ucapannya, tersenyum kecil. "Oh iya, saya mau bicara sebenarnya tadi."
"Hmm? Soal apa, Pak?"
"Kamu. Kamu mau tidak ikut saya nanti malam?"
"Kemana?"
Mursal tersenyum, memikirkan kalimat yang harus dia susun agar Aini tidak curiga.
"Em, untuk urusan cabang itu. Ehm, kamu masih serius tidak?"
"Oh." Aini terdiam sejenak. "Kita mau membahasnya? Maksudnya saya dan Bapak?"
Mursal mengangguk. "Bagaimanapun saya ingin kamu menjaganya nanti. Tidak jauh, masih di kota ini. Saya akan menjamin agar semuanya berjalan lancar. Kamu akan menjadi karyawan tetap saya kalau kita sudah membukanya."
Aini mengangguk-angguk, layaknya anak kecil yang patuh.
"Azizah ikut?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください