Tiger menghubungi orang-orangnya dan juga ethan. Kemudian dia menuju ke sebuah pedesaan yang terpencil, dari luar hanya terlihat seperti pemukiman kumuh, tapi begitu masuk beberapa kilometer ke dalam desa, disana terlihat sebuah rumah besar dengan penjagaan ketat tentara bayaran milik Tiger. Ternyata selama ini Tiger memang telah menyusun kekuatan untuk menjatuhkan Don Velasco, karena dia sudah bosan menjadi yang kedua di dunia bawah tanah.
" Sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan rencanaku!" ucap Tiger dihadapan seluruh anak buahnya.
" Hidup Don Tiger!"
" Hiduppppp!"
" Kita akan melakukannya besok!" ucap Tiger.
" Hidup Don Tiger!"
" Hiduppp!"
" Aku juga sudah tidak tahan lagi untuk segera menghabisi si Valen itu!" ucap Ethan.
" Sabarlah! Persiapkan kekuatanmu untuk besok!" kata Tiger.
" Iya! Lagaknya sudah seperti Bos Besar saja!" kata Ron, orang kepercayaan Tiger.
" Apa perlu kita sandera?" tanya Han.
" Tidak!" jawab Tiger.
" Iya, Don! Akan berguna bagi kita jika keadaan berbalik!" kata Ethan.
" Apa kalian meragukan kekuatanku?" tanya Tiger geram. Mereka bertiga menundukkan kepalanya.
" Kalian benar-benar membuatku kecewa! Kalian ragu akan kekuatan kita yang sangat besar ini! Kalian tahu kekuatan Velasco hanya setengah kekuatan kita!" ucap Tiger.
" Bukan begitu, Don! Kita memang tahunya seperti itu, tapi setelah dipimpin oleh Don Valen kita sama sekali tidak tahu kekatan mereka!" kata Han.
" Lalu apa gunanya mata-mata yang kalian sebar?" tanya Tiger marah.
" Mereka hanya mendapat kabar jika kekuatan mereka masih sama, tidak berubah!" jawab Ron.
" Lalu kalian meragukannya?" tanya Tiger.
" Sedikit!" jawab Han.
" Jika memang seperti itu, kalian kenapa tidak pergi untuk menyelidikinya sendiri?" tanya Tiger.
" Beberapa mata-mata kita yang kita sebar, tiba-tiba menghilang tanpa jejak! Kita yakin mereka tertangkap dan dibunuh oleh Don Valen!" tutur Ron.
" Omong kosong! Mana mungkin kita tidak tahu keberadaan mereka? Saat Velasco memimpin saja kita bisa menemukan mereka!" kata Tiger.
" Karena itu kita masih menyelidiki, Don!" kata Ethan.
" Apa dengan kata lain kalian memberikan saran jika aku harus mundur hanya karena anak kemarin sore itu?" tanya Tiger. Kembali mereka terdiam dan menundukkan kepalanya.
" Brengsek kalian semua! Apa kerja kalian selama ini? Mengurus hal ini saja kalian nggak becus!" teriak Tiger.
" Jangan menjadi pengecut! Aku yakin kekuatan mereka hanya bertambah sedikit saja! Kita masih menang banyak! Persiapkan kalian semua untuk besok malam!" kata Tiger kemudian meninggalkan mereka bertiga untuk masuk ke ruangannya. Mereka bertiga kemudian keluar menuju ke teras belakang.
" Ethan! Lo sudah melakukan yang gue suruh?" tanya Ron.
" Sudah!" jawab Ethan.
" Apa kalian berdua sudah gila? Jika dia tahu, kita akan mati!" tanya Han.
" Iya! Kita berdua memang sudah gila! Tapi gue nggak mau mati konyol!" jawab Ron.
" Kalian takut padanya?" ucap Han.
" Lo nggak?" tanya Ethan, membuat Han terdiam dan menatap mereka berdua.
" Dia bisa kita jadikan kunci untuk tidak terbunuh!" kata Ron.
" Terserah kalian saja!" kata Han, lalu dia pergi meninggalkan Ethan dan Ron.
Sementara di kediaman Tata, terlihat beberapa orang sedang mengamati rumah mereka beberapa minggu belakangan. Tata memang tidak tahu, tapi penjaga yang dikirim Valen telah melaporkan keadaan itu. Dan Valen sudah tahu siapa yang ada di balik mereka. Valen memperketat penjagaan tapi tanpa sepengetahuan mereka.
" Mereka sepertinya mengindahkan kata-kataku!" kata Valen pada Ben.
" Apa kita akan melakukan rencana kita?" tanya Ben.
" Apa informasi terbaru dari mata-mata kita?" tanya Valen.
" Seperti yang Don prediksi!" kata Sean.
" Kapan?" tanya Valen.
" Besok malam!" kata Sean lagi.
" Kalo begitu persiapkan semua seperti rencana kita kemarin! Aku tidak mau ada kesalahan! Biarkan dia datang padaku!" kata Valen.
" Siap, Don!" jawab mereka semua. Valen membuka kembali ponselnya dan melihat istrinya sedang berdiri di balkon kamarnya dengan menggunakan lingerie hitamnya. Kenapa siang-siang kamu memakai pakaian itu sayang? Apa kamu sedang menggodaku? Apa kamu tahu jika aku mengamatimu? Arghhhh! batin Valen marah karena melihat istrinya yang seperti sengaja menggodanya. Kenapa aku sangat merindukanmu, Val? Aku memakai pakaian ini karena aku sangat merindukanmu sayang! batin Tata. Tata tidak hanya berdiri, ternyata dia memutar musik pelan dan menggerakkan tubuhnya yang dianggap Valen itu adalah gerakan sensual. Valen meraba layar ponselnya menyentuh beberapa bagian sensitif Tata. Arghhhh! Miliknya yang telah tegang dari tadi semakin ingin memberontak, dengan cepat dia pergi ke kamar mandi dan menyelesaikannya disana sambil melihat istrinya di layar ponsel. Hmmm! Makanya jangan suka menggoda dan mempermainkan istrimu, Val! Kena getahnya kan sekarang! Mau main sama siapa? Hehehehe...
Sebenarnya jika Valen mau, banyak wanita yang siap melayaninya 24 jam, tapi dia seorang suami yang setia dan sangat mencintai keluarganya terutama istrinya. Beberapa saat kemudian, Valen terbaring lemas di ranjangnya, karena dia harus berusaha dengan keras menahan gairahnya yang sangat menggebu akibat tarian erotis Tata. Ternyata si Tata diam-diam bisa menari erotis juga, efek menjadi seorang janda katanya,,,xixixixi. Valen mematikan ponselnya, dia tidak mau lagi melihat Tata, terlebih saat dikamar mandi, dia bisa jadi akan langsung pulang dan membuat istrinya itu tidak bisa jalan selama seminggu. Valen pergi ke ruang fitnes dan melatih otot-ototnya agar bertambah besar dan kuat. Dia memang sudah tiga hari tidak berolahraga akibat permasalahan di perusahaannya. Keringat membasahi tubuh seksinya, otot-ototnya semakin keluar, perut sixpacknya bertambah kencang dan dadanya terlihat semakin keras. Hdew...puasa-puasa! Ini demi kalian meminta bab baru! Huffttttt!
Tata tertidur sampai sore hari setelah makan siang tadi, kebetulan Reva bermain ke rumah papinya. Tata masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, walau telah bercerai, dia masih melakukan ritual mandinya, siapa tahu tiba-tiba saja Valen datang dan mencumbunya. Ahhh! Apa sih yang gue pikirin? Mana mungkin dia datang? Kita sudah bercerai ini! batin Tata. Matanya berkaca-kaca mengingat statusnya yang sekarang, dia menangis untuk yang kesekian kalinya. Apakah keputusanku untuk bercerai adalah benar? Kenapa aku melakukannya jika aku merasa berat? Aku sangat mencintai dia! Aku tidak bisa hidup tanpa dia! batin Tata.
" Betapa bodohnya aku melepasnya!" sesal Tata.
" Aku harus bertemu dengannya! Tapi bagaimana jika dia telah memiliki wanita lain atau bahkan dia telah menikah?" ucap Tata dengan berjalan kesana-kemari memakai piyama mandi.
" Tidak! Aku tidak perduli! Aku harus menemui dia! Aku tidak perduli jika aku akan menjadi simpanannya! Atau bahkan pemuas nafsunya!" kata Tata tegas. Kemudian dia memakai pakaiannya dan keluar dari kamarnya dan meraih ponselnya. Ditekannya nomor ponsel Valen, tidak aktif!
" Kemana dia? Apa dia sedang berdua dengan kekasihnya? atau istrinya?" kata Tata ambigu. Valen yang telah selesai dengan kegiatannya, kemudian mandi dan beristirahat di ruang kerjanya sambil kembali membuka ponselnya. Dilihatnya rekaman kegiatan Tata di kamar mandi, dia tersenyum-senyum dan tertawa mendengar ucapan istrinya. Hmmm! Ini memang istriku! batinnya. Tunggu aku sayang, aku akan datang besok pagi! kata Valen ambigu dan masih senyum-senyum melihat tingkah istrinya yang menurutnya menggemaskan.