Aini bangun lebih dulu dari tidurnya, karena dia cepat tidur tadi malam. Disebelahnya, Mursal masih terlelap padahal suara mengaji terdengar dari masjid yang tak jauh dari rumah mereka.
Gadis itu perlahan menggeliat, lalu membuka dengan lembut kaitan tangan suaminya yang melilit pinggangnya.
Mursal agak terusik, hingga dia mengerjap dan langsung membuka mata.
"Mau kemana, Sayang?"
Suara yang malas, serak dan mengantuk itu membuat Aini tersenyum kecil mendengarnya. Dia mendongak, menatap wajah suaminya yang kembali memejamkan mata.
"Sudah mau adzan, Pak."
"Hmm? Memangnya kamu sudah bisa shalat?"
Aini menggeleng. "Belum sih, mungkin hari ini terakhir. Namun, saya mau mandi, memasak sarapan dan mengepel lantai. Bapak mau pergi dengan Pak Rasyid hari ini, 'kan?"
Mursal akhirnya membuka mata, lalu mengangguk pelan dan mengurai sedikit kaitan tangannya.
"Iya, jam sembilan kok. Jangan terburu-buru juga, nanti kamu lelah."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください