Kenzo memperhatikan Ilona yang berniat untuk menghindar dari pertanyaannya tersebut. "Dek, kok kamu alihin pembicaraan sih?"
Ilona tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Kenzo, anggap saja jika dirinya tidak mendengar sama sekali. Dengan begitu permasalahan pasti akan selesai dan tidak diperpanjang kembali.
Kenzi berbisik ke arah sang kakak yang perkataannya tidak diindahkan begitu. "Kak, mungkin di dalam hati Ilo sudah ada nama lain, hanya saja dia malu buat mengungkapkannya."
"Kamu benar juga."
Ilona mendengar semua apa yang dibicarakan oleh dua orang kakaknya tersebut. Gelagatnya seperti orang yang hendak berbisik-bisik, tapi suaranya begitu nyaring hingga semua yang ada di sini mendengarnya tanpa terkecuali.
"Kakak, malu tau!" rengek Ilona, dengan pipi yang bersemu merah. Itu menandakan jika dirinya benar-benar malu, apalagi di hadapan semua orang seperti ini.
Benar-benar menyebalkan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください