Bahkan jika diajak oleh pacar ataupun tunangannya untuk bersentuhan, sampai kapanpun dia nggak akan mau jika tidak ada ikatan perbikahan. Tapi semua berubah saat pria itu datang mengganggu hidup gue! Mengganggu mimpi gue! Bahkan dia mengganggu pikiran gue! batin Tata.
" Ta! Lo kenapa, Ta?" tanya Manda yang melihat Tata terdiam.
" Nggak papa! Kalian disini sampai kapan?" tanya Tata.
" Terserah lo!" jawab Manda dan Saras.
" Kalian nggak kuliah?" tanya Tata.
" Kita gampang aja! Kan kuliah disini, bukan diluar!'" jawab Manda.
" Kalo gitu kita akan bersenang-senang! Ok?" kata Tata.
" Okkkkkkkk!" sahut Manda dan Saras. Manda tahu ada sesutau yang disembunyikan sahabatnya itu. Tapi dia nggak mau memaksa Tata untuk mengatakannya.Mereka sangat menikmati kebersamaan mereka selama beberapa hari ini, Tata bisa melupakan sejenak sakit hatinya pada Valen dan melupakannya, sampai berita itu datang. Tata dan Manda sudah pergi ke pasar pagi-pagi untuk belanja. Rencananya hari itu mereka akan memasak nasi liwet, mereka telah mempersiapkan bahan-bahannya.
" Serius sekali?" ucap Tata yang sedang asyik memotong bawang.
" Liat apa'an sih lo, Pung?" tanya Manda yang sedang memotong-potong daging ayam.
" Diem lo badak! Nggak liat apa orang lagi bahagia!" jawab Saras.
" Apa'an sih?" Manda penasaran.
" Iya, sampe segitunya!" sahut Tata.
" Nih, denger! Seorang pengusaha muda yang telah lama meninggalkan kampung halamannya, kini kembali ke kampung halamannya dan berencana membangun kota kelahirannya ini. Dia akan meresmikan kantor cabangnya yang baru di kota ini!" baca Saras.
" Astaga, Pung! Kirain berita apa'an? Orang berita gitu aja lo sampe netes-netes," kata Manda.
" Jangan salah! Gue nggak akan setertarik ini kalo tampang pengusahanya biasa-biasa aja!" kata Saras.
" Maksud lo?" tanya Tata mengambil sayuran dan memotongnya.
" Dia gantengggggg pake banget girlsssss! Dia adalah salah satu pengusaha muda paling bersinar di tahun ini!" tutur Saras lagi. Deg! Jangan dia, Ya Tuhan! batin Tata.
" Sini liat! Bikin gue penasaran aja!" kata Manda meraih ponsel Tata.
" Valentino Abiseka! ..."
" Ahhhh! Sssshhhh!" teriak Tata yang jarinya terkena pisau karena mendengar nama Valen.
" Lo kenapa, Ta?" tanya Manda panik saat melihat jari Tata keluar darahnya.
" Nggak papa- Hanya sedikit tergores!" jawab Tata sambil menyiram lukanya dengan air keran dan mengolesnya dengan betadine. Lalu dia meniup-niupnya kemudian membalutnya dengan handeplast.
" Lo kenapa sih Ta? Apa ada yang lo sembunyiin dari kita?" tanya Manda curiga.
" Kalian ngomong apa sih? Gue nggak papa!" jawab Tata dengan melanjutkan memotong sayur. Manda melirik ke Saras dan memberi kode." Valentino Abiseka, tampan, kaya, baik hati. Siapa yang tidak ingin menjadi kekasihnya! ..." Saras sengaja membaca keras-keras dan Manda memperhatikan tingkah laku Tata yang sedang memotong bawang padahal bawangnya sudah tidak ada lagi.
" Kekasihnya yang bernama ..."
Tata langsung menghentikan tangannya dan menatap ke kursi yang ada di depannya.
" Alicia Suryadinata, akan dipersunting oleh Valentino Abiseka pada bulan depan..."
" Gue mau pis dulu! Kebelet!" ucap Tata kepada sahabatnya itu lalu dia berlari ke dalam kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat. Tubuhnya seketika luruh ke bawah di balik pintu. Akkhhhhh! Kenapa sakit sekali rasanya?! batin Tata sambil memegang dada dan memukul-mukulnya sambil menahan tangis. Cukup lama Tata tertidur karena kelelahan dan sahabatnya tahu dengan jelas hal itu.
" Kita harus melakukan sesuatu!" ucap Manda.
" Apa lo mikir apa yang gue pikir?" tanya Saras.
" Iya! Kecuali bagian pikiran mesum lo!" jawab Manda bercanda.
"Sialan lo!" ucap Saras. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan Villa.
Malam harinya Tata hanya pindah ke ranjang lalu menangis lagi dan tertidur, keesokan harinya dia terbangun dengan mata sembab dan bengkak. Dilihatnya keadaan kamarnya yang sunyi, lalu dia beranjak dari ranjangnya dan berjalan kearah pintu, sepucuk kertas diinjaknya di depan pintu kamarnya. Dari sahabatnya.
# Kita keluar sebentar, kalo kamu masih capek, istirahat aja.
Tata segera membersihkan tubuhnya lalu mengganti pakaiannya dan berjalan ke dapur. Dia mengambil es batu lalu mengompres wajahnya, untung sahabatnya tidak ada di rumah. Setelah dirasa bengkaknya hilang, dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya lalu memoleskan sedikit make up, sudah tidak tampak, batin Tata. Beberapa jam kemudian ada suara mobil berhenti di depan Villa. Itu pasti mereka! batin Tata. Tata berdiri dan berjalan menuju ke depan rumahnya.
" Reyn!" sapa Valen yang berdiri dipintu. Tata seakan tak percaya dengan penglihatannya. Tidak! Ini hanya halusinansi gue! Mana mungkin dia tahu gue disini! Astaga, apa gue separah ini?batin Tata. Tata memejamkan matanya lalu memutar tubuhnya untuk masuk kembali ke dalam kamarnya.
" Kamu marah padaku, Reyn?" tanya Valen. Deg! Tata menghentikan langkahnya, dia memutar tubuhnya, dia benar-benar Valen! batin Tata. Tata maju mendekati Valen. Plakkkk! Tata menampar Valen, dan Valen hanya diam saja.
" Kamu jahat!" ucap Tata dengan mata berkaca-kaca.
" Maaf!" jawab Valen.
" Gimana kamu tahu aku disini? Kenapa kamu kesini? Apa ingin pamer kekasihmu?" tanya Tata marah.
" Dia bukan kekasihku!" ucap Valen.
" Bohong!" jawab Tata marah.
" Bener! Aku berani bersumpah!" kata Valen tegas.
" Lalu untuk apa kamu kesini?" tanya Tata lagi.
" Menemuimu!" jawab Valen.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Tata saat melihat Valen tiba-tiba berlutut dan satu lututnya ditekuk ke depan, diraihnya kotak kecil berwarna navy dari dalam jasnya dan disodorkan di depan Tata.
" Will you marry me?" ucap Valen lalu membuka kotak itu. Sebuah cincin berlian terlihat di dalam kotak itu. Tata terkejut dengan tingkah Valen.
" Aku sudah tunangan!" kata Tata.
" Aku tidak perduli! Aku mencintaimu! Dan aku tahu kamu juga merasakan hal yang sama denganku!" kata Valen.
" Aku..."
" Aku berjanji akan segera meminta orang tuaku untuk melamar kepada orang tuamu setelah kamu wisuda!" janji Tata.
" Bagaimana dengan pertunanganku?" tanya Tata dengan wajah sedih.
" Aku akan meminta papimu membatalkan pertunangan mundan menghajar Yusman!" kata Valen.
" Apa maksudmu? Kamu mengenal mas yusman?" tanya Tata heran, karena Valen mengenal Yusman.
" Jangan memanggil namanya dengan mesra, apalagi jika kamu tahu dia telah mengkhianati tunangannya!" jawab Valen.
" Mengkhianati?" Tata lagi-lagi terkejut mendengar penuturan Valen.
" Dia telah menghamili seorang wanita!" kata Valen dengan tegas.
" Apa? Kamu serius? Kamu punya bukti?" tanya Tata tidak percaya.
" Dia sangat baik dan sabar! Bahkan dia tidak pernah menyentuhku! Pernah sih sekali ..."
" Apa? Apa kamu bilang?" tanya Valen kaget.
" Iya! Maaf! Dia mencoba mengecupku tapi aku menamparnya!" jawab Tata sedih.
" Sudahlah! Jawab dulu lamaran ini, baru aku akan memperlihatkan bukti-buktinya padamu!" ucap Valen. Tata tersipu mendengar perkataan Valen.
" Will you marry me?" tanya Valen lagi, Tata menatap Valen dengan tajam, dia sangat mencintai pria itu dan dia hanya ingin menikah dengannya, hidup bersamanya, memiliki anak darinya, aisss! apa'an sih? pake bawa anak segala! Dasar otak mesum! batin Tata.
" Well?" Valen menunggu jawaban Tata.
" Y...yessss!" jawab tata gugup dengan mata berkaca-kaca. Lalu Valen tersenyum dan mengambil cincin dari yusman yang ada dijari Tata lalu membuangnya, kemudian dia menyematkan cincinnya ke jari manis Tata. Pas! Tata senang dan tambah terharu dengan sikap Valen yang menurutnya sangat romantis.