"Heh?" Aini membulatkan matanya mendengar ucapan santai itu.
"Apa?" Mursal balas menantang, lalu tertawa kecil melihat raut wajahnya. "Kamu itu, jangan suka mengingkari ucapan, Ain."
"Heuh? Apa yang saya lakukan memangnya?"
"Tidak ada." Mursal tersenyum kecil, misterius. "Namun, kamu mengakui kalau saya tampan tanpa menyebutkan kalimatnya. Kamu pasti sadar akan hal itu."
Aini berdecak, lalu memijat kepalanya. "Bapak memang tampan," ucapnya dengan nada lelah, seraya menatap Mursal yang tampak tersenyum lebar. "Puas?"
Tawa Mursal terdengar makin lebar, membuat Aini menggeleng tak percaya pada gurunya ini. Dia hanya membiarkan, biar Mursal puas tertawa dan puas membanggakan ketampanannya itu. Gadis yang duduk di hadapannya itu mulai menampilkan raut malas, dengan tangan yang perlahan menangkup wajah dan menunggu hingga Mursal benar-benar merasa puas.
Pria itu akhirnya berhenti tertawa, menatap Aini yang diam menatapinya malas. "Jadi bagaimana?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください