Pandangan Lily terpaku pada Angkasa yang dengan telaten mengancingkan kemeja yang Lily kenakan. Telinga mereka sama-sama sunyi, tidak mendengarkan ada bunyi lain selain suara detak jantung mereka masing-masing yang kina kencang.
Otak Lily berulang kali mengirim respon untuk menampar dirinya sendiri, namun sepertinya hati Lily lebih kuat kali ini.
Angkasa merapikan kerah kemeja itu, memastikan bahwa hal yang seharusnya tertutup di tutupi dengan baik. Pandangan Angkasa naik pada wajah cantik merona yang ada di hadapannya.
Sungguh, Angkasa banyak merindukannya. Walaupun mereka hampir setiap hari bertemu. Namun setiap hari itu selalu diwarnai dengan emosi yang beruap-uap.
Tidak, tepatnya hanya Lily. Angkasa biasa saja.
"Kalian! Itu Hp Lily bunyi." Lily kelabakan dan mendorong tubuh Angkasa menjauh darinya.
Kemudian Lily menggeser tombol hijau pada layar Hp-nya. Tanpa melihat siapa yang menelefon masuk.
"Halo." Sapa Lily dengan nada yang sedikit ketus.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください