SERATUS TIGA PULUH

Aluna melepaskan pelukannya, matanya melihat ke arah Kynan dengan pandangan teduh. "Berbagilah kepadaku apapun itu, meski aku tidak bisa melakukan apapun aku masih bisa membantumu dalam hal menemanimu."

Aluna memotong daging yang sudah dia pindahkan ke dalam piring dan menyuapkan ke mulut Kynan. Kynan membuka mulutnya lebar-lebar untuk menerima suapan Aluna.

"Hem lezat! Semua makanan yang dari tangan mu sangat lezat."

"Ih, gombal! Makanan ini enak karena chef yang memasak terbukti dengan kepiawaiannya."

Kynan tertawa melihat wajah Aluna yang bersemu merah karena malu mendengar pujian dari Kynan.

Aluna terus melanjutkan apa yang dia lakukan, melihat wajah Kynan yang tirus membuat Aluna merasa sedih. Baru tiga hari Aluna tidak melihat Kynan tapi perubahan yang dia lihat dari wajah Kynan membuat Aluna tidak tahan untuk tidak meneteskan air matanya.

"Kenapa menangis?" Kynan mengusap air mata Aluna yang membasahi pipinya.