Tata lalu memakai mini dress turtleneck tanpa lengan sehingga bisa menutupi kissmark yang ditinggalkan Valen. Tata keluar dari kamar mandi dan dilihatnya Valen masih terlelap. Dia langsung menuju ke dapur tanpa ada niat untuk membangunkan Valen, Dia mengeluarkan bumbu dan telur dari lemari es untuk membuat sarapan. Tata memasak nasi goreng dan telor mata sapi dengan hati yang penuh dengan kecemburuan dan amarah. Saat Tata sedang memasak, tiba-tiba sebuah tangan memeluknya dari belakang, dadanya berdetak kencang mendapat perlakuan itu.
" Pagi sayang! Masakanmu harum sekali seharum bau tubuh kokinya!" puji Valen sambil mencium pipi Tata, dia tersenyum melihat kekasihnya itu memakai turtleneck, pasti apa yang dilakukannya semalam sudah meninggalkan banyak bekas di lehernya.
" Mandilah!" kata Tata tanpa ekspresi.
" Nanti saja! Aku masih ingin memelukmu!" jawab Valen dengan mempererat pelukannya.
" Aku sedang memasak!" ucap Tata lagi.
" Aku bantu sambil memelukmu, ya?" jawab Valen masih belum menyadari sikap ketus Tata.
" Kalo kamu masih begini, aku akan berhenti memasak dan kita tidak akan pernah sarapan!" akhirnya Tata berbicara dengan nada sedikit tinggi.
" Iya! Maaf! Aku akan mandi!" jawab Valen cemberut sambil melepas pelukannya pada Tata.
" Dan satu kagi!" ucap Tata.
" Apa lagi, sayang?" tanya Valen manja.
" Jangan berkeliaran dengan dada terbuka! Ini bukan di pantai!" ucap Tata kembali ketus. Valen melihat tubuhnya kemudian berganti menatap Tata, dia merasa pasti telah terjadi sesuatu! Astaga, Reyn! Kamu kenapa lagi sekarang? Kenapa mood kamu gampang sekali berubah? batin Valen. Valen menuju ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah mengeringkan tubuh, dipakainya kemeja yang selalu dibawanya di dalam mobil yang semalam sempat diambilnya. Kini Valen terlihat sangat tampan dan mempesona. Dia berjalan ke arah meja makan karena dilihatnya Tata telah menata alat makan di meja makan. Valen menghampiri Tata dan akan mengecup lembut rambutnya, tapi Tata menghindar sehingga Valen hanya mengecup angin. Rasain! batin Tata. Valen cemberut melihat sikap Tata.
" Duduklah!" perintah Tata. Seperti anak kecil yang patuh pada ibunya, Valen duduk di kursi makan dan diam menunggu Tata. Tata selesai meletakkan semua keperluan untuk sarapannya, lalu dia duduk di depan Valen.
" Duduklah di sini, sayang!" pinta Valen menunjuk kursi di dekat Valen, Tapi Tata hanya diam dan asyik memakan makanannya.
" Kamu kenapa sih, sayang? Aku salah apa lagi? Pagi-pagi wajah kamu sudah masam gitu? Nggak baik tau! Nanti ilang cantiknya!" tanya Valen sedikit merayu.
" Kalo jelek kamu nggak mau lagi? Apa kamu akan mencari yang baru dan lebih cantik?" semprot Tata tajam.
" Aku'kan cuma bercanda, sayang!" jawab Valen kaget dengan reaksi Tata. Tata hanya diam dan tidak sedikitpun menghiraukan ucapan Valen.
" Selamat Pagi!" sapa Manda tiba-tiba dari arah ruang tamu.
" Pagi! sahut Tata datar. Manda terkejut melihat sikap Tata yang sedikit aneh, tidak seperti biasanya jika mereka bertemu. Ponsel Valen berdering.
" Halo, Ben? ...Siapa? ...Kapan hari gue udah kasih kan ke Silvia!
Tata menatap tajam Valen, dia langsung curiga dengan nama itu.
" Apa kita boleh ikut sarapan?" tanya Manda.
" Duduklah!" jawab Valen karena melihat Tata hanya menatapnya saja.
Valen berdiri menjauh dari mereka dan pandangan Tata tidak lepas dari Valen.
" Kita ambil piring dulu, Ras!" ajak Manda. Kemudian mereka berdua pergi ke lemari perabotan dapur dan mengambil piring, sendok dan gelas. Mereka duduk di dekat Tata dan Valen.
...Apa? Ckkk! Kenapa dia bisa menghilangkannya? ...Bilang sama dia 30 menit lagi gue ke kantor! ...
Valen menutup panggilan dari Ben dan kembali ke tempat duduknya.
" Siapa Silvia?" tanya Tata menatap Valen. Waduh! Jangan-jangan akan terjadi perang dunia, nih! batin Manda, dia menatap ke arah Saras yang kebetulan Saras juga menatap dirinya.
" Relasiku! Kita ada kerjasama bikin resort di Pantai Omega, tapi dia menghilangkan dokumen perjanjiannya!" jawab Valen santai sambil mengambil nasi di meja, dia sama sekali tidak sadar jika sebenarnya calon istrinya itu sedang cemburu.
" Apa dia cantik?" tanya Tata lagi.
" Iya!" jawab Valen tanpa rasa bersalah. Manda menatap Tata dan Saras menatap Valen. Sialan! Dia dengan tenangnya bilang kalo wanita itu cantik! batin Tata marah. Duh, Valennnnn! Lo itu ganteng-ganteng tapi bego ato sarap? Malah dijawab gitu lagi pertanyaan Tata! batin Manda semakin lama menatap Tata.
" Cepet sana pergi! Nanti wanita cantik itu menunggumu! Kan nggak enak!" sindir Tata.
" Iya sayang! Bentar lagi! Trima kasih sudah diingatkan. Valennnnnnnn! Sebelllllll! teriak Tata dalam hati. Alamakkkkkk! Gue jitak juga nih cowok! batin Saras.
" Kalian kok gak makan? Enak lho nasgor bikinan calon istriku!" ucap Valen masih dengan santainya. Astaga, Valennnnnnnn! Wajah ganteng, perusahaan dimana-mana, tapi sensor sensitif lo nggak guna banget! Hufftttt!
Tata langsung berdiri dan meninggalkan meja makan menuju ke kamarnya.
" Sayang? Kamu belum habisin nasimu! Nanti kamu bisa sakit!" ucap Valen.
" Valentino!" panggil Manda dan Saras bersamaan, saat Tata sudah dilihat masuk ke dalam kamar.
" Apa?" ucap Valen kaget.
" Apa lo bego ato sengaja?" tanya Manda.
" Maksud kalian apa?" tanya Valen.
" Lo nggak lihat apa kalo Tata lagi cemburu?" ucap Saras.
" Masak sih? Kenapa cemburu? Aku nggak ngelakuin apa-apa!" jawab Valen masih nggak paham.
" Lo sebut-sebut nama silvia dan lo bilang dia cantik! Apa itu nggak bikin dia marah?" cerca Manda.
" Lho, emang silvia cantik! Kalo jelek ya gue bilang jelek!" jawab Valen.
" Astaga, nggak guna emang ngomong sama lo! Gue heran kenapa banyak cewek yang tergila-gila sama lo!" sindir Saras.
" Astaga! Kalian sangat menyinggung perasaan gue! Gue pergi dulu! Gue mau kerja!" ucap Valen lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
" Valentinoooooooooo!" teriak mereka berdua. Tapi Valen tidak menghiraukan teriakan mereka. Sedangkan di kamar Tata menangis melihat tingkah laku kekasih yang sangat dicintainya itu. Segalanya telah dia serahkan semalam, tapi ternyata orang itu tidak seperti yang dia bayangkan. Tata memutuskan untuk meninggalkan Villanya dan kembali ke kampus, dia tidak mau bertemu lagi dengan Valen.
" Ta! Kamu harus menunggu dia menjelaskan semuanya!" ucap Manda saat melihat Tata mempacking pakaiannya.
" Buat apa, Man? Lo liat sendiri'kan apa yang dia lakuin ke gue?" ucap Tata dengan mata sembab.
" Tapi kan lo sangat mencintai dia, Ta!" ucap Saras.
" Tapi lo tahu kalo gue bukan orang yang gampang menyerah karna satu apapun!" jawab Tata berusaha tegar.
" Lo yakin?" tanya Manda masih khawatir.
" Kalian tenang saja! Gue akan fokus kuliah dan meraih gelar gue tanpa ada lagi masalah percintaan!" ucap Tata tegas.
" Kalo ada apa-apa kiat selalu ada buat lo! ucap Manda lagi.
" Iya, Ta! Kita selamanya adalah sahabat!" ucap Saras.
" Gue sayang kalian! Kalian selalu membuat gue kuat!" jawab Tata, lalu mereka berpelukan dengan mata berkaca-kaca. Gue akan melupakan lo, Valentino Abiseka! batin Tata. Selamat Tinggal! ucap Tata lalu melepas cincin yang diberikan Valen dan meletakkan di meja riasnya. Tata pergi diantar Manda dan Saras e bandara.