Erick melempar tubuhnya di atas ranjang, kunci mobil pun ia lempar ke sudut ruangan dan tak luput menjadi sasaran kekesalannya. Lengan kanan Erick kini berada di atas kepalanya yang ia gunakan untuk menutupi sebagian matanya agar tidak terlalu silau karena cahaya lampu yang sangat terang di kamarnya, Erick menghela napas panjang dan beberapa detik berikutnya setetes air mata pun tampak meluncur dari pipinya diikuti tetes yang lainnya.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia baru merasakan sakit yang teramat perih hingga hampir membawanya dalam keputusasaan, seorang pria yang selalu bersemangat dan kuat seperti Erick pun nyatanya bisa lemah saat hatinya terluka oleh cinta. Bayangan wajah bahagia Alexa dan Daniel yang sedang tertawa pun masih berputar-putar di dalam kepala dan ingatannya, saat ini ia hanya ingin menenangkan badai yang sedang bergemuruh di dalam hatinya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください