Cantika dan Nikita berdiri di depan ruangan yang tertutup itu, dengan mulut komat-kamit untuk membaca doa agar Ilona di dalam baik-baik saja, dan tidak ada hal yang membahayakan.
"Ki, aku takut sekali jika Ilo kenapa-napa," lirih Cantika pelan.
Nikita yang duduk di sampingnya, langsung memberikan pelukan ternyaman. Ia juga bisa merasakan kekhawatiran yang sama, takut bila terjadi hal-hal yang di luar kendali mereka.
"Sudah, jangan berpikir buruk begitu, lebih baik kita doakan yang terbaik saja untuknya," saran Nikita, dengan tangan yang membelai tubuh Cantika--sahabatnya tersebut.
Berdoa yang terbaik? Tentu saja akan Cantika lakukan, karena hanya hal tersebut yang membuat anaknya selamat.
Namun, hatinya ini tidak akan pernah bisa berbohong, jika kesulitan sekali untuk menenangkan diri.
"Aku kabari anak-anak yang lain dulu," putus Cantika, yang kemudian merogoh saku bajunya tersebut.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください