Alan membuka kunci pintu, Ia menekan gagang pintu,mendorong dan pintu tersebut terbuka.
Keadaan diluar cukup terang, dengan terpasangnya banyak lampu dan banyaknya perabotan-perobatan membuat rumahnya terkesan lebih hidup.
Tembok koridor berwarna coklat muda terpasang dengan foto-foto keluarga, saudara, dan foto-foto pemandangan.
Saat Alan sedang melihat-lihat keadaan rumah tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang berasal dari balik koridor langkah kaki tersebut terdengar lembut namun cepat.
Terlihatnya seorang ibu yang membawa semangkok berisikan sup ayam.
"Lia sayang, akhirnya kamu keluar juga sudah 3 hari kamu mengurungkan diri di kamar" ucap si ibu lembut
"Ini sup ayam kesukaanmu, kamu nggak makan kan itu nasi Padangnya. ayo makan"
Alan mengangguk iya dan ikut ibu pergi ke meja makan.
Fasilitas dapur terlihat sangat bersih, tidak terlihat noda minyak sedikitpun.
Sesampainya di meja makan Alan duduk di kursi manapun yang ia pilih. Meja makan yang besar berisi dengan peralatan makan, piring berisi ikan sarden, dan rice cooker.
"Lia astaga anak ini, muncul juga kamu" terlihat seorang pria Yang sedang berjalan menuruni tangga.
Pria tersebut berjalan menuju alan dan menepuk bahunya.
"Kamu jangan begitu ya lain kali, ibumu khawatir loh"
"Sudah, sudah. Ini nasinya dimakan" kata si ibu sambil menyodorkan sepiring nasi hangat.
Alan mencicipi sarden yang terletak diatas meja dan rasanya sangat enak, tidak ragu-ragu Alan menambah lebih banyak sarden di piringnya. Namun sup yang dibuat ibu berbeda, sup ini sangatlah spesial baik rasanya dan semakin enak karena dibalur dengan cinta kasih ibu yang terkandung didalam sup tersebut.
Si ibu melihat putrinya tercinta memakan makanan dengan lahap merasa begitu senang.
Namun dari 4 kursi yang tersusun mengelilingi meja makan hanya ada 1 kursi yang tidak boleh diduduki.
Dan Alan melakukan keselahan yang besar.