webnovel

Kemarahan Fero!

Tata masuk ke dalam kamarnya setelah mengambil mangkok dan piring, dia duduk di sofa bersama dengan Valen yang sedang asyik dengan laptopnya. Dia membuka bungkusan yang dibawa Ben, lalu mengambilnya dan memasukkannya ke dalam mangkok setelah membuka ikatannya. Bau makanan itu membuat Tata sangat terasa lapar, tapi tidak dengan Valen. Valen yang mencium bau makanan itu langsung merasa mual dan berlari ke dalam kamar mandi, dia muntah-muntah di wastafel. Tata yang melihatnya terkejut dan menyusul Valen.

" Kamu kenapa sayang?" tanya Tata.

" Kamu beli makanan apa sayang? Perutku langsung mual menciumnya!" ucap Valen.

" Astaga, sayang! Itu hanya Gulai ikan sayang!" kata Tata sambil memijit tengkuk Valen. Perut Valen seperti diaduk-aduk saat Tata menyebutkan gulai ikan dan dia kembali muntah-muntah.

" Bukannya kamu anti sama yang namanya ikan selain gurami?" tanya Valen heran.

" Itu perasaan kamu aja sayang! Aku suka sekali makan ikan!" jawab Tata.

" Aku keluar dulu! Kamu makan aja dikamar!" kata Valen kemudian keluar dari kamar Tata dengan membawa laptopnya. Tata yang sudah sangat lapar, langsung saja menyantap makanannya. Valen mengambil salad yang dibuat oleh Sumi dan memakannya.

" Sejak kapan mas Valen suka salad?" ucap Sumi heran.

" Saladnya enak, Sumi! Bikin yang banyak ya!" kata Valen pada Sumi.

" Iya, Mas!" jawab Sumi. Valen sangat menikmati salad tersebut dan menghabiskan semua yang ada di dalam lemari es.

" Sumi!" panggil Tata yang sudah selesai makan dan meletakkan peralatan makannya di tempat cuci piring. Sumi keluar dari kamarnya.

" Ya, mbak?" sahut Sumi.

" Saladnya belum bikin?" tanya Tata.

" Itu!" jawab Sumi menunjuk ke arah Valen. Tata mengikuti arah telunjuk Tata, dilihatnya Valen sedang asyik menikmati salad dengan mengamati laptopnya. Tata berjalan mendekati suaminya itu.

" Sayang! Kenapa kamu menghabiskan saladku?" rajuk Tata.

" Apa? Ini punyamu?" tanya Valen menyesal, Tata menganggukkan kepalanya.

" Maaf, sayang! Salad ini menggugah seleraku, jadi aku ambil saja!" jawab Valen. Tata hanya diam mengamati sikap manja suaminya.

" Kemarilah!" panggil Valen kepada Tata dengan menepuk pahanya. Tata lalu berjalan dan duduk diatas paha Valen. Valen menyandarkan tubuhnya pada sofa, Tata mengalungkan kedua tangannya ke leher Valen.

" Sumi akan membuatkannya lagi untukmu! Beri aku ciuman!" ucap Valen menatap mesra istrinya. Tata perlahan mengecup bibir Valen, lalu seperti biasa, Valen lalu merubahnya menjadi lumatan yang dalam. Sumi yang akan memberikan salad yang telah dibuatnya kembali jadi tertegun dan hampir berteriak melihat kedua majikannya yang seenaknya sendiri main adegan 17 tahun keatas, padahal ada seorang wanita jomblo di dalam apartement ini. Sumi memutar tubuhnya perlahan lalu meletakkan salad di dalam lemari es dan pergi ke kamarnya. Sementara tangan Valen telah bergerilya ke dada Tata.

" Sayang! Ada Sumi disini!" ucap Tata yang melenguh akibat sentuhan Valen.

" Aku tidak tahan sayang!" ucap Valen.

" Kita masuk ke kamar!" jawab Tata, tapi Valen tidak menghiraukan ucapa Tata, dia telah menyesap dada Tata yang hanya memakai kaos oblong saja tanpa memakai bra.

" Shhhh! Val!" desis Tata mendapat kuluman dan gigitan Valen pada dadanya, dijambaknya rambut Valen dengan lembut. Tanpa menunggu lama, Valen merobek celana dalam Tata yang tipis dan merubah posisi duduk Tata yang miring menjadi menghadap padanya dengan kedua lutut menempel di sofa. Tak lama kemudian terdengar suara benda bersentuhan dengan nafas yang tertahan.

" Ahhh! Kamu menjepitku kuat sayang!" desah Valen merasa kenikmatan lebih dalam posisi itu. Tata hanya bisa menggigit bibirnya menahan kenikmatannya dan Valen mempercepat gerakannya lalu membalik Tata hingga tertidur di sofa saat dia merasakan cairannya akan keluar.

" Akkhhhh!" teriak Valen tertahan saat Tata menggigit bahu Valen karena merasakan pelepasannya yang sangat nikmat.

" Trima kasih, sayang! I love You!" bisik Valen mengecup kening Tata. Diangkatnya Tata masuk ke dalam kamar dan dibaringkannya di tempat tidur. Valen pergi membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Tata tertidur saat Valen telah selesai mandi. Kenapa kamu sekarang cepat sekali tidur sayang! batin Valen tersenyum. Dia kembali ke ruang tengah karena harus menyelesaikan pekerjaan yang tadi tertunda.

Di kantor Tata, Fero seharian marah-marah karena Tata yang tidak datang bekerja tanpa memberitahukan alasannya. Dari tadi pagi dia menghubungi ponsel Tata tapi tidak ada respon alias mati. Andai saja dia tidak ada meeting penting dengan 3 perusahaan, maka saat itu juga dia akan pergi ke apartement Tata untuk mencarinya.

" Apa masih belum ada kabar dari Bu Tata?" tanya Fero pada Merry.

" Belum, Pak! Apa saya pergi ke rumahnya untuk mencari tahu?" tanya Merry.

" Pergilah! Apa yang dia lakukan hingga meninggalkan kantor tanpa pemberitahuan?" ucap Fero marah. Merry segera beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Fero yang sedang menghubungi seseorang.

" Halo, lex! Bagaimana?"

- " Maaf, Bos! Saya tidak menemukan hal yang mencurigakan!" -

" Tapi kemarin reva pergi dengan seorang pria!"

- " Tapi mereka tidak mengizinkan saya melihat rekanam itu, bos!" -

" Brengsek! Dasar nggak becus!"

Fero menutup ponselnya dan marah.

" Arrgghhhhhhhh! Kamu dimana, Taaaaaa? Apa kamu selingkuh dariku, Ta? Jangan harap aku akan membiarkan semua itu!" kata Fero tegas. Lalu dia pergi dari kantor Tata dan menuju ke tempat meeting. Ponsel Valen bergetar saat dia masuk ke dalam kamar Tata.

" Ya. Ben?"

- " Bos! Sepertinya dugaan Bos benar!" -

" Kamu menemukannya?"

- " Belum, Bos! Saya kehilangan jejak!" -

" Kamu harus terus berusaha, Ben!"

- " Siap, Bos!" -

Valen mematikan panggilannya, dia berdiri di balkon kamar Tata. Tata membuka matanya dan melihat sosok di balkon kamarnya yang kebetulan ada di seberang ranjangnya. Tata bangun dan memeluk Valen dari belakang.

" Apa yang kau pikirkan?" tanya Tata. Valen tersenyum dan menarik Tata agar berada di depannya.

" Kamu sudah bangun?" tanya Valen.

" Iya! Maaf aku ketiduran!" ucap Tata manja.

" Apakah masih sakit? Aku janji nggak akan melakukannya lagi jika kamu merasa sakit!" ucap Valen sedih.

" Nggak sayang! Aku istrimu, sudah kewajibanku kalo kamu mau!" jawab Tata menangkup wajah Valen.

" Tapi sayang aku..."

Belum habis Valen bicara, Tata telah mencium bibir Valen dengan agresif! dan Valen menikmati ciuman istrinya itu.

" Apa kamu tidak akan menyentuhku lagi?" tanya Tata melepas ciuman mereka.

" Tidak sampai kamu merasa baik!" jawab Valen. Tata memeluk pria yang dicintainya itu dengan erat.

" Aku sangat mencintaimu, sayang!" ucap Tata.

" Aku lebih mencintaimu!" jawab Valen mengecup puncak rambut Tata.

Disebuah kota kecil di dalam bangunan yang cukup tua yang terletak jauh di pinggiran kota.

" Hahahahaha!" tawa seorang pria.

" Kamu begitu bernafsu jika bersamanya! Kamu menciumnya tanpa dipinta!" ucap pria itu marah bercampur sedih saat dia melihat foto-foto diatas mejanya.

" Kamu sangat mencintainya bukan?"

" Kenapa? Kenapa kamu tega padaku? Kenapaaaaaa?" teriak pria itu dengan penuh amarah, di hancurkannya semua barang yang ada di sekitarnya hingga ruanagn itu jadi berantakan. Lalu dia menangis terduduk di kursinya.

" Aku sangat merindukanmu! Aku sangat mencintaimu!" ucap pria itu frustasi.