Setelah mendengarkan cerita dari Angkasa, tentang seseorang yang menghampirinya di cafe dan tentang papanya yang semakin gencar melarang Angkasa semakin berdekatan dengan Lily. Ini membuat Lily memunculkan lagi pikiran-pikiran aneh, bahwa dirinya memang harus menjauh dari Angkasa.
Tapi Lily tahu, bahwa Lily tidak bisa, Lily tidak sanggup. Melihat Angkasa yang tertidur di pangkuannya sambil memeluk perutnya seperti ini, membuat Lily sadar akan hal itu.
Tangan Lily mengusap lembut rambut Angkasa. Mungkin Lily harus mulai menghargai momen-momen bersama Angkasa yang seperti ini, karena Lily belum tahu pasti, apakah ke depannya ia akan terus bersama Angkasa atau tidak.
Menyadari bahwa sinar matahari yang mulai berwarna oranye menunjukkan bahwa waktu akan mulai malam, Lily menepuk pelan pipi Angkasa dan sesekali mencubitnya agar ia terbangun dari tidurnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください