webnovel

Tentang Aku

Nama ku Tiffany, aku lahir dan besar di salah satu sisi ibu kota yang tak pernah sepi, dari pagi ketemu pagi selalu di isi dengan obrolan receh warga negara dengan berbagai keluh kesahnya terhadap pemerintah.

Kawan - kawan ku lebih suka menggunakan istilah kompleks bank jika ingin berkunjung (karena harus banyak banyak mengucapkan permisi bang), resiko tinggal di gang dengan penduduk yg heterogen. Yang membanggakan dari kehidupan di lingkungan ini adalah mereka tetap bisa tersenyum di tengah himpitan ekonomi yg pas pas an, dan tetap semangat dalam berbagi.

Aku tak pernah menyesal besar dalam lingkungan ini, di sini aku belajar memahami banyak karakter individu, pola pikir dan pengalaman hidup. Aku tetap dapat bersosialisasi dengan baik walaupun sebagian teman ku menyayangkan karena tingkat pendidikan ku yg lumayan tinggi, tapi untuk ku kebahagiaan itu berasal dari diri sendiri, jadi nikmati setiap hembusan nafas yg sudah Allah berikan pada kita.

Tetangga ku biasa memanggil ku Fanny, aku tumbuh menjadi sosok tomboy yg baik hati, walaupun tampilan ku sangat maskulin. Sejak kecil, aku di didik orang tua untuk tidak mengkotak-kotakkan manusia, aku harus jujur dalam menentukan sikap, jalani yg membuat mu nyaman, itu pesan mama papa ku.

Wajah ku lumayan cantik, Hem kenapa aku katakan begitu, karena tidak sedikit kaum Adam yg mendekatiku mengatakan itu, rambut hitam panjang dan tebal, serta tinggi yg lumayan 169 cm. Aku suka berteman dengan siapa saja yg membuat ku nyaman tanpa memperdulikan latar belakang mereka, aku setia terhadap sahabatku, rata - rata persahabatan kami sudah melewati angka 5 tahun atau lebih. Berada diantara banyak kawan membuat aku lebih cepat beradaptasi dan memahami serta banyak cerita yg bisa ku bagikan dalam perjalanan waktu yang telah aku jalani dan lewati.

Mama ku seorang ibu rumah tangga yang baik dan perhatian atau kepo banget dengan urusan anak - anaknya, beliau sangat komunikatif terhadap kawan - kawan ku, hanya kepada anaknya beliau selalu tegas, itulah sebabnya kawan - kawan ku lebih dekat kepada beliau dibandingkan aku, ramah, ringan tangan dan sangat senang bercanda, mungkin hal ini menurun pada ku, terkadang untuk hal yg serius aku masih kekanak-kanakan.

Papa ku seorang pegawai swasta di sebuah pertambangan minyak dan gas bumi. Sebagai pegawai di pertambangan beliau memiliki jadwal kerja yg tidak biasa, lebih banyak menghabiskan waktu di tengah laut dari pada berkumpul bersama keluarga. Beliau kebalikan dari mama ku, pendiam dan jarang bicara, tapi perhatian kepada anak - anaknya sangat luar biasa, dan aku adalah anak kesayangan nya yg sering di ajak belanja ke pasar loak poncol. Papa ku seorang yg luar biasa di mata ku, banyak ilmu yg beliau miliki diperoleh secara otodidak. Hal ini yg memotivasi ku untuk terus menggali kemampuan yg dimiliki, berkat kegigihan beliaulah kami sekeluarga dapat hidup berkecukupan secara lahir dan batin.

Aku memiliki 2 saudara yg semua nya perempuan, aku adalah anak tengah yg terkenal nakal dan jarang di rumah karena lebih banyak main dan beraktifitas di luar rumah. Nilai IQ yg ku miliki dibawah 2 saudaraku, boleh dibilang aku lah yg paling bodoh diantara 3 bersaudara, apakah aku sedih? siapa bilang, aku tetap ranking kok disekolah, karena aku tekun dan sabar serta selalu mau belajar, jadi aku tidak kalah smart dari mereka.

Kakak ku merupakan anak kesayangan mama, selain pendiam, beliau jg penurut, selalu mengikuti apa pun yang mama ku inginkan. beliau adalah bintang kelas, selalu dapat rangking dikelas, berbeda dengan aku, yang ketika ambil rapor, pasti isi nya laporan kenakalan ku, walau nilai masih terjaga aman.

Adik ku juga merupakan anak kesayangan mama, selain penurut, adikku selalu bisa menyenangkan hati mama ku dengan canda tawa nya, suka memasak dan nonton film India. Sejak kecil kami di didik untuk mandiri, karena kondisi papa yg jarang di rumah, maka untuk pekerjaan ringan di rumah yang biasa dikerjakan laki - laki, kami kerjakan, memperbaiki genteng bocor, Menganti lampu, dan lainnya. Lama kelamaan, aku jadi menikmati hal ini, semua pekerjaan dialihkan kepada ku, akibatnya jiwa tomboi ku makin melekat.

Entah mengapa aku lebih suka bermain dengan anak laki-laki dibandingkan dengan teman wanita, bisa dibayangkan pusingnya mama ku menghadapi perilaku ku yg tidak bisa diam, bermain layangan, gundu, dll.

Aku menamatkan pendidikan dasar ku di sekolah dekat rumah, masih jelas tergambar jika berangkat sekolah, pasti menunggu bel berbunyi, dan jika jam istirahat, aku selalu pulang untuk sekedar minum atau makan, sangat indah mengenang masa - masa indah itu, dan tidak pernah terpikirkan oleh ku jika ternyata jodohku pun berasal dari sekolah ini.

Pada masa ini aku adalah seorang anak nakal yang keras kepala, tidak mau kalah dan terkenal egois, perkelahian dengan teman sepermainan adalah hal yg tidak bisa terhindarkan, entah kenapa ya, aku selalu cari masalah, sehingga kawan - kawan ku banyak yang menjauhi, cantik - cantik kok nakal ya, demikianlah komentar orang tua kawan - kawan ku, yg lebih mengherankan lagi kenakalan ku ini konsisten hingga saat ini, entah siapa yg bisa merubah ku menjadi lebih baik. Ikuti saja cerita ini hingga selesai, akan ada seorang sahabat ku yang bisa menjinakkan kenakalan ku.

Karakter tomboi ini terbawa hingga aku dewasa, bagusnya suami ku bisa menerima aku apa adanya, hanya karateristik ini mulai mengganggu ketika aku mulai memasuki dunia kerja, aku tidak suka berdandan seperti wanita - wanita dewasa pada umumnya, dan ini benar-benar menghambat karier ku. Tapi aku selalu percaya bahwa Tuhan selalu punya cara sendiri untuk memberikan rezeki kepada umatnya, tanpa kita duga jalan yg dipilihnya.

Lingkungan yang heterogen, membuat mental ku jauh lebih kuat, hanya saja aku lebih mudah terharu dan respek terhadap hal - hal yg lembut dan penuh kasih sayang. Hal ini disebabkan karena masa kecil ku jarang bersentuhan dengan hal itu, orang tua kami terlalu sibuk dengan kegiatan harian mereka, kami tumbuh dan berkembang dengan teman sepermainan yang memiliki tingkat ego yang sama. Salut untuk kalian yg memiliki orang tua penuh kasih sayang, lembut dalam perilaku dan santun dalam tutur kata, sebab itu adalah barang mahal dalam kehidupan yg kami jalani.

Lika liku perjalanan menuju masa depan adalah hal indah ketika kami selalu dalam keadaan bersyukur karena masih diberi rezeki yang halal. Ada beberapa kawan ku yg tidak bisa menikmati rezeki halal, karena keterbatasan ekonomi, orang tua nya harus menempuh jalan pintas menafkahi keluarga.

Sebagai anak kecil, hal biasa bisa menjadi luar biasa, tertawa di dalam penderitaan dan menangis dalam kebahagiaan, saling berbagi menikmati kebersamaan. Tak ada jarak berarti pada masa itu, berlari, berteriak, dan terbahak, semua dilakukan tanpa beban. Setelah dewasa, kami sangat - sangat merindukan kebersamaan tersebut, kangen disiram air oleh Nyak Aji ketika berisik, kangen metik pohon buah tetangga tanpa ijin, kangen ngaji bersama. Inilah sebagian kecil tentang aku, mengenal sahabat yang berbeda dan bagaimana seorang gadis tomboi merasakan jatuh cinta, semuanya akan aku bagikan sebagai bagian pengalaman untuk diambil hikmahnya.