" Kau? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Guntur dengan wajah marah dan berdiri.
" Val!" panggil Tata dengan nada sendu dan matanya yang berkaca-kaca. Ingin dia bangkit dan berlari ke dalam pelukan suami yang sangat dicintainya itu, tapi rasa sakit di perutnya menahannya untuk melakukan itu.
" Sayang!" jawab Valen menatap wajah istrinya yang terlihat sedikit pucat dan lelah. Tanpa menghiraukan papanya, Valen berjalan mendekati brankar Tata dan mengecup keningnya.
" Kamu nggak pa-pa, sayang?" tanya Valen lembut.
" Kamu sudah disini! Aku pasti baik-baik saja!" jawab tata lalu memeluk pinggang suaminya manja.
" Apa-apaan kalian ini?" tanya Guntur dengan wajah penuh amarah.
" Kenapa?" tanya Valen menatap papanya.
" Dasar tidak tahu malu! Dia adalah kakak iparmu!" teriak Guntur.
" Bekas kakak ipar!" jawab Valen tegas.
" Dan kalian tega menodai nama lewis dengan hubungan kotor kalian?" cerca Guntur.
" Menodai? Cih! Anda masih saja membela dia meski dia sudah mati!" sahut Valen sinis.
" Kamu...?"
" Apa masih kurang puas dengan cara anda memperlakukan kami dulu?" ucap Valen.
" Kamu tidak berhak menghina kakakmu!" teriak Guntur marah.
" Kakak? Ya! Diatas kertas dia memang kakakku! Dan anda sangat bangga padanya bukan?" sindir Valen. Tata menatap suaminya tajam, dia melihat gurat kebencian disana! Apa yang sebenarnya terjadi di keluargamu, Val? batin Tata.
" Ya! Aku sangat bangga padanya! Dia sangat baik dan penurut!" kata Guntur dengan bangganya memuji Lewis.
" Dan anda membenciku karena aku seorang pembangkang!" sahut Valen dengan nada sedih.
" Kamu memang pembangkang!" sindir Guntur.
" Hahaha! Sangat ironi! Seorang ayah lebih mencintai anak angkat daripada anak kandungnya sendiri!" ucap Valen dengan wajah kecewa. Jadi? Lewis adalah anak angkat papa? batin Tata.
" Apa? Anak angkat Om adalah Lewis? Bukan Valen?" tanya Fero. Guntur hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Fero.
" Ironi bukan? Dia selalu menyanjung lewis dan menemaninya kemanapun dia pergi, sedangkan aku! Anak kandungnya sendiri tidak pernah dihiraukannya, menggendongku saja dia tidak pernah!" tutur Valen dengan hati yang terasa sakit mengingat semua kenangan pahit itu.
" Kenapa? Kamu marah? Kamu ingin memukulku? Ayo! Kamu sudah besar sekarang! Apa kamu dendam padaku?" tanya Guntur bertubi-tubi.
" Jangan memaksakan kesabaranku!" jawab Valen.
" Atau apa?" sindir Guntur. Plakk! Dia menampar Valen.
" Dasar anak tidak tahu menghormati orang tua!" teriak Guntur.
" Papa!" teriak Tata.
" Om!" teriak Fero. Fero memang ingin menikahi Tata dengan bantuan Guntur, tapi dia tidak mau jika sampai terjadi hal seperti ini. Plakk! sekali lagi Guntur menampar Valen.
" Heh! Terima kasih atas tamparan anda! Saya baru merasakan sentuhan pertama dari seorang ayah!" ucap Valen miris.
" Sampai kapanpun lewis adalah anakku yang paling hebat! Dan kamu? Kamu hanya seorang anak sial!" ucap Guntur yang membuat Tata terperangah menatap mertuanya.
" Papa?" ucap Tata lirih.
" Anak sial! Anda selalu menyalahkanku atas kehadiranku kedunia ini!" kata Valen.
" Ya! Aku memang tidak menginginkanmu hadir dengan cepat! Karena kehamilan mamamu, cita-citaku tidak tercapai!" jawab Guntur.
" Hanya karena proyek kamu tega mengabaikan anakmu?" tanya Valen nanar.
" Hanya kamu bilang? Itu proyek miliyaran! Karena mamamu pendarahan akhirnya dia harus operasi dan aku harus rela melepas proyek itu!" kenang Guntur. Hanya demi proyek? batin tata.
" Pergilah! Aku tidak ingin melihatmu disini!" ucap Guntur lalu mendorong tubuh valen, valen yang tidak siap terdorong hingga ke kaki brankar.
" Papa!" teriak Tata kaget.
" Anda nggak berhak melarang saya disini!" ucap Valen.
" Aku berhak karena dia adalah menantuku! dan ibu dari cucuku!" jawab Guntur tegas,
" Dan dia adalah istriku!" ucap Valen tegas menatap papanya. Bukkk! Guntur memukul wajah Valen dengan kekuatan penuh. Valen terhuyung ke belakang dan sudut bibirnya sobek hingga sedikit mengeluarkan darah.
" Aaaaa!" teriak Tata melihat kejadian itu. Fero segera memegang Guntur agar tenang.
" Tenang, Om!" kata Fero.
" Sayang! Kamu nggak pa-pa?" tanya Tata yang turun dari brankarnya lalu mendekati Valen.
" Berhenti, Ta! Jangan dekati anak sial itu! Aku tidak mau cucuku berdekatan dengannya!" kata Guntur.
" Pa! Cukup! Papa tidak bisa melarang dia!" kata Tata sambil menahan sakitnya.
" Sayang! Kamu tidak boleh turun!" kata Valen.
" Lepaskan tangan kotormu dari menantuku!" teriak Guntur.
" Aku adalah suaminya!" bantah Valen.
" Aku akan membawa Reva bersamaku! Dia anak lewis dan aku tidak akan mengizinkan dia menyentuhnya!" teriak Guntur marah.
" Dia anak Valen!" teriak Tata menahan sakitnya.
" Apa?" teriak mereka bertiga menatap Tata.
" Dia anakmu..."
Tata merasa kepalanya pusing dan penglihatannya kabur, tiba-tiba dia terjatuh, untung Valen segera menangkapnya.
" Reyn!"
" Tata!"
Tata diangkat Valen ke brankarnya dan Fero menekan bel yang terdapat di samping brankar.
" Ada apa. ya?" tanya perawat.
" Panggilkan Dokter! Istri saya pingsan!" teriak Valen.
" Hentikan omong kosongmu itu!" ucap Guntur emosi mendengar Valen menyebut Tata istrinya.
" Please, Om! Om tenang dulu!" kata Fero.
Lalu masuk seorang dokter dan menyuruh mereka menunggu di luar kamar karena dia akan memeriksa Tata. Beberapa menit kemudian dokter tersebut keluar.
" Siapa suaminya?" tanya Dokter itu.
" Saya, Dok!" jawab Valen.
" Bohong! Ini tunangannya!" kata Guntur menunjuk Fero.
" Mana yang benar?" tanya dokter itu lagi.
" Ini buktinya!" Valen menyerahkan sebuah buku nikah yang selalu dibawanya kemana-mana. Dengan cepat diambilnya buku itu dari tangan dokter itu setelah dibaca oleh dokter itu. Guntur membelalakkan matanya melihat isi buku nikah tersebut. Sialan! Mereka memang sudah menikah! batin Guntur.
" Bagaimana keadaan istri saya?" tanya Valen cemas.
" Bu Tata mengalami shock dan stress! Saya harap ke depannya sebagai suami anda lebih memberikan perhatian penuh, karena kandungan Bu Tata yang sedikit terganggu dapat membahayakan nyawa anak bapak!" kata dokter itu.
" Apa? Apa istri saya hamil dok?" tanya Valen.
" Iya! Bu Tata kamil 3 minggu!" kata dokter itu.
" Trima kasih, dok! Saya janji saya akan menjaga mereka berdua!" kata Valen dengan wajah yang penuh kebahagiaan. Sementara itu Fero merasa sedih dan kecewa akan kenyataan yang terjadi, dia kemudian pergi meninggalkan RS dengan hati hancur.
" Saya permisi!" kata Dokter itu lalu pergi.
" Aku akan mengambil hak asuh reva!" kata Guntur,
" Apa anda tidak dengar Tata bilang apa? Reva adalah anakku!" kata Valen. Wajah guntur berubah menjadi gelap, lalu dia pergi meninggalkan Valen. Valen masuk ke dalam kamar Tata dan mendekati brankar Tata.
" Kenapa kamu baru bilang jika Reva adalah anak kita?" ucap Valen sambil mengecup kening Tata.
" Aku sangat bahagia kamu tahu? Hari ini aku mendapatkan kabar bahagia berturut-turut.
" Aku sangat mencintaimu, Reyn! Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi!" kata Valen tersenyum menatap wajah damai Tata yang sedang tertidur akibat suntikan yang diberikan dokter. Valen lalu naik ke atas brankar dan memiringkan tubuh Tata lalu memeluknya dari belakang. Sedangkan Ben berjaga diluar dan tertidur di kursi tunggu pasien. Nggak perasaan banget sih, Bos! Masa iya gue tidur disini? batin Ben.