"Jadi kau kan yang mengantar Ashlea ke sini?"
Devano hanya diam seribu bahasa, ia lebih memilih fokus pada layar laptopnya daripada harus mengenami Arsyi yang sejatinya memang selalu banyak bicara.
Percuma saja karena membuang tenaga juga waktu berharganya untuk bekerja. Toh jug apapun yang Devano katakan Arsyi tetap akan kekeh pada pemikirannya sendiri, jadi memang sangat percuma.
"Terserah kau mau berpikir bagaimana." Devano menyerah untuk menjelaskan karena tidak ada artinya.
"Tapi ya kan itu bagus buat kita Dev, semakin kamu berjuang semakin cepat juga nanti akan berimbas baik ke kita."
Devano lagi-lagi hanya diam.
"Aku ngomong sama kamu!" cercah Arsyi kesal karena merasa diabaikan oleh lelaki yang seperti patung es buatan elsa.
"Ya," aku mendengarnya.
"Ini untuk pernikahan kita, Dev!" ucap Arsyi lagi.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください