Yusman yang merasa sangat susah menghubungi Tata menjadi uring-uringan dan melampiaskan semua pada Lintar.
" Kamu kenapa sih sayang?" tanya Lintar manja saat dilihatnya Yusman cemberut saat dia pergi ke rumah Lintar.
" Sudah, Lintar! Jangan tanya aku terus! Aku sedang capek, banyak kerjaan!" bentak Yusman.
" Sayang, kapan kamu akan melamarku? Perutku ini makin lama akan semakin besar!" kata Lintar merajuk. Dipeluknya Yusman yang sedang berdiri di depan jendela kamarnya. Gara-gara gue mabuk, jadi gue lupa nggak pake kondom! Brengsekkk! Subur amat nih cewek! Sekali sikat langsung bunting! batin Yusman sebel.
" Tunggu dong sayang! Aku masih mengumpulkan uang dulu! Aku nggak mau papa kamu menyepelekan aku!" jawab Yusman pura-pura.
" Dia nggak akan berpikiran seperti itu, sayang! Karena dia sangat menyayangi aku! Aku adalah anak satu-satunya!" ucap Lintar sudah bersandar di dada Yusman.
" Aku mau ke buang air kecil dulu!" ucap Yusman lalu pergi meninggalkan Lintar. Tanpa berpikir panjang, Lintar melepas semua pakaiannya hingga toples dan masuk ke dalam selimut. Dia sengaja melempar pakaiannya di kaki ranjang agar terlihat Yusman. Benar-benar wanita penggoda! Cocok buat lo tu Yus! Yusman keluar dari kamar mandi dan melihat pakaian Lintar yang berserakan di kaki ranjang. Yusman menelan salivanya, karena dia tahu jika Lintar saat ini pasti sedang toples. Dilihatnya Lintar diatas ranjang sedang tiduran dengan memiringkan tubuhnya. Hmmm! Gue nggak mau kehilangan Tata, satu-satunya cara adalah membuat Lintar keguguran, lagian kehamilannya baru dua minggu. Siapa tahu dengan seringnya gue kocok dan bolak -balik tubuhnya dia akan keguguran. Yusman tersenyum sinis. Jahat banget lo Yus! Itu darah daging lo somplak! Lo pikir itu mainan apa? Dasar pria nggak punya hati.
Tanpa pikir panjang, Yusman melepas semua pakaiannya dan melakukan apa yang di pikirkannya tadi. Tanpa menunggu lama, terdengarlah deru nafas dan racauan dua orang manusia yang telah beradegan panas di dalam kamar itu.
" Sayang! Apa aman berhubungan seperti ini?" tanya Lintar yang merasa Yusman hari ini sangat liar.
" Aku sangat menginginkan dirimu sayang! Aku ingin menikmatimu!" jawab Yusman tanpa berhenti sedikitpun.
" Apa kamu tidak mencintai dan menginginkanku?" tanya Yusman pura-pura marah.
" Tentu saja sayang! Aku sangat menginginkan dan mencintaimu!" jawab Lintar tegas, Yusman benar-benar seperti orang kerasukan setan, dia melakukan itu berkali-kali dan dengan berbagai bentuk sampai Lintar merasa tulang-tulangnya remuk. Sialan! Kuat juga nih jalang! Terpaksa gue harus melakukannya tiap hari! batin Yusman. Lintar akhirnya pingsan karena kelelahan dan Yusman hanya membiarkan saja wanita itu sedangkan dia pergi meninggalkannya karena dia telah ada janji dengan Cecil.
" Kamu dimana? ...Aku jemput! ...Aku sangat menginginkanmu! ...Apapun akan gue kasih!"
Yusman menutup panggilannya ke Cecil, dia sangat tergila-gila sengan wanita jalang itu, hanya karena Cecil bisa memuaskannya di ranjang.
" Hanya kamu yang bisa membuat aku gila dan puas Cecil!" ucap Yusman dibawah tubuh Cecil yang telah bergoyang diatas tubuhnya.
" Bohong!" jawab Cecil dengan terus menggoyang tubuhnya.
" Benar! Kamu sangat hebat! Gue nggak pernah merasakan kepuasan seperti ini!" kata Yusman. Mereka saling bergantian selama beberapa jam sampai akhirnya Yusman kelelahan karena tenaganya habis oleh dua wanita dalam sehari.
Panji yang mendapatkan laporan dari Adam menjadi sangat marah dengan apa yang didengarnya dan bukti yang dibawa Adam.
" Brengsek! Ini tidak bisa diteruskan! Aku harus memutuskan semuanya!" teriak Panji. Untung saja saat itu dia sedang ada di kantor.
" Dasar pria cabul! Aku benar-benar menyesal telah menyetujui permintaan Widuri! Hanya karna saat itu dia menyelamatkannya!" ujar Panji. Dia memegangi dadanya dan mengambil botol dari dalam jasnya dan meminum obatnya, lalu dia duduk di atas kursi kerjanya.
" Bapak baik-baik saja? Apa perlu saya bawa ke RS?" tanya Adam panik saat melihat Bosnya memegangi dadanya.
" Tidak perlu! Aku baik-baik saja!" jawab Panji.
" Papi harap Tata segera menyelesaikan kuliahnya dan mengambil alih pimpinan perusahaan!" kata Panji kemudian.
" Apa masih lama kuliah Non Tata, Pak?" tanya Adam.
" Tinggal beberapa bulan lagi! Aku sudah memiliki rencana untuknya!" ucap Panji.
" Apa rencana kita selanjutnya, pak?" tanya Adam.
" Besok kita ketemu sama seseorang, rencanaku sepertinya harus dipercepat, agar Yusman tidak bisa melakukan apa-apa!" kata panji sambil menatap foto Tata di meja kerjanya.
Sementara itu sudah sebulan sejak Tata meninggalkan villanya, dan dia kembali lagi aktif di kampusnya.
" Lo dateng kok nggak bilang-bilang, Ta?" ucap Tiara saat memeluk Tata dan mencium pipinya.
" Sorry! Gue jalan-jalan dulu, kemarin gue baru datang!" jawab Tata.
" Ayo, masuk!" ajak Harry. Tata benar-benar fokus dengan kuliahnya, dia ingin lulus secepatnya dari sini. Dua minggu sudah Tata asyik dengan kegiatan belajar dan bhakti sosial bersama teman-teman kampusnya yang sama-sama berasal dari negara yang sama. Dia berusaha menyibukkan diri dengan segala acara yang ada diadakan oleh mahasiswa di kampusnya itu. Dan tiga hari ini Tata telah mengikuti acara bakti sosial yang diadakan di sebuah pedesaan.
" Lo langsung balik, Ta?" tanya Verly saat mereka telah sampai kembali di kampus.
" Iya, Ver! Gue rasanya capek banget!" jawab Tata.
" Lo sih pake ikutan sama anak-anak cowok! Jadi caapek banget kan!" jawab Verly.
" Iya, Ta! Verly bener!" kata Tiara.
" Abis gimana, gue suka banget ikutan turun ke situ!" jawab Tata.
" Ya udah, gue sama Harry balik dulu!" pamit Tiara.
" Ok, daa!" jawab Tata, kemudian Tiara pergi bersama Harry setelah melambaikan tangannya.
" Gue juga langsung balik, Ver!" ucap Tata.
" Iya! Yang lain masih bawa perlengkapan ke gudang!" ucap Verly.
" Kalian pulang bersama?" tiba-tiba ada soerang laki-laki menyapa.
" Nggak, Joe! Aku pulang sama Barry! Dia masih ke ruang Bos!" jawab Verly.
" Gue cabut dulu!" pamit Tata, saat ini Tata sangat menghindari yang namanya cowok, apalagi kalo sampai satu mobil dengan mereka.
" Ok, Ta! Sampai ketemu lusa!" kata Verly.
" Daaa!" kata Tata melambaikan tangannya, dia menuju mobilnya sambil membawa ransel di tangannya.
" Kenapa dengan dia? Takut sekali kita minta ngantarin!" kata Joe.
" Bukan begitu, dia hanya tidak ingin ada gosip bertaburan di kampus kita kalo dia jalan sama cowok!" tutur Verly.
" Oh, begitu!" sahut Joe. Tata mengendarai mobilnya menuju ke apartementnya, matanya terlihat sedikit lelah, karena itu dia mengendarai mobilnya dengan tidak terlalu cepat.
" Ahh! Capek sekali hari ini!" ucap Tata saat masuk ke dalam apartementnya. Tata langsung menuju ke kamarnya setelah menyalakan lampu dinding yang tidak begitu terang. Disimpannya tas ranselnya begitu saja di sofa kamarnya, lalu dia masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dengan keringat. Segar sekali! batin Tata saat air hangat keluar seperti air hujan dari shower itu. Tata mengeringkan tubuhnya dan ingin segera tidur, karena itu dia hanya memakai celana dalam dan kaos oblong saja, lalu dia pergi mengambil air minum di lemari es yang terdapat di dapur. Diminumnya air di dalam botol itu sampai habis dengan sekali minum.
" Segar!" ucap Tata.
" Ahhh!" desahan terlepas begitu saja dari bibir Tata, karena dia merasakan tiba-tiba ada tangan yang meremas dadanya dengan lembut.
" Val!" gumam Tata panggil Tata memejamkan matanya dan menggigit bibirnya.