"Om Indra .... Ada yang ingin Daniel sampaikan, ada sedikit masalah yang terjadi di proyek pembangunan hotel di Bali," ucap Daniel tiba-tiba kepada Indra.
Alexa hampir saja ketahuan kalau dirinya sedang belajar buku kedokteran, tapi untung saja Daniel datang tepat pada waktunya dan menyelamatkan Alexa.
"Ada masalah apa?" tanya Indra kepada Daniel.
Daniel berpikir cepat. "Masalah tentang dokumen pembebasan tanah warga yang tidak mau direlokasi," ucapnya.
"Baiklah, kita bicarakan di ruang tamu! Dan kamu Alexa, lanjutkan belajarmu," ucap Indra kepada Alexa kemudian berlalu pergi keluar dari kamar Alexa bersama dengan Daniel.
Sebelum Daniel pergi, ia terlihat memberikan isyarat kepada Alexa untuk segera menyembunyikan buku-bukunya dan Alexa bergegas melakukan apa yang Daniel perintahkan.
Alexa segera menyembunyikan buku-bukunya di bawah kolong sofa dan menutupi celah kolong tersebut dengan karpet. Sehingga bukunya sama sekali tidak terlihat, setelah itu Alexa mengeluarkan buku-buku sekolahnya dan ia berpura-pura sedang mempelajarinya.
Gadis bermata cokelat itu sedang mengantisipasi kalau papanya tiba-tiba datang kembali. Jantung Alexa berdebar kencang, gadis itu berusaha mengatur napasnya agar tidak memburu
Alexa menghela napas panjang. "Hampir saja ketahuan, untung saja kak Daniel datang tepat waktu. Kalau kak Daniel tidak ada, habislah nyawaku," gumamnya.
Alexa menelungkupkan kedua tangannya diatas meja, gadis itu membenamkan wajah frustrasinya diantara lipatan tangannya. "Aaakkh! sampai kapan harus belajar diam-diam seperti ini terus," ucapnya frustasi.
beberapa saat kemudian ....
"Alexa ...." panggil Daniel pelan dari arah balkon.
"Apa kamu sudah tidur?" tanyanya kemudian.
Alexa langsung menegakkan badannya begitu mendengar suara panggilan dari Daniel, gadis itu berdiri dari kursi lalu berjalan menuju balkon. Saat ia membuka pintu balkon, matanya langsung tertuju kepada sosok Daniel berdiri di tepi balkon dan langsung menyambut Alexa dengan senyuman manis.
"Kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Daniel khawatir.
Alexa mengangguk cepat lalu tersenyum. "Iya, Alexa baik-baik saja ... terima kasih banyak karena sudah membantuku tadi," ucap Alexa setengah berbisik supaya tidak ada yang bisa mendengar suaranya
"Sama-sama," ucap Daniel dengan berbisik meniru Alexa.
Daniel dan Alexa tertawa .... suasana seketika langsung hening.
Alexa dan Daniel sama-sama berdiri di tepi balkon sembari menatap langit malam.
Alexa menghirup napas panjang lalu menghembuskannya. "Segarnya ... jadi kangen rumah oma," ucapnya sedih.
"Apakah kak Daniel boleh menanyakan sesuatu?" tanya Daniel meminta izin.
Alexa mengangguk cepat. ''Boleh! silahkan," jawab Alexa mempersilahkan.
"Kenapa kamu ingin menjadi seorang Dokter?" tanya Daniel seraya memandang wajah Alexa.
"Kak Daniel mau jawaban jujur dari Alexa?" Alexa balik bertanya kepada Daniel.
"Iya, harus dijawab dengan jujur," jawab Daniel.
"Entahlah! Alexa sendiri juga tidak tahu pasti alasan yang sesungguhnya. Tapi ... sejak kejadian di rumah sakit tempo hari, hati Alexa semakin mantap untuk menjadi seorang dokter," jelas Alexa.
Alexa menempelkan tangannya di dada. "Saat itu, untuk pertama kalinya jantung Alexa berdebar sangat kencang. Saat itu juga Alexa hanya merasa kasihan, tapi ... setelah berbicara dengan dokter, pikiran Alexa jadi terbuka dan Alexa baru menyadari impian Alexa yang sesungguhnya," ceritanya lagi dengan mata yang bersinar.
"Bukankah Om Indra sudah mengatakan kalau dia akan menetapkanmu sebagai pewaris tunggal kekayaannya?" tanya Daniel seraya memperhatikan ekspresi wajah Alexa
Alexa menundukkan wajahnya sejenak lalu menatap mata Daniel. "Tidak! Alexa tidak menginginkannya. Alexa hanya ingin hidup tenang menjadi orang biasa dan bekerja sebagai seorang dokter, itu adalah mimpi yang benar-benar Alexa ingin perjuangkan!"
Pria itu melihat kejujuran di mata Alexa dan tentu saja ini membuat hatinya menjadi semakin galau.
"Terima kasih banyak," ucap Alexa sambil tersenyum.
"Untuk apa?" tanya Daniel.
"Untuk semua kebaikan yang sudah kak Daniel lakukan untuk Alexa," jawab Alexa.
"Karena kak Daniel sudah menjadi malaikat pelindung untuk Alexa! Kak Daniel selalu ada di saat Alexa membutuhkan bantuan. Kak Daniel adalah orang yang sangat baik," ucap Alexa polos.
Deg!! Jantung Daniel terasa sangat sakit mendengar kata-kata dari Alexa. Alexa menganggap Daniel orang baik, padahal pria itu sebenarnya adalah orang jahat yang datang dalam kehidupannya hanya untuk membalas dendam atas kematian orang tuanya.
"Alexa ...." panggil Daniel.
Alexa menoleh dan menatap wajah Daniel.
"Ya," jawabnya singkat.
"Bagaimana kalau sebenarnya kak Daniel adalah orang yang jahat? Bagaimana kalau kak Daniel tidak sebaik yang kamu pikirkan?" tanya Daniel tiba-tiba dan membuat Alexa terdiam seketika.
"Apa?" wajah Alexa tampak terkejut.
Wajah Daniel terlihat sangat serius saat mengatakannya. pria itu seakan-akan hendak mengungkapan semua kebohongannya, tapi ia urungkan lagi. Tangannya mengepal dan ia merasa sangat kesal kepada dirinya sendiri.
Alexa terlihat gugup, namun ia mencoba untuk tetap tenang. "Kak Daniel lucu! Mana ada orang jahat yang mau mengaku kalau dirinya jahat," ucapnya sambil tersenyum.
"Apa kamu pikir itu lucu?" tanya Daniel.
"Iya ... karena Alexa tahu, kalau ucapan kak Daniel itu hanyalah lelucon," jawab Alexa ringan.
Alexa berjalan mendekati Daniel, gadis itu menempelkan telapak tangannya di dada Daniel dan merasakan detak jantung pria itu.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Daniel kepada Alexa.
"Merasakan detak jantung kak Daniel! Jantung kak Daniel sekarang berdetak kencang. Itu tandanya kak Daniel sedang berbohong," ucap Alexa seraya menurunkan tangannya dari dada Daniel.
Alexa tersenyum kepada Daniel. "Alexa yakin kalau kak Daniel itu adalah orang yang sangat baik, kak Daniel sudah menolong Alexa berulang kali. Jadi ... di mata Alexa, kak Daniel itu adalah orang yang baik," kenangnya. "Oh iya, Kak. Sudah malam! Alexa masuk dulu, kak. Selamat malam," pamitnya cepat lalu berjalan menuju ke kamarnya.
Daniel menatap punggung Alexa yang perlahan-lahan menjauh dan menghilang. Dan pria itu masih betah berdiri di tepi balkon, mungkin karena pria itu ingin menjernihkan pikirannya dengan menghirup udara segar sambil menatap bintang-bintang.
"Apa yang sedang aku pikirkan? Bukankah aku harus membalas dendam?! Kenapa hatiku bisa selemah ini? Seharusnya aku tidak sebaik ini kepada anak dari pria yang sudah membunuh orang tuaku!" Daniel berbicara dalam hati.
Dari balik pintu, Alexa berdiri mematung seraya menyandarkan punggungnya ke pintu. mimik wajah gadis itu menunjukkan kalau ia mengenal Daniel. Namun, ia lebih memilih untuk diam.
"Aku tahu semuanya! Tapi ... aku yakin kalau kak Daniel adalah orang yang baik. Dan Alexa percaya itu," ungkap Alexa di dalam hati seraya menoleh ke jendela yang mengarah ke tempat Daniel berdiri saat ini.
***
"Rian ... apakah sudah ada kabar dari paman?" tanya Daniel yang saat ini berada di dalam kantornya.
Rian menggeleng. "Terakhir kali, posisi tuan Roger terlacak sedang berada di rumah sakit. Tempat Alexa dirawat tapi sekarang sudah menghilang," jawab Rian.
"Jadi benar, orang yang aku kejar saat itu adalah paman?!" Daniel menghela napas panjang sambil memijit keningnya.
Rian mengangguk. "Lantas, apa rencana tuan Daniel sekarang? Bukankah sekarang tuan Daniel berada di pihak Alexa? Seharusnya tuan Daniel tidak boleh terlalu baik dengannya karena Alexa adalah ancaman terbesar tuan saat ini," ucap Rian.
"Segera hubungi aku kalau ada pergerakan dari paman Roger! Dan sudah berapa kali aku kubilang kalau Alexa bukanlah ancaman bagiku! Rencanaku adalah membuat Alexa membenci papanya, dengan memberikan bukti kejahatan yang selama ini papanya perbuat, cuma itu saja maksud dari kebaikanku," papar Daniel.
"Jadi .... Selama ini tuan Daniel begitu baik kepada Alexa, itu karena ..." Rian tidak melanjutkan kata-katanya.
"Aku sudah lama menantikan hari ini untuk membalas dendam! Dan aku tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini," ucap Daniel.
Rian mengangguk. "Baiklah, saya mengerti."
Daniel membuka lacinya, pria itu mengambil amplop cokelat lalu meletakkannya di atas meja. "Pastikan Alexa untuk membaca dokumen itu! Dan ingat! Jangan ceroboh dan jangan membuat satu pun kesalahan yang akan menghancurkan rencana kita," perintahnya kepada Rian.
Rian mengangguk, pria itu mengambil amplop cokelat itu lalu menyelipkannya di dalam saku jasnya. "Baiklah, ... saya pamit dulu." Setelah berpamitan, Rian segera pergi keluar dari kantor Daniel.
Kepala Daniel terasa sangat sakit, pria itu menopang kepalanya dengan satu tangan. Pikiran Daniel melayang entah kemana.
***
Setiap hari, di tengah malam, saat semua orang sudah terlelap tidur. Alexa malah terbangun, gadis itu berjalan perlahan menuju pintu lalu menguncinya. Setelah itu ia berjalan menuju sofa untuk mengambil buku-bukunya dan mulai membacanya kembali.
Alexa tidak menyalakan lampu, ia hanya menggunakan penerangan seadanya dari senter handphone. Karena gadis itu tidak mau mengundang kecurigaan papanya serta anak buah Indra yang biasanya berkeliling rumah untuk mengontrol keamanan rumah.
Saat pagi menjelang, Alexa menghentikan kegiatan belajarnya. Gadis itu kembali menyimpan buku-bukunya di bawah kolong sofa lalu menutupnya dengan karpet.
Waktu sarapan di pagi hari ...
Alexa terlihat sangat kelelahan dan terlihat sangat mengantuk, gadis itu terus saja menguap sehingga menimbulkan rasa curiga Indra.
"Alexa ... papa perhatikan, akhir-akhir ini kamu kurang tidur dan selalu terlihat lesu?! Katakan, apa yang sedang terjadi?" tanya Indra tiba-tiba.
Alexa mencoba untuk bersikap tenang. "A–ah ... A–Alexa 'kan sebentar lagi ujian, mungkin karena itu Alexa jadi banyak pikiran, dan tidak bisa tidur dengan nyenyak" bohongnya ntuk menutupi kegugupannya.
Indra memicingkan matanya. Lelaki itu menatap Alexa dengan penuh kecurigaan, Indra sadar kalau ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh putrinya. Namun, Indra hanya diam saja.
"Alexa ... kita berangkat sekarang! Kalau tidak, kamu pasti akan terlambat karena terjebak macet," ajak Daniel kepada Alexa.
Alexa mengangguk cepat. "B–baik, ayo berangkat." Alexa berdiri dari kursi lalu mengambil tas ranselnya. "Pa, Alexa berangkat dulu." Alexa berpamitan kepada papanya lalu pergi bersama Daniel meninggalkan Indra yang masih duduk terpaku di tempatnya.
"Leon ...." panggil Indra kepada anak buahnya.
"Iya, Tuan," sahut Leon saat dirinya sudah berada di hadapan Indra.
"Suruh semua pelayan kecuali bik Minah untuk menggeledah kamar Alexa! segera beritahukan kepadaku jika kamu menemukan sesuatu yang mencurigakan!" Indra memberi perintah kepada Leon.
Apakah kecurigaan Indra akan terbukti?
Dan apakah rahasia Alexa akan terbongkar?
To be Continued.