webnovel

Keluarga...

Burung berkicau di pagi hari, dikala embun mulai menari, ayam-ayam yang berkokok dengan ramainya, ayah sedang membangunkan anak perempuan satu-satunya yang paling dia sayang si pemalas Kao.

"Noooonnnn, dah jam berapa ini nakkk, belum mandi, belum bersih-bersih , daahh bangun non sekolahh ya ampun anak ayah ini ", ayah bergumam sembari mengangkat kao untuk duduk dikursi.

" iisshhh ayaaahh ni... ayaahh ni gak inget apa sekarang hari apa, tanggal merah yaahhh!", jawab kao sambil merebahkan kembali badannya.

"Nonikkkk, kog tidur lagi sihh naakk", ayah kaget melihat kao tidur kembali.

"ZZZzzzzZ", Kao tertidur.

"Ayah ada apa sih ya kog rame di dengar kok ampe di luar rumah", Mama datang dengan membawa belanjaan dari luar.

Pagi hari yang normal untuk kelurga kao, ayah kao ayah yang sangat sabar dan penyayang adalah seorang guru di sekolah negeri, mama kao sendiri mama yang sangat suka bersosialisai, mempunyai banyak teman relasi dan selalu sibuk akan urusan arisannya. Kao anak pertama dari dua bersaudara, sang adik laki-laki Rey usia 2 tahun dibawah kao adalah teman berantem kao dirumah.

Hari-hari berlalu di tahun itu, tahun 2000 di pagi itu hari senin ayah mengantar kao ke sekolah. Kao yang masih kelas 2 SD harus menempuh jalan ke sekolah yang berjarak 5 km itu dengan jalan kaki setiap harinya. Perjalanan ke sekolah yang menantang harus di tempuh di saat melewati jalan pintas yang cepat untuk ke sekolah. Ayah menggendong kao dengan gagahnya melewati jalan pintas menuju ke arah sungai meninggalkan jalan raya yang biasa kao lalui sekolah. Sungai yang jernih dan dangkal dengan batu-batu sungai yang besar untuk dipijak oleh ayah menyebrangi sungai itu.

Tiba tiba kaki ayah terpeleset di bebatuan yang ia pijaki," SSsssrrtttttttzzz...." , ayah dan kao tercebur ke dalam sungai yang dangkal itu.

"Ayahhh niiiiii..kao gak jadi sekolah kalo gini" , berkata dengan pura-puranya

"Hehehehe yaudah non basah semua pulang aja wes " , ayah ketawa dengan riangnya

Dalam hati kao dengan gembiranya dengan apa yang sudah terjadi, absen untuk sekolah.

Sesampainya dirumah, ayah dan kao langsung berganti baju.

"Lahh mama sama rey kemana ya yah kog gak ada di rumah yah?", kao bertanya.

"Paling lagi kumpul non ke tempat posyandu didepan itu, kan sekarang jadwalnya posyandu", Jawab ayah.

Setelah itu sifat kao yang pemalas kembali. Masuklah kao ke kamar dan kembali dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ayah sendiri bergegas siap-siap untuk pergi mengajar ke sekolah. Tak butuh waktu lama ayah sampai ke sekolah dengan berjalan kaki karena rumah yang kao huni saat ini adalah rumah dinas yang di sedikan untuk guru yang belum memiliki tempat tinggal tetap yang tepat berada di belakang sekolah dan jauh dengan para tetangga karena rumah kao masih berada di kompleks sekolah. Ini yang membuat kao dan rey kadang hanya bermain di rumah.

Hari-hari yang normal dan damai berlangsung setiap harinya, keluarga kao adalah keluarga yang sederhana, orang tua kao selalu mengajarkan anaknya untuk mandiri. Kao yang sekecil itu sudah harus bisa mencuci,menyiapkan dan setrika baju dan seragam sekolah dia sendiri. Kao harus menyapu rumah dan halaman sebagai rutinitas kao di pagi dan sore hari.

Suatu hari kao yang sedang membersihkan ruang tamu datang sang adik rey sedang iseng mengganggu kao.

" Kao itu loh gak bersih" ,Rey berkata dengan menunjuk sampah kertas yang tergeletak di lantai.

" Awas kamu rey udah sana jangan ganggu", jawab kao dengan keras.

Dijatuhkannya lagi kertas oleh rey kebawah kursi.

"Maahhh kao ga bersih mah nyapunya masak kertasnya gak di sapu", Rey dengan resenya tertawa.

"Reyyyyyyyyy maahhh", Kao menjawab dengan menghampiri Rey

" Ya ampun anak dua ini gak ada ya kalo setiap hari tukaran terus, rey gak usah ganggu kakaknya nyapu ni anak", mama berkata sembari memukul pelan kao dan rey.

Keseharian Kakak beradik yang dilihat oleh ayah dan mama setiap harinya.

Ayah dan mama mempunyai pekerjaan sampingannya pada saat kao beranjak naik kelas 3 sd dan rey baru masuk kelas 1 sd. Mereka mencoba usaha es lilin yang di jual ke kopsis sekolah dan warung-warung sekitar untuk menambah pendapatan, kadang kala mama membuat kue untuk di jual ke kopsis.

"Kao sini nak , mau berangkat sekolah jangan lupa bawain kuenya yah ke kopsis sekolah ayah nak, bilang ini 30 jumlahnya nak", kata mama.

" Mah kao minta kuenya satu boleh gak? mau tak taruh tempat makan ya", kao memina dengan wajah memelas.

" Hmmmmm....kao ni kan mau di jual nak kuenya", jawab mama.

" Yaahhhh mamaaahhhhhh", kao menghela nafas panjang.

Seiring berjalannya waktu, dengan usaha kecil yang ayah dan mama jalanin menghasil sebuah motor bebek waktu itu. Sebuah motor yang menjadi keinginan ayah di kala itu untuk memiliki motor tersebut.

" Ayahh kalo dah ada sepeda bisa kerumah eyang putri kan tiap sabtu hehe", Kao berkata pada ayah.

" Ya bisalah non , mau anter ke sekolah pun sekarang gak usah lewat jalan pintas sungai lagi nonik..hahaha ", ayahku berkata sambil tertawa.

Hari sabtu pun tiba, Kao sekelurga pergi kerumah eyang putrinya dengan menggunakan motor yang menempuh 30 menit perjalanan. Eyang putri adalah ibu dari mama kao. Pada saat duduk dikelas 1 Sma mama kao sudah di tinggalkan oleh ayahnya sendiri. Jadi kao tidak pernah bertemu kakeknya sendiri selama ini. Dan pada saat itu pun Eyang putri menikah kembali dengan Eyang Putra dan mempunyai 2 anak dari hasil pernikahannya tersebut. Mama sendiri memiliki dua adik Laki-laki kandung dan dua adik tiri.

"Eyaanggggg putriii, eyaangggggg", teriak Kao dari jauh.

"Ya tuhan Kao cucu eyaangg sini naakkkk , Eyang kangeennnn ", jawab eyang putri dengan gembira.

Eyang putri menyambut kami dengan bahagia, beda halnya dengan eyang putra. Mungkin karena kao dan rey bukanlah cucu langsung darinya anak kandungnya melihat kami dengan tatapan acuh dan pergi. Akan tetapi kao dan keluarganya sudah biasa akan hal itu dan tidak memikirkannya sampai jauh kedalam hati.

" Kakkkk ani mas rono, motor baru kak hhe", om seto adik tiri mama kao datang menyapa orang tua kao.

" Iya dek , biasa mas rono jadi juragan Es lilin ya gini ni dapet rezeki beli motor baru dia", Jawab mama kao.

"Ya lah kah biar bisa kelapayan cari mami baru lah buat kao ma rey", ujar om seto dengan menggoda mama kao.

"Hahaha... boleh-boleh...", mama tersenyum sambil melotot ayah.

"Yaudah ayo semua masuk rumah dulu, duduk di dalam aja nak", Ujar eyang putri kepada mama dan ayah sembari memeluk kao dan rey ke dalam rumah.

Dan pertemuan keluarga pun berlangsung dengan penuh canda gurau di hari itu. Ayah adalah menantu yang sangat eyang putri sayang ,karena eyang tau perjuangan ayah dan kesabaran ayah menghadapi mama yang dulu keras dan manja.

Setelah hari demi hari itu berlalu, dengan kerja keras yang orang tua kao jalani perlahan-lahan bisnisnya meluas merambah ke dunia Catering mama kao. Mendapatkan banyak pelanggan membuat perekonomian keluarga kao lebih baik. Satu demi satu aset dibeli seperti tanah kavling untuk membangun rumah masa depan keluarga mereka.

" Syukur ya ayah , tinggal nunggu bahan aja yang belom buat bangun rumah", kata mama sembari tersenyum kecil.

"Iya mah pelan-pelan aja yah, namanya juga kita usaha yang penting dapet dulu tanahnya dimana", ayah menjawab dengan optimis.

"Iya ayah si Kao ama rey juga masih sd ayah, moga aja kita bisa mewujudkan keinginan sama cita-cita mereka ya", Mama berbicara dengan nada yang pelan dan bergetar.

" Sabar mamaku sayangku , berdoa kita berdua bisa terus bersama-sama melihat mereka besar dan menikah ya", Ujar ayah sembari menggoda mama.

Keluarga yang sangat harmonis, ayah yang sangat sayang kepada keluarga dan mama pun begitu.

Beberapa tahun kemudian, Seiring berjalannya waktu kesibukan mama pun sangat padat mengurus catering, ayah masih dengan sederhananya di setiap ayah selesai mengajar pasti akan membuat es lilin dan juga es batu, Kao yang mulai beranjak smp mulai sibuk dengan kegiatannya ekstrakurikulernya disekolah dan mengikuti les dan juga rey yang selalu sibuk dengan gamenya di kamarnya. Mungkin ada yang berubah beberapa tahun di keluarga ini dan mungkin ada satu yang tidak akan berubah pastinya.

Akhirnya waktu yang di nanti tiba di tahun pertama Kao memulai beranjak Kelas 1 SMA, rumah Keluarga kao pun selasai dan mereka akan pindah kerumah mereka yang baru. Rasanya berat kao ingin pindah dari rumah dinas ayahnya tersebut, dia berpikir mengingat terus masa-masa kecilnya disana.

" Ayah terus kita pindah , kita pergi dari sini yah. Kao boleh kasih tulisan gak dikamar kao buat kenang-kenangan", Ucap kao dengan tatapan lesu.

" Jangan besar-besar tulisannya non, sapa tau ada yang mau tempati nanti, tulisanmu kan jelek non nanti yang nempatin takut", ujar ayah sambil bergurau kepada kao.

" Hehehehehe.....", kao tertawa nakal.

Rey pun datang menghampiri ayah dan kao, dengan resenya di ambil spidol yang berada di tangan kao . Dan ditulisnya di tembok oleh rey " KAO CintaKawin BUDI" . budi adalah anak tetangga dekat sekolah ayah yang suka menggoda kao di kala kao berangkat sekolah sering melewati depan rumah budi.

Dengan kaget kao berteriak, "Reyyyyyyy...arrggghhhh".

Ayah melihat kelakuan anak mereka dengan tertawa terbahak-bahak. Senda gurau terakhir di tempat yang pernah mereka tinggali , meninggalkan banyak cerita di kehidupan ke depan nanti.

Dan kehidupan baru keluarga kao di rumah yang baru pun dimulai.