webnovel

Aku dan 1000 kota

SINOPSIS Kisah ini terfokus tentang perjalanan seorang gadis "Jade Marry William" (24 tahun ) mengelilingi 1000 kota di dunia, berawal dari kekecewaan akan kenyataan hidup yang terasa tidak adil untuknya. Hidup sebatang kara di usia remaja, dikhianati oleh cinta pertama yang ia jaga selama 7 tahun. Perjalanan yang banyak membuka pikirannya, mengugah tujuan hidupnya, juga memperkaya pengetahuan tentang sejarah, culture dan budaya negara lain di dunia. Di kemas manis dengan kisah cintanya dengan beberapa pria, persahabatan, disertai intrik balas dendam, juga pengkhianatan. Bagaimana Jade menjalani hidupnya sebagai travellers? Dengan siapa Jade akan menambatkan hati dan berhenti bertualang? kritik, saran, komentar ato diskusi dibuka ya. Saya harap novelnya dapat menghibur para readers. With love, iyaneiyane Find me on discord : iyaneiyane#9671 Instagram : @iyaneiyaneauthor Dear Reader.. Terima kasih atas coin, gift, PS dan komentarnya. Satu Coin dari Reader akan menjadi motivasi yang luar biasa bagi Saya. Satu coin dari anda akan mampu membuat Saya mampu bertahan untuk tetap menulis...Happy Reading semuanya

IyaneIyane · 都市
レビュー数が足りません
147 Chs

Bucharest, Romania

" aku butuh penjelasanmu." ucapku dengan mata berkaca kaca.

Valter menatap bola mataku dengan wajah yang tak bergeming, ketenangan itu selalu dipertahankan olehnya.

" Ada apa, Jade ? penjelasan seperti apa yang kamu inginkan ? " jawab Valter dengan nada rendah.

" Siapa Halley ? ceritakan padaku semuanya tanpa ada yang ditutupi. " ucapku dengan nada gusar.

Valter menghela nafas dalam dan duduk tenang di atas sofa di dalam ruangan kamar.

" Halley adalah satu satunya pacarku sejak high school. Kami berpacaran selama sepuluh tahun lamanya. Dan aku tidak pernah memiliki pengalaman dengan gadis lain selain dengannya. Kami putus sekitar tiga tahun lalu. Awalnya dia adalah seorang gadis manis yang menawan, hingga aku memergoki Halley mengkhianatiku, ternyata selama lima tahun terakhir kita berhubungan, ia juga berhubungan intim dengan kakak kandungku nomor satu, Devon. Dia hampir saja merusak hubungan rumah tangga Devon dengan skandal kehamilannya. " ucap Valter menghela nafas.

Aku ikut menghela napas panjang mendengar penjelasan Valter, ada rasa bersalah karena mengungkit luka lamanya. Tapi rasa penasaran dan gelisahku membutuhkan sebuah keyakinan.

" Apakah kau masih berhubungan dengannya ? " tanya ku lagi.

Valter bangkit dan menyentuh kedua pipiku yang merah dan sembab karena air mata.

" Itu tidak akan pernah terjadi. Aku tidak tertarik dengan seorang pengkhianat, Jade. Dia selalu menganguku setiap kali aku berada di Frankfurt. " bisik Valter sambil menatapku.

" Aku terluka, Valter. Dia mengatakan sesuatu yang menyakitkan di depanku. Dia mengatakan bahwa, kamu hanya mampu bercumbu dengannya, dan tidak ada seorangpun yang mampu mengantikannya." ucapku sambil terisak, air mataku mengalir deras, dadaku sesak mengingat kata kata tajam Halley.

Valter tertawa, dengan apa yang aku katakan, " Jade, kamu harus memiliki kekuatan hati, jangan mudah percaya dengan ular berbisa. Aku mengerti akan hatimu yang lembut dan mudah terluka, namun itu tidak menguntungkan untuk dirimu sendiri. Jangan mudah hancur dengan hal seperti itu. " Valter memelukku erat dan aku membenamkan diri di pelukannya, mendengarkan ritme detakan jantung Valter, terasa damai dan hangat.

" Kapan kamu pulang ? Mengapa begitu larut ? " ucapku lagi

" Aku mencarimu ke segala tempat, aku menghabiskan waktu di rumah kakek Mia, ngobrol dan minum bir bersama, ketika aku pulang kamu sudah tertidur. Aku tau kamu aman bersama George, itu sebabnya aku tidak terburu buru pulang. " bisiknya lagi.

" Semalam aku pamit untuk pulang di hari ini. Sisa cutimu sebaiknya kita gunakan untuk traveling. lagipula aku sudah cukup berada disini. " rengekku manja.

" Haa,,,baiklah, Jade. cemburu membuatmu untuk segera pergi dari sini. " ucap Valter tersenyum kecil.

Masalahku bukan hanya cemburu saja Valter, tapi kakakmu yang mulai menghantuiku mengharuskan aku harus menjauhi tempat ini, ucapku dalam hati.

-

Kami mendarat dengan selamat di bandar udara Henri Coanda, Bucharest, Romania, setelah kurang lebih dua jam dua puluh menit berada di udara. Pengetahuanku tentang Romania boleh di bilang nol besar, tapi Valter adalah penuntun arahku, sebagai wanita Asia yang berbakti, aku ngikut sajalah. Kalo kata Rita Ora, " Anywhere away with you." kurang lebih seperti itu.

Bucharest adalah ibu kota dan pusat industri, budaya dan finansial negara Rumania yang terletak di eropa tengah dan tenggara. Kota ini terletak di tepi sungai Dambovita. Negara ini berbatasan dengan Hongaria dan Serbia di barat, Ukraina dan Republik Moldova di timur laut, dan Bulgaria di selatan.

Tidak banyak yang tertarik dengan kota dan negara ini, apalagi untuk wisatawan yang menyukai mewahnya Eropa dan keindahan metropolis pasti tempat ini akan terasa membosankan, banyak rumor jelek yang beredar karena kondisi masa lalu membuat tempat ini tidak pernah masuk dalam list para travellers dunia.

Aku dan Valter tetap yakin bahwa pasti ada hal yang menarik disini, kota yang dulunya adalah salah satu yang terhebat di bagian Eropa ini, pasti meninggalkan jejak yang masih bisa kita nikmati.

"Pada dekade sebelum Perang Dunia II, kota Bucharest dijuluki dengan sebutan 'Little Paris' atau 'Paris of the East', karena hampir semua bangunan, istana dan arsitektur megah art nouveau benar benar identik dengan kota Paris." Sahut Valter di sela sela waktu ketika kami menyusuri kota Bucharest.

"Menjelajahi Bucharest adalah tentang memahami masa lalunya yang kompleks, perang telah merubah segalanya, ibukota Romania selalu dikenal sebagai kota kelabu dan menyedihkan, dari masa indahnya 'Little Paris' hingga perang soviet, masuknya komunis, kota ini adalah saksi bisu peristiwa demi peristiwa tragis yang terjadi - sejarah singkat Bucharest pada abad ke-20, benar-benar memporak porandakan kota ini hingga benar benar hancur. Peristiwa Desember 1989 hanyalah awal dari kekacauan di negara itu perlahan kota ini terlupakan dan dihindari." tambahnya lagi.

" Aku bisa melihatnya. Tidak heran orang orang pada engan berkunjung." sahutku.

Kawasan Old Town adalah salah satu dari kawasan yang masih banyak menyimpan sisa arsitektur zaman dulu sebelum komunis menghancurkan kota ini. Banyak bangunan tua yang indah dari abad pertengahan .

Kami memesan hotel yang berada dikawasan kota tua sehingga memudahkan kami untuk menjelajah dan berkeliaran di sekitar kawasan.

" Bagaimana perasaanmu, apakah kamu menyukainya ? " tanya Valter sambil duduk di sebuah cafe kecil di sebuah taman di Gradina Cismigiu, setelah seharian mengelilingi Bucharest dengan berjalan kaki.

" Sulit aku untuk menjelaskannya, begitu berbeda. kupikir kita akan di sambut oleh hutan beton seperti mayoriti kota lain di Eropa, namun kita disambut dengan taman, gedung gedung perpaduan antara abad pertengahan, art nouveau, arsitektur sosialis-realis, dan unsur modernisasi yang menurutku sangat tidak biasa dan sedikit aneh untuk digabungkan, tapi justru disitulah letak sejarah yang berbicara. " sahutku

Sebenarnya tidak banyak yang bisa kita nikmati disini, tapi Bucharest memiliki taman yang indah dan menyejukkan, Gradina Cismigiu adalah salah satu taman tertua di kota seluas enam belas hektar yang di tata dengan gaya romawi kuno, salah satu yang paling romantis yang mampu mencuri hatiku, lebih dari tiga puluh ribu pohon dan tanaman yang berusia tiga ratus tahun ada disini.

Sangat asri dan alami, surga bagi rumput, pohon, bunga, dan danau, penuh dengan bunga-bunga, menyerupai karpet warna-warni di musim semi, ada lorong lorong dan jalan setapak yang tersembunyi memberi kesan misteri, salah satunya mengarah ke reruntuhan biara tua, ditutupi oleh untaian bunga wisteria ungu.Di tengah taman ada danau yang bisa di jelajah dengan menggunakan perahu, seperti sedang bertualang di hutan kecil di dalam kota.

" Terima kasih sayang sudah membawaku kesini menikmati semuanya." ucapku sambil menatap hangat Valter, angin sejuk semilir bertiup perlahan, membiarkan diri masuk kedalam pusaran pusaran kenangan manis masa kecil, berada di dalam hutan kalimantan dengan beningnya air berwarna biru danau "labuan cermin" di kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Indonesia. Aku memejamkan mataku sejenak untuk merasakan kebahagiaan saat-saat indah yang pernah kualami di masa kecil.

Aku membuka mata perlahan dan mengukir sebuah senyum indah untuk Valter.

" Kota ini begitu kuat, taman nya yang indah memberikan energi besar untukku. Aku merasa sangat hidup. " tambahku lagi.

Mata Valter bersinar menatapku, perlahan ia meraih dan mengengam tanganku, menatapku penuh arti, " Aku tak pernah bisa hidup tanpa melihat senyummu, Jade. "

💖💖💖