ketika matahari pun memancar ke arah kamar ken, dan mengenai wajahnya dia pun tak menyangka waktu sudah menunjukan pukul 07:30 Wib. ken pun bergegas untuk pergi ke kantor seperti biasanya setiap pagi ken menyiapkan sarapan sendiri tapu hari ini ken tak menyiapkan sarapannya, karena sudah terlambat dia pun bergegas untuk ke kantor setelah beberapa menit kemudian ken pun pergi ke kantor. setelah sampai dikantor dia pun lakukan tugas dan tanggung jawabnya seperti pada biasanya, setelah semua pekerjaannya selesai dan waktunya pulang kantor ken pun bergegas pulang. sesampai dirumah seperti biasanya memasak untuk makan siang, dia pun sms ke zie dan memulai percakapan mereka yang semalam berhenti, awal yang baik komunikasi mereka lancar sampai beberapa jam ketika pukul 13:45 pertengkaran pun mulai terjadi kesalapahaman pun terjadi soal hubungan ken dengan istrinya. entah bagaimana bisa zie tau apa yang ken lakukan, istri ken lakukan sempat terlintas dipikiran ken bahwa mungkin zie pakai jin ataukah zie Tuhan yang bisa melihat aktivitas yang ken lakukan ataupun istrinya lakukan. pertengkaran pun tak bisa dihindarkan kami bertengkar zie pun tak mau mendengar penjelasan, yang dia tau hanya bertengkar dan bertengkar dan kami tak ada yang mau mengalah emosi semakin memuncak, tapi ken berusaha untuk mengendalikan emosi dan mengalah demi terjaganya hubungan mereka sehari kami bertengkar, ken berpikir besok mungkin sudah tidak lagi ternyata ken salah pertengkaran itu masih berlanjut dan tak berhenti. hari berikutnya pun sama, ken berusaha membangun komunikasi sehari ken bisa mengirim sms atau chat ke zie 50 tapi tak satupun yang dibalas. ken pun emosi tapi tak mampu melampiaskannya ke zie karena dia tahu seemosi apapun dia tak pantas memarahi atau melampiaskan kemarahannya ke zie, ken pun minum demi menghilangkan emosinya. keesokan harinya masi yang sama seberapa banyak sms atau chat yang dikirim ke zie tak satupun dia membalasnya, entah kemarahan seperti apa yang begitu atau emosi yang seperti apa ? karena tak ada satupun balasan yang didapat. tapi ken tak berhenti sms zie atau chatnya tapi pasti seorang cowok akan merasakan ketidak dihargai oleh orang yang dicintainya, dia pun memilih untuk bertanya ke zie. tentang apa yang membuat zie marah? apa yang membuat zie tak menghubunginya. ketika ditanya pun jawaban zie hanyalah "tidak ada" jelas-jelas dianya sedang marah. kadang ken pun bingung dengan jawaban zie yang marah tapi ditanya bilangnya tidak ada, kadang wanita sulit dipahami ya kalau sedang marah tinggal dijawab iya lagi marah. bukan ditanya jawabnya tidak ada, entar nyalahin pria kalau bilang tak peka. padahal sudah peka dan ditanya tetap jawabannya tidak ada, ken pun bilang ke zie
ken : zie, kalau ditanya jawabnya iya lagi marah. bukan tidak ada. emangnya aku tuhan yang bisa tau isi hati kamu, pikiran kamu jika kamu sedang marah. entar bilangnya aku yang gak pekalah, yang inilah padahal ditanya jawabannya tetap tidak. maunya kamu apa sih?! ( dengan nada mulai kesel)
zie : pikirin sendiri
ken : emangnya aku Tuhan yang bisa tau apa yang kamu marah? aku juga kaya kamu manusia bukan Tuhan. kalau aku salah atau kamu marah karena sikap aku atau apa. ya kamu bilang " ken kamu salah ini dan itu" dan aku bisa aku bisa tau letak kesalahan aku. bukan aku disuruh pikir sendiri yang tau kan kamu,
zie : terserahlah
kadang apa yang kita ingin tau kesalahan kita tapi orang lain tidak ingin kita tau langsung dari mulutnya, maunya kita pikirkan. ken pun semakin jengkel dengan sikap zie yang terus disuruh pikirkan sendiri padahal ken sudah bertanya berulang kali dan tetap jawaban yang sama, ketika ken menebak-nebak kesalahannya dibilang "sok tau". lalu harus gimana? kalau nebak-nebak kesalahan dibilang sok tau ya kalau gitu bilang kesalahnya bukan diam dan marah terus.
mereka pun break komunikasi, ken biarkan zie menenangkan diri untuk bisa diajak komunikasi keesokan harinya karena dia pikir bahwa hari ini mereka begitu emosi, tidak pas jika berbicara lanjut itu bukan membantu tapi makin memanas suasananya. keesokan paginya mereka berkomunikasi dan ken bertanya soal kejadian kemarin yang membuat zie marah dan zie pun menyampaikan kekesalannya dan kemarahannya hanya karena dari pagi ken tak mengabarinya dan ketemu sama mantan pacarnya.
ken : sayang kamu marah kenapa? apa yang aku buat sehingga membuat kamu marah?
zie : aku marah karena pagi kamu gak kabarin aku, siangnya baru kabarin, sudah gitu ketemu sama mantan pula. kamu ini sudah punya istri dan punya wanita lain juga. sekarang malah ketemu mantan emangnya kamu mau berapa wanita dalam hidup kamu?
ken : (sebenarnya pengen marah balik, karena kemarahannya yang pertama itu gak pantas untuk dimarahin sampai berhari-hari) iya sayang, oke. aku minta maaf aku bangun telat dan akhirnya aku buru-buru siapkan diri dan ke kantor, sesampai dikantor aku kerjaan banyak dan aku konsen kerja lupa kabarin kamu, terus yang soal mantan ya aku ketemu tapi gak lebih dari itu aku gak ada maksud apa-apa sama dia.
zie : iya sudah. maaf
ken: masih marah sayang ? jangan marah dong entar gak cantik lagi. ( rayuan maut pun dilotarkan demi buatnya tersenyum mendengar dan buatnya tak marah lagi)
zie : iya iya dimaafin.
ken : gitu dong, maafin aku ya kalau aku belum sepenuhnya seperti yang kamu inginkan, belum sepenuhnya yang kamu harapkan. aku hanya manusia biasa, yang gak tau kesalahan aku dimana. aku butuh ditegur bukan gak peka tapi kewajiban pacar jika pacarnya salah dibilangin biar gak ada masalah yang panjang nantinya. kaya yang kita alamin sekarang
zie : iya maafin aku juga ya
komunikasi pun kembali normal dan mereka saling memaafkan untuk kejadian yang mereka alami selama 4 hari itu, ken pun sangat mencintai kekasihnya sampai ken lupa bagaimana caranya memarahi kekasihnya, cinta emang buta jika seseorang pria telah menaruh hatinya kepada satu wanita maka tak bisa dipungkiri begitu besar cintanya pada wanita tersebut. dan zie adalah orangnya, wanita yang begitu ken cintai dan sayang yang begitu dia takut kehilangannya, rela menahan ego dan emosinya demi menjaga hubungan mereka. itu yang dinamakan cinta,