Zaedan agak ngeri melihat betapa galaknya sang istri.
"Tentu tidak, buat apa mengharap sesuatu yang sudah berlalu. Lagi pula abang sudah mendapatkan ganti yang seribu kali jauh lebih baik. Istri yang sholehah, baik, pintar, dan yang paling penting bukan wanita sembarang"
"Berarti saya tidak cantik" Aluna tidak mendengar Zaedan mengatakan jika dirinya cantik.
Zaedan menelan ludah, baru mau masuk satu bulan saja sensitivitas Aluna sudah berada dalam level seperti ini. Apalagi 8 bulan ke depan. Sebelumnya Aluna tak pernah meminta dipuji atau sejenisnya. Dan sekarang?, hanya perkara tidak dibilang cantik saja reaksinya menakutkan.
"Siapa bilang kamu tidak cantik sayang, kamu wanita paling cantik yang abang miliki" Zaedan ingin mempererat pelukannya, ingin menunjukkan betapa ia sangat mencintai Aluna. Tapi dia masih berpikir sehat, dia tak mau membahayakan bayinya.
"Tapi abang tadi tidak bilang saya cantik"
Astagfirullah...,
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください