Lily menyenderkan kepalanya ke sofa dengan malas setelah berhasil menyelesaikan tugas kelompoknya. Rena yang melihat Lily berulang kali menghembuskan nafas, mengernyit kira-kira apa yang menyebabkan Lily seperti ini.
Paling tidak, biasanya Lily akan bertengkar dengan Angkasa. Tapi sepertinya sekarang Lily sedang tidak memiliki tenaga untuk melakukan itu.
"Kamu kenapa Ly? Lemes banget, tumben." Bukan memberi jawaban, Lily kembali menghembuskan nafasnya.
Lily tidak bisa mengatakan atau bercerita tentang masalah Sean pada Rena jika Angkasa masih di sini. Angkasa yang merasa sesekali di lirik Lily-pun juga ikut keheranan, kecuali Reza yang asyik menjelajahi rumah sederhana Rena, tidak punya sopan santun memang.
Ah, bukan. Reza sudah mendapat izin dari ayah Rena untuk berkeliling di rumah ini, asal tidak memegang benda pusaka seperti keris yang terpajang di dinding-dinding. Sudah akrab saja Reza dengan ayah Rena.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください