webnovel

Prologue

Kenalin namaku Jeon Je Na. Panggil aja aku Je Na. Aku masih muda umurku... Hayo tebak berapa? 20 th? Tua amat aku 15 th?  Muda amat aku 16th?  Yups benar sekali umurku 16 th. Aku masih duduk di bangku SMA kelas 1. Di sekolah aku ambil jurusan IPA.  Aku dari keluarga yang bisa dibilang sederhana. Ayahku adalah seorang pegawai swasta dan ibu ku dia tidak berkerja dia ibu rumah tangga. Kehidupan ku cukup sederhana. Walaupun sederhana aku bahagia menjalani hidupku yang sekarang. Tapi... Bahagia bahagia sih... Tapi tidak selalunya bahagia. Keluargaku sederhana tapi dibalik itu semua tersimpan mesteri rahasia yang tak aku ketahui dan ingin aku ketahui. Dan petualanganku di mulai di pagi hari.

06.00

Titit titit titit

Suara yang selalu aku benci setiap pagi. Suara alarm jam menyebalkan.

Aku gerakan tanganku dengan malas kearah alarm jam ku berada. Ku tekan tombol jam itu dengan jari jari manisku ini. Alarm jam itu berhenti mengeluarkan suara. Sudah tidak ada suara darinya.

Ah akhirnya damai lagi aku lanjut tidur. Lanjutkan mimpiku yang sempat terskip karena alarm sialan.

"Je Na bangun udah pagi nanti kamu terlambat ke sekolah "ucap seseorang dari bawah.

Niatku ku untuk lanjut tidur gagal. Karena pengganggu baru datang. Ya siapa lagi kalau bukan Ibuku. Tadi yang memanggilku itu adalah ibuku.

"Je Na sayang bangun nak, nanti kamu terlambat loh "ucap ibu memasuki kamarku dan langsung menghampiri ke ranjang ku tempat aku berbaring sekarang.

"5 menit lagi ibu Je Na masih ngantuk" ucapku menggulingkan badanku kearah lain alias molet bisa dibilang seperti itu.

"Gak gak ada 5 menit 5 menit nanti adanya 5 jam. Ayo bangun "ucap ibu yang sekarang ada di samping ranjangku tengah duduk dipinggir ranjang.

"Ah, ibu Je Na masih ngantuk "ucap ku bandel.

"Ayo bangun Je Na nanti kamu terlambat sekolah nanti kamu kena hukum gimana? "ucap ibu berusaha membangunkanku.

"Ah ibu baiklah Je Na mau bangun tapi dengan satu syarat "ucapku dengan mata masih tertutup.

"Apa? Syarat apa? " ucap ibuku.

"Syaratnya jawab pertanyaan Je Na "ucapku.

"Pertanyaan apa? "ucap Ibuku.

"Ibu janji akan jawab pertanyaan Je Na dengan jujur " ucapku meyakinkan.

"Ya sayang pasti ibu akan jawab dengan sejujur jujurnya "ucap ibuku.

"Jawab jujur ibu sebenernya apa yang terjadi kepada ibu dan ayah? Apakah ibu ayah punya masalah? Apa yang kalian sembunyikan dari Je Na? "ucapku.

Ibu terdiam setelah mendengar kata kata yang keluar dari mulutku. Untuk sejenak dia diam tak bisa berkata apa apa.

"Ibu! Ibu masih di sini kan " ucapku.

"Ya ibu masih di sini "ucap ibuku.

"Kenapa ibu diam? Kenapa ibu tidak menjawab pertanyaan Je Na? "ucapku.

"Je Na bukannya ibu tak ingin menjawabnya tapi... "

"Tapi apa ibu?! Tapi apa? Ibu tak bisa menjawabnya kan ibu tak bisa menjawab pertanyaan Je Na kan "ucapku

"Maaf Je Na sebenarnya ayah dan ibu tidak ingin menutupi ini dari mu Je Na tapi hal ini belum saat kau ketahui" ucap ibuku.

"Suatu hari nanti kalau sudah saatnya pasti kamu akan mengetahuinya "tambah ibu.

"Kapan?Ha! Kapan? "ucapku membuka mataku menatap kearahnya.

"Pasti hari itu akan datang sayang pasti "ucap ibuku.

Ibu beranjak dari duduknya. Dia berdiri dan menatap kearahku "Sudah sekarang kau bangun mandi siap siap setelah itu turun ibu sudah siapkan makan kesukaanmu di bawah "ucap ibu berjalan menuju pintu.

"Ibu "panggilku tapi tak direspon oleh ibu.

"Ah "

Aku bangkit dari tidur ke posisi duduk untuk mengumpulkan nyawaku. Menatap ke jam alarmku. Pukul 06. 10. Aku bangkit dari duduk ke posisi berdiri. Dengan guntai gantai dan malasnya aku menuju kamar mandi.

30 menit kemudian

Lama amat mandi apa apa itu. Maklum lah perempuan. Tak butuh waktu lama aku mandi. Dari kamar mandi aku sudah rapi memakai segaram kebanggaan sekolahku. Aku berjalan menuju ke meja rias ku. Ku dudukkan bokong cantikku ke kursi. Sisir berwarna pink yang ada di meja rias ku ambil dan mulailah kusisiri rambut cantiku dengan sisir itu. Rambut sudah rapi. Kemudian ku ambilah benda yang berbentuk bulat berwarna putih yang berisi bedak. Ku buka tutup benda itu ku ambil kain yang ada di dalamnya. Dan menempelkan kain itu ke wajah cantiku yang bak bidadari kayangan ini. Ku lihat diriku di cermin yang ada di depanku. Wajah udah tambah cantik sekarang karena sentuhan sedikit dari butiran bedak yang ku pakai. Aku kembalikan kain tadi ke dalam wadahnya ku tutup kembali benda itu. Dan ku taruh ke tempatnya semula. Bedakan udah sisiran sudah. Aku sudah siap untuk berangkat selolah.

Aku bangkit dari duduku berjalan menuju ranjang ku mengambil tas putih yang tergeletak di samping ranjang tidurku. Menuju pintu keluar kamarku. Aku keluar kamar menuruni tangga untuk ke lantai bawah.

Dibawah aku mendapati ibu dan ayahku yang sudah menunggu. Mereka berdua duduk di kursi makan. Aku menatap mereka berdua tanpa ekspresi apapun. Kulangkahkan kaki ku ke meja makan. Ku tarik kursi dan langsung mendudukinya dengan manis.

"Kamu lama sekali sayang ibu dan ayah udah tunggu kamu dari tadi "ucap ibu. Aku tak menjawabnya karena aku lagi gak mood ngomong hari ini gara gara kejadian tadi pagi yang membuat mood ku down.

"Ya kamu lama sekali malaikatku ayah tunggu kamu lama sampai perut ayah ini menggonggong karena menunggumu "ucap ayah. Aku juga gak menghiraukan perkataan ayah. Aku ambil lauk secukupnya langsung fokus pada sarapanku. Ayah ibu juga mulai mengambil lauk dan menyantap sarapan mereka masing masing.

Kami menyantap makanan dengan hikmat tanpa ada gangguan dan suara. Tapi hal itu berlaku untuk beberapa saat saja sampai Ayah membuka pembicaraan.

"Je Na hari ini berangkat barenga ayah ya ayah antar kamu ke sekolah "ucap Ayah.

"Gak Je Na bukan anak kecil yang sekolah di antar orangtua Je Na udah besar bisa berangkat sendiri. Je Na berangkatnya jalan kaki aja kaya biasanya " ucapku menolak tawaran ayah.

"Apa salahnya udah besar diantar sama orangtua. Toh banyak juga temanmu yang sekolah masih diantar sama orangtua kan "ucap ayah.

"Gak Je Na gak mau kan itu teman teman Je Na. Je Na ya Je Na teman teman Je Na ya teman teman Je Na jangan samain Je Na sama teman teman Je Na. Je Na sama teman teman ya beda " ucapku.

"Gak pokoknya kamu berangkat bareng sama ayah hari ini. Ayah gak terima kata penolakan "ucap ayah.

"Gak Je Na gak mau sudah Je Na berangkat dulu "ucapku. Aku bangkit dari kursi pergi meninggalkan meja makan menuju pintu rumahku.

"Je Na "panggil ayah aku tak merespon panggilannya ku teruskan langkahku.

"Je Na!! JEON JE NA!!!" ucap ayah dengan nada bicara tinggi. Tapi tetap aku tak meresponya. Aku membuka pintu rumah keluar lalu menutupnya dengan kasar "BRUK " suara pintu yabg di tutup kasar.

Di luar rumah

Aku sekarang dalam perjalanan menuju ke sekolah. Aku tempuh perjalanan ini dengan jalan kaki seperti yang aku bilang tadi. Jarak sekolah ku dengan rumah ku menurutku tak terlalu jauh. Jadi mungkin untuk menempuh perjalanan ini aku hanya mengabiskan waktu 15 menit atau 30 menitan. Waktu yang relatif singkat sih menurutku. Untuk sebagaian orang waktu itu terlalu lama tapi kalau menurutku singkat. Biasanya aku menepuh perjalanan dari rumah ke sekolah menghabiskan waktu segitu. Hari ini mungkin akan menghabiska waktu 45 menitan untuk sampai sekolah. Kenapa? Karena aku ingin memperlambat saja langkah ku. Entah kenapa hari ini aku malas ke sekolah. Nanti kamu telat gimana? Tenang aja aku tak akan telat kalaupun aku sekarang aku udah ada di sekolah palingan belum ada satupun anak yang masuk karena jam segini murid belum ada yang berangkat. Lah kok? La pembelajaran aja di mulai jam 8. Jadi jam segini aku udah di sekolah disebut kepagian.

Sekarang aku berada di pinggiran jalan sedang berdiri menunggu lampu untuk pejalan kaki menjadi hijau. Lampu pejalan kaki sekarang masih berwarna merah yang berarti pejalan kaki di larang menyerbang. Sambil menunggu lampu itu menjadi hijau aku mengambil ponsel dari tas dan juga headset. Aku nyalakan hp ku memasang headset itu ke lubang yang ada di hp ku. Ku sumpalkan headset itu ke telinga manis lalu ku nyalakan lagu kesukaanku melalui hpku. Tertulis di layar hpku judul lagu yang aku sedang dengarkan sekarang. PICK ME Wanna One. Ya itu lagu yang aku suka. Di telingaku bergumam lah alunan lagu itu. Tanpa sadar aku ikut melantunkan lirik demi lirik walaupun tak terdengar oleh orang karena aku melantunkannya bergumam.

Lampu pejalan kaki udah berwarna hijau. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya. Pejalan kaki yang lain mulai menjalankan kakinya kembali menyembrangi jalan di atas zebra cross. Yang lain udah mulai menyebrang. La aku ngapain? Aku masih diam di tepi jalan aku masih terlarut dalam lantunan lagu yang aku dengar sekarang. Sampai ada yang menyenggolku dan menyadarkanku. Orang yang menyenggolku menatap ku dengan sinis.

"Ha maaf "ucapku memberi sedikit senyumku ke dia. Orang itu tidak menghiraukan kataku di melanjutkan langkahnya dengan kata ini "Dasar anak muda jaman sekarang "ucapnya.

Aku yang mendengarnya tidak meresponya. Aku menatap lampu pejalan kaki yang ada di sebranhg jalan. Lampu itu sudah berwarna hijau. Tanpa menunggu lagi kulangkahkan kaki ku menyebrangi jalan melewati zebra cross yang sedang aku injak sekarang.

Di sisi lain ada sebuah truk besar yang warnanya di dominasi putih melaju cepat ke arahku. Orang yang ada di sekitarku yang melihat hal itu coba memperingatkanku tapi tak mengetahuinya karena telingaku tersumpal headset.

"NAK AWAS "

"AWAS ADA TRUK "

"NAK TRUK MELAJU KE ARAH MU "

Mereka ngomong apa sumpah aku gak dengar dengan jelas. Truk itu makin dekat kearahku. Tapi aku masih belum mengetahuinya. Sampai ada seseorang yang meneriaki ku dengan nada yang keras sekali dan itu berhasil membuatku sadar bahwa ada truk yang akan menabrakku.

"AWAS!!! "

"BRUK"

Tubuhku berasa terdorong. Aku berguling guling di jalan dan akhirnya berhenti berguling karena tubuh terhenti oleh pinggiran terotoar. Jidatku terbentur tepian terotoar. Darah keluar dari judatku yang terbentur. Tidak hanya jidat yang mengeluarkan darah kedua telingaku juga mengeluarkan darah merah segar. Walaupun terguling cukup jauh dari lokasi aku berdiri tadi, terbentur dan mengeluarkan banyak darah. Dengan kondisiku yang sekarang aku masih dalam keadaan sadar aku belum kehilangan kesadaranku untuk saat ini. Tubuhku tergeletak lemah tak berdaya di pinggir jalan dengan darah yang terus mengalir. Dengan kesadaran yang aku masih punyai sekarang aku melihat kearah lokasi aku berdiri tadi. Aku melihat truk tadi berhenti dengan indahnya di sana tidak hanya truk itu yang aku lihat aku juga melihat cowok berbadan besar dan juga tinggi berpakaian ala anak gaul jaman sekarang tergeletak lemah tak sadarkan diri dengan kondisi badan berlumuran darah. Aku tatap wajah nya untuk beberapa detik. Tak lama perlahan aku mulai kehilangan kesadaran. Penglihatan ku mulai buram dan dalam hitungan detik semua menjadi hitam. Gelap aku tak bisa lihat apa apa. Setelah itu aku tak tau apa yang terjadi selanjutnya padaku.

TBC