" Kamu harus tanggung jawab sayang!" bisik Valen, lalu dia membuka kaki Tata dan berusaha menyatukan tubuhnya yang telah menegang dengan milik Tata.
" Akhhhh, sakit sayang!" ucap Tata yang terkejut dengan tindakan Valen.
" Tahan sayang!" bisik Valen, lalu dia melakukan berbagai cara agar Tata keluar dan mereka melakukannya lagi pagi itu sebanyak dua kali.
" Kamu jahat!" ucap Tata menangis, saat mereka telah selesai dan Valen memeluk tubuh Tata.
" Maafkan aku sayang! Aku tidak bisa menahannya!" jawab Valen lalu mengecup kening Tata.
" Sudah jangan menangis, Ok!" ucap Valen menghapus airmata Tata. Tata masih saja menangis karena perih di daerah intimnya.
" Ok! Kamu tunggu disini, aku akan bikin kamu nggak sakit lagi!" ucap Valen penuh kelembutan lalu mencium bibir Tata. Dia beranjak dari ranjang lalu memakai celana dalamnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa saat kemudian dia keluar dan mendekati Tata dan mengangkat tubuh Tata, Tata menutup dada dan daerah intimnya dengan tangannya.
" Apa kamu masih malu sayang? Aku sudah melihat semua!" goda Valen.
" Dasar mesum!" ucap Tata lirih hampir tak terdengar sambil menghindari tatapan mata Valen yang mencurigakan.
" Hahaha!" tawa Valen, lalu dia masuk ke dalam kamar mandi dan meletakkan Tata di dalam bath up yang telah diisinya dengan air hangat dan aroma terapi.
" Berendamlah sayang! Atau kamu mau kita berendam bersama?" goda Valen lagi.
" Nggak!" jawab Tata lalu melorot ke bawah.
" Hahaha!" tawa Valen lagi, kemudian dia masuk ke dalam shower dan mandi. Tata sangat menikmati berendamnya, sementara Valen telah selesai dan memakai piyama mandinya.
" Ben! Gimana?"
- " Masih tidak ada pergerakan, Bos!" -
" Jangan-jangan mereka memiliki ruang bawah tanah seperti yang kamu bilang!"
- " Apa kita masuk saja, Bos?" -
" Tidak perlu! Kamu telpon saja Kapten Thomas! Berikan semua data kita, biar dia yang mengambil alih!"
- " Siap, Bos!" -
" Kamu pergilah ke kantor, aku masih ingin istirahat!"
- " Siap, Bos!" -
Valen mematikan ponselnya, dia membuka pintu balkon Tata, lalu berdiri di depan pintu balkon. Kemana lo? Gue yakin itu lo! batin Valen, lalu dia membuka galeri foto yang ada diponselnya dan menekan sebuah gambar. Gue nggak mungkin salah! Ok, kalo memang ini yang lo mau, kita akan memainkan permainan ini! batin Valen. Lalu dia menghubungi Ben kembali.
" Ben, sudah?"
- " Belum diangkat Bos!" -
" Batalkan! Aku ingin tahu apa yang dia inginkan!"
- " Siap, Bos!" -
" Awasi terus!"
- " Siap, Bos!" -
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang telah melingkar di pinggangnya saat dia akan menutup panggilannya.
" Kamu sedang telpon siapa? Sepertinya serius sekali?" tanya Tata manja.
" Ben, sayang! Aku bilang aku mau cuti hari ini!" jawab Valen yang telah memutar tubuhnya menghadap Tata dan memeluk pinggang Tata, sementara Tata mengalungkan tangannya ke leher Valen walau tidak sepenuhnya karena tubuh Valen yang tinggi.
" Kenapa kamu cuti?" tanya Tata menggoda.
" Aku masih kangen sama kamu dan masih ingin itu!" jawab Valen dengan smirknya.
" Dasar omes! Apa kamu nggak kasihan sama aku sayang? Ini aja masih terasa!" kata Tata cemberut.
" Sayang! Apa kamu nggak kangen sama aku?" tanya Valen menggoda.
" Apa kalo kangen harus begitu?" sindir Tata.
" Nggak juga! Tapi aku nggak bisa menahannya sayang!" kata Valen lagi. Tata melepas pelukannya dan berjalan ke lemari pakaiannya.
" Makanya kerja! Aku nggak mau kamu jadikan pemuas kangenmu!" ucap Tata sebel lalu masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya, dia takut jika Valen tiba-tiba masuk dan mengganggunya.
" Sayang! Aku harus melampiaskan dengan apa?" tanya Valen mengetuk pintu.
" Awas ya! Jangan coba-coba mencari pelampiasan diluar!" ancam Tata dari dalam kamar mandi dengan nada marah.
" Aku bercanda sayang! Aku ingin istirahat saja, beberapa hari ini aku sepertinya kurang tidur!" kata Valen kemudian dia melepas piyama mandinya dan memakai boxernya lalu menumpuk bantal dan berbaring di ranjang dengan setengah duduk. Tata keluar dari kamar mandi dan menelan salivanya, dia menatap dada bidang Valen dan perut sixpacknya yang sedang memainkan ponselnya.
" Apa kamu nggak akan memakai bajumu?" tanya Tata.
" Aku terbiasa tidur begini sayang!" jawab Valen tanpa melihat Tata.
" Tapi nggak enak sama Sumi sama Nanik!" jawab Tata. Aku harus segera keluar dari sini, sebelum aku tidak dapat menahan diriku sendiri! batin Tata.
" Aku pergi sayang!" ucap Tata lalu mencium pipi Valen yang masih asyik dengan ponselnya.
" Iya! Hati-hati sayang! Jauhi dia!" pesan Valen yang tidak pernah menyebut nama Fero. Tata berjalan mendekati pintu dan memandang sejenak ke Valen, astaga! Kenapa dia begitu tampan dan menggoda! batin Tata segera keluar dari kamarnya.
" Lho, mbak? Kok?" tanya Sumi bengong.
" Kenapa Sum?" tanya Tata yang sedang berjalan ke meja makan dan sarapan.
" Kata Pak Fero mbak Tata nggak ada!" ucap Sumi bingung.
" Aku lagi nggak mau diganggu! Aku pergi Sumi! Nggak usah membersihkan kamarku!' kata Tata sebelum meninggalkan apartementnya. Sumi hanya mengangguk heran.
Reva datang saat jam menunjuk angka 12 siang, dan dia langsung masuk ke dalam kamar mamanya.
" Kok?" ucap Reva yang melihat seorang laki-laki tidur di kamar mamanya.
Flashback On
" Sedang apa?" tanya Tata pada Reva saat mereka di kantornya.
" Mewarnai! Reva suka mewarnai!" jawab Reva senang.
" Reva! Sayang!" panggil Tata sambil mengelus rambut putrinya.
" Ya, ma?" jawab Reva.
" Apa Reva masih ingat Om Valen?" tanya Tata.
" Om Valen?" tanya Reva balik, dia menerawang mengingat Valen.
" Ini!" tunkjuk Tata pada sebuah foto Valen yang sedang tersenyum.
" Om Valen? Iya! Reva inget! Kenapa, Ma?" tanya Reva.
" Kamu seneng nggak sama Om valen?" tanya Tata lagi
" Seneng! Kan Om valen omnya Reva!" jawab Reva.
" Reva sayang sama dia?" tanya Tata lagi.
" Sayang ma! Om Valen ganteng! hihihi!" ucap Reva membuat Tata terkejut. Putrinya sudah tahu laki-laki ganteng!
" Reva? Kecil-kecil kok sudah tahu ganteng?" tanya Tata.
" Mbak Nanik bilang guru Reva yang laki ganteng ma!" ucap Reva dan membuat Nanik menundukkan kepalanya. Tata hanya tersenyum melihat Nanik.
" Reva seneng nggak kalo Om Valen jadi papa Reva?" tanya Tata pelan, hatinya was-was dengan apa yang akan dikatakan Reva. Reva menatap Tata dengan pandangan yang tidak bisa dia artikan.
" Papa Reva kan udah meninggal!" jawab Reva. Tata menghela nafas dan mencium rambut Reva.
Flashback Off
" Om!" panggil Reva sambil menggoyang tangan Valen.
" Om Valen!" panggil Reva lagi. Valen membuka matanya perlahan, dilihatnya samar-samar wajah lucu seorang gadis kecil, dia tersenyum dan membuka lebar matanya.
" Halo, sayang!" sapa Valen.
" Kenapa om tidur di kamar mama?" tanya Reva yang membuat Valen tersadar jika dirinya saat ini sedang tidur di kamar Tata. Dengan cepat dia duduk dan bersandar di kepala ranjang.
" Itu karena...om semalam datang mau cari Reva, eee, Revanya sudah tidur!" jawab Valen.
" Kenapa tidurnya disini?" tanya Reva lagi. Astaga! Gue harus jawab apa? batin Valen.
" Apa karena om mau jadi papanya Reva?" tanya Reva yang membuat Valen terkejut. Tata sudah berbicara dengan Reva.
" Sini sayang! Dekat sama Om!" panggil Valen. Reva dengan ragu naik ke atas ranjang dan duduk di depan Valen, tapi Valen mengambilnya untuk duduk dipangkuannya.
" Hap!" ucap Valen.
" Ahh..haha!" Reva tertawa saat Valen mengangkatnya dan mendudukkannya di pangkuannya.