Author Note:Nah sekarang kembali ke tempat sang profesor dan arc Zerth yang memiliki kecerdasan akan saya lanjutkan setelah 3 chapter dari tempat sang profesor.Silahkan Membaca😁:
"Hey lihat lukamu telah tertutup dengan sempurna!"Kata sang profesor sambil menunjuk ke arah tempat yang tadinya merupakan tempat dimana terdapat luka pada tubuh sang Phoenix.
[Manusia bodoh tak perlu engkau ingatkan Saya yang agung ini telah menyadarinya]kata sang Phoenix melalui telepati kepada sang profesor.
"Saya tidak bodoh dasar ayam api sialan!kalau saya bodoh saya tidak akan bisa mengerti hal hal ini dasar ayam bodoh"kata Profesor Lucian tidak terima dirinya diejek bodoh oleh sang Phoenix.
[Apa maksudmu menghina diriku yang agung ini bodoh dasar kera tak berbulu!]Sang Phoenix kembali menghina sang Profesor melalui telepati.
"Ungyah ungyah?"Veritas yang tidak mengerti mereka(sang profesor/ayahnya,dan sang Phoenix) berkata apa berkata dengan bingung sambil memiringkan kepalanya sedikit dengan pandangan bertanya tanya ia menatap sang Profesor dan sang Phoenix.
"Sudahlah aku akan meninggalkanmu disini saja ayam bodoh,Bye bye 👋".Kata sang profesor sembari pergi ke arah veritas.sesampainya sang profesor kepada Veritas.
"Ayo putraku sini ayah gendong kita akan pergi kembali ke tempat ayah tinggal."kata sang profesor kepada Veritas.
"Unyak,unyak"kata Veritas kepada sang profesor sambil menggelengkan kepalanya,ia kemudian menunjuk nunjuk kepada sang Phoenix.
[Sungguh anak yang baik]kata sang Phoenix kepada Profesor Lucian melalui telepati.
Sang profesor kemudian menggendong Veritas dan menghampiri sang Phoenix.Sang Profesor menduga bahwa putra angkatnya tersebut ingin agar ia membawa sang Phoenix bersama mereka namun saat ia meletakkan Veritas disebelah sang Phoenix dugaannya tersebut terbukti salah.
"Ini Veritas kamu boleh bermain dengan ayam ini"kata profesor Lucian sambil meletakkan Veritas disebelah sang Phoenix
"Unyahhhh"Veritas berteriak bahagia ketika berada di samping sang Phoenix.
"Sepertinya putraku menyayangimu"kata Profesor Lucian kepada sang Phoenix.
[Tentu saja ia akan menyayangi diriku yang agung ini]Kata sang Phoenix dengan Sombong kepada sang profesor melalui telepati.
"Sepertinya ia memanjat punggung mu lagi,hahahaha"Kata sang profesor sambil tertawa kepada sang Phoenix melihat Veritas yang kembali memanjat punggung sang Phoenix.
[Sigh sepertinya derajatku sama dengan pohon Dimata anak ini]kata sang Phoenix menghela nafas pasrah melihat derajat dirinya yang diagung agungkan sama dengan pohon Dimata anak itu.
"Lah,kenapa Pohon dan bukan tebing?".kata sang profesor kepada sang Phoenix sambil menahan tawa.
"Pfft"suara tawa sang profesor yang ia tahan karna melihat penderitaan sang Phoenix.
[Dasar Manusia sialan!]kata sang Phoenix kepada Profesor Lucian melalui telepati.
"Ungyah,ungah,ungyah"Suara Veritas saat memanjat punggung sang Phoenix.
"Unggah"kata Veritas dengan bahagia saat ia berhasil sampai ke kepala sang Phoenix.
[Sekarang bisakah kamu mengambil anak ini dari kepalaku yang agung ini?]kata sang Phoenix kepada sang profesor namun ia tetap tidak lupa untuk menyombongkan dirinya melalui telepati.
"Tunggu sebentar sepertinya ada hal yang ingin dilakukan olehnya dikepalamu"kata sang Profesor kepada sang Phoenix,sang profesor kemudian terkejut melihat tingkah Veritas selanjutnya.
"Unyah unyah unyah unyah unyah"Kata Veritas sambil memukuli kepala sang Phoenix.[Author note:ORA ORA ORA ORA ORA Jojo reference wkwkwkwk 😁]
[Anak sialan beraninya dirimu memukuli kepalaku yang agung ini]kata sang Phoenix kepada Veritas melalui telepati.
"Ungnyanyi?"kata Veritas bingung ketika ia mendengarkan suara Phoenix dikepalanya.[An:Nani?]
"Hmm,ada apa denganmu?"kata sang profesor melihat sang Phoenix yang gemetar ketakutan tiba tiba.
Sang profesor tidak tahu sebab yang tahu hanya Tuhan,sang author,para reader,dan sang Phoenix sendiri bahwa sang Phoenix gemetar ketakutan sebab ia ditatap marah oleh potongan Jiwa Vermillion yang menyatu dengan Jiwa sang anak tersebut.
~In Phoenix Mind~
Hiii kenapa aku berani menghina anak tersebut padahal aku telah tahu bahwa jiwa anak tersebut telah menyatu dengan potongan Jiwa dari Four divine beast.
~pemikiran sang phoenix end~
"Sudahlah mari kita pergi"kata sang profesor sambil mengambil Veritas dan kemudian menggendongnya.
[Jangan tinggalkan aku manusia sialan!]sang Phoenix tidak terima dirinya ditinggalkan,ia kemudian terbang dan bertengger di bahu sang Profesor.
Sang profesor kemudian mengambil tas perlengkapannya dan pergi ketempat ia menemukan Veritas untuk mengambil data data yang ada disana sebelum kembali,ia juga tidak lupa mengambil tas yang berisi jasad para bayi yang telah meninggal akibat eksperimen tersebut atau hanya karena ditinggalkan terlalu lama untuk dikuburkan dengan layak.
Sang profesor juga tidak lupa membawa banyak data yang dikumpulkan olehnya di dalam laboratorium tersebut,alhasil beban yang ia bawa menjadi terlalu banyak yang mengakibatkan pergerakannya terlalu terbatasi dan perjalanannya pun menjadi sangat lambat.
"Ruuh"Kata Veritas kepada sang profesor sambil menunjuk perutnya.
Sang profesor kemudian ingat bahwa ia belum memberi Veritas Makan,ia kemudian mengambil susu yang ada di tas perlengkapannya yang diberikan oleh ibunya untuknya[Author note:ibu sang profesor].
"Untung aku selalu membawa susu,dan untung minuman favoritku adalah susu selain kopi."sang profesor kemudian menghangatkan susu itu dengan api sang Phoenix yang hangat.
Setelah susu tersebut sudah hangat sang profesor memberikannya kepada Veritas dengan perlahan.Setelah sang profesor memberi Veritas minum susu(btw susunya ini susu sapi yang dikemas dalam botol kaca) ia teringat bahwa ia belum makan,ia kemudian memasak beberapa daging yang ada didalam tasnya menggunakan api sang Phoenix,ia makan dengan lahap namun ia tak sadar sang Phoenix memandangnya dengan kesal.
Sang profesor baru menyadari bahwa ia dipandang kesal oleh sang Phoenix setelah ia selesai makan.
"Ada apa?"sang profesor bertanya dengan nada tidak bersalah kepada sang Phoenix.
[Dasar Manusia sialan menggunakan apiku sebagai alat untuk memasak dan menghangatkan]Sang Phoenix berkata kesal kepada Profesor Lucian melalui telepati dengan kesalnya.
Sang profesor yang mendengar itu kemudian mengambil sepotong daging dan memasaknya kemudian memberikannya kepada sang Phoenix,sang Phoenix kemudian memakannya.
"Kalau lapar tidak perlu berlagak songong cukup katakan saja"kata sang profesor kepada sang Phoenix.
Setelah kejadian kejadian itu sang Profesor memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka kembali ke tempat persembunyian manusia.Mereka pun keluar dari Lab tersebut dan tak disangka sudah pagi.(btw nih profesor dh biasa begadang jadi kalo hanya satu hari gpp).
Diperjalanan sang Profesor tidak lupa mengubur jenazah korban eksperimen tersebut (jenazah bayi).
Diperjalanan kembali tersebut sang Profesor dan Veritas beserta sang Phoenix melihat beberapa Zerth yang keluar dari gua dan memakan rusa yang berada didekat mereka kemudian kembali kedalam gua tersebut,hal itu membuktikan bahwa dugaan sang profesor mengenai sifat malas naga unggul pada Zerth terbukti benar.Diperjalanan kembali mereka juga melihat seekor Pegasus yang sedang minum disuatu sumber mata air.Hal itu membuktikan pikiran sang profesor benar bahwa makhluk mitologi selama ini ada namun bersembunyi disuatu tempat.[penjelasan:Pegasus (Yunani: Πήγασος; Pégasos) adalah seekor kuda jantan bersayap yang merupakan putra Poseidon dan Medusa dalam mitologi Yunani.Poseidon memerkosa Medusa sehingga Athena mengubah Medusa menjadi monster. Pegasus banyak dijumpai di dalam karya-karya seni baik Yunani, Romawi maupun Mesopotamia. Pegasus merupakan makhluk yang wujudnya menggambarkan adanya hubungan antara dewa-dewa dan iblis atau monster di dalam dunia kuno dan dunia klasik.Kata "pegasus" kini digunakan untuk merujuk kepada segala macam kuda bersayap secara umum.]
Pada akhirnya sang profesor kemudian memilih untuk tidak menggangu sang Pegasus namun ia tidak menyangka bahwa Veritas tiba tiba merangkak menghampiri sang Pegasus.Ia siap untuk kemungkinan terburuk,namun sang Profesor tidak menyangka bahwa Sang Pegasus meletakkan Veritas dipunggungnya dan menawarkan tumpangan kepada mereka.
"Sungguh anak yang menarik,hey apakah kamu ayahnya?"sang Pegasus bertanya kepada sang profesor yang dijawab sang profesor dengan menganggukkan kepalanya.
"Hey kalian mau pergi kesuatu tempat kan kalau begitu mau kuberi tumpangan?"kata sang Pegasus dengan ramah kepada kelompok sang profesor.Sang profesor kemudian menganggukkan kepalanya (siapa yang tak mau tumpangan gratis?).
Kelompok sang profesor kemudian sampai di depan pintu masuk tempat persembunyian dengan cepat karena diberi tumpangan oleh sang pegasus.Ia kemudian berterimakasih kepada sang Pegasus atas tumpangan nya mengantarkan mereka dengan cepat.Sang Pegasus kemudian pergi entah kemana setelah mengantarkan mereka.
Sang profesor kemudian mengetuk pintu tersebut.
*Tok*tok*tok*suara ketukan
"Password-nya"kata penjaga
"362006"kata sang profesor
*krieet*suara pintu yang dibuka.
"Selamat datang kembali profesor."kata para penjaga menyambut sang profesor.
TO BE CONTINUED
AN:Gimana Chapter 5 nya?Jangan lupa comment yah😁.
SC penjelasan Wiki