" Please! Aku sudah bilang aku akan jelaskan! Jika kamu tidak percaya padaku, kamu bisa pergi untuk selamanya!" ancam Tata.
" Beraninya kamu..."
Valen diam saja, tapi dia sangat marah, dia tidak percaya dengan ancaman Tata barusan, dia menghempaskan pantatnya di ranjang. Tata menghela nafas panjang, sebenarnya dia takut mengatakan hal itu pada Valen, dia akan mati jika Valen benar-benar melakukan itu padanya. Tata menuju pintu yang masih diketuk Fero. Tata membuka sedikit pintunya.
" Aku nggak papa, Fer! Hanya sedikit terpeleset!" jawab tata.
" Sungguh?" tanya Fero.
" Iya! Aku mau pakai pakaian dulu!" ucap Tata lalu menutup pintu kamarnya. Dilihatnya Valen tidak ada di ranjang, sepertinya dia sedang mandi. Tata memakai pakaiannya dan keluar dari kamarnya. Fero terpesona dengan kecantikan Tata yang sangat alami. Tata duduk di hadapan Fero dan memandang Fero.
" Tolong jangan memanggilku lagi dengan sebutan seperti itu! Nggak enak sama Nanik dan Sumi!" ucap Tata.
" Tapi kenapa? Mereka juga tahu jika kita sudah lama bersama-sama!" jawab Fero.
" Aku hanya belum siap saja, Fer! Please! Just do it, Ok!" kata Tata tegas. Fero sangat kecewa mendengar perkataan Tata.
" Aku akan melihat reva!" ucap Fero.
" Jangan! Dia sedang tidur! Kasihan jika dia terbangun!" jawab Tata cepat.
" Aku hanya ingin menciumnya!" kata Fero lalu pergi meninggalkan Tata tanpa menunggu persetujuan Tata. Fero masuk ke dalam kamar Reva, dilihatnya gadis kecil itu sedang tidur dengan lelapnya. Tata berdiri di pintu kamar reva, sesekali dia melihat ke arah pintunya. Fero membelai rambut reva dan mengecup keningnya. Saat Tata melihat ke arah kamarnya, dilihatnya Valen keluar dari kamar dan berjalan dengan cepat ke arah pintu apartement Tata. Tata akan mengejar Valen, tapi dia takut jika Fero akan melihatnya dan ikut mengejar dirinya. Kamu mau kemana, Val? Apa kamu benar-benar marah? batin Tata panik.
" Fer! Lebih baik kamu pulang saja! Aku mau istirahat! Aku capek!" kata Tata tegas. Fero menatap Tata, baru kali ini Tata menyuruhnya pulang sejak mengenalnya 2 tahun yang lalu. Fero semakin curiga dengan sikap Tata yang berubah padanya. Fero berdiri lalu berjalan ke arah pintu apartement Tata.
" Aku pulang! Besok aku jemput!" kata Tata.
" Nggak usah! Aku besok akan ketemu dengan temanku lagi!" jawab Tata.
" Ok!" jawab Fero sedih. Tata langsung masuk ke dalam kamarnya dan meraih ponselnya, dihubunginya nomor Valen, tapi tidak diangkat.
" Ayo, Val! Jangan seperti anak kecil! Fuck!" ucap Tata marah.
" Kenapa kamu tidak berubah?" ucap Tata lagi.
" Mama!" panggil Reva. Ternyata Reva terbangun dari tidurnya.
" Halo, sayang! Apa kabar anak mama? Kemana aja seharian sama Om Valen?" tanya Tata menggendong Reva dan di pangkuanya duduk di sofa.
" Reva makan pizza lalu main di taman!" jawab Reva dengan wajah senang.
" Reva senang?" Reva menganggukkan kepalanya.
" Reva suka sama Om?" tanya Tata. Reva kembali mengangguk.
" Reva sayang?" tanya Tata lagi. Sekali lagi dia mengangguk.
" Apa Reva mau om valen jadi papa reva?" tanya Tata penasaran sambil membelai rambut anaknya. Reva ingat ucapan Valen kalo dia harus merahasiakan itu pada siapapun. Tata kecewa karena reva hanya diam saja, kenapa kamu diam sayang? Apa kamu nggak suka punya papa? Apa kamu lebih suka sama Om Fero? batin Tata.
" Reva mau main sama mbak Nanik, ma!" ucap reva.
" Iya, sayang!" jawab Tata. Lalu Reva pergi ke kamarnya dan bermain dengan Nanik.
" Nanik! Ganti baju reva lalu ajak makan malam!" ucap Tata.
" Iya, mbak!" jawab Nanik. Tata mondar-mandir di kamarnya, berkali-kali dia menelpon valen tapi hanya nada dering yang terdengar. Ben! batin Tata. Tata menelpon Ben.
- " Halo, Nyonya!" -
" Ben, dimana dia?"
- " Bos ada di penthousenya!" -
" Berikan alamatnya"
- " Tapi Nyonya" -
" Apa kamu mau dipecat?"
- " Baik, Nyonya!" -
Ben mematikan panggilan dari Tata, Huh! Bos sama istri sama aja! Bisanya mengancam orang kecil! batin Ben sebel. Lalu dia mensharelock tempatnya. Tata membaca pesan dari Ben, lalu dia mengganti pakaiannya.
" Nanik! Saya keluar dulu ada urusan! Reva sayang, kamu dirumah dulu, ya! Ulangi apa yang diajarkan gurumu tadi!" kata Tata pada reva, reva menganggukkan kepalanya lalu Tata mencium kepala anaknya dan pergi menuju tempat yang di berikan Ben. Tata pergi menggunakan taxi, cukup jauh juga tempat yang diberikan Ben. Tata telah sampai ditujuannya, dia masuk ke dalam dan naik ke lantai paling atas bangunan itu. Ben telah menunggu di depan pintu penthouse Valen. Ben menekan kode pintu itu lalu cklik! Kunci pintu terbuka, Ben mendorong pintu itu dan membukanya, Tata masuk ke dalam penthouse Valen. Tata menatap ke sekeliling ruangan, dilihatnya balkon yang terdapat di pojok, valen tidak ada. Lalu Tata melihat ada anak tangga, dia mendekati dan naik selangkah demi selangkah ke lantai atas. dilihatnya seorang pria sedang berdiri di depan pintu balkon dengan membawa sebotol minuman, sesekali dia meneguknya. Langkah Tata kian mendekat, tapi pria itu sepertinya tidak menyadari kehadiran Tata.
" Brengsekkkkk!" teriak pria itu, membuat Tata kaget.
" Apa aku yang kau maki itu?" tanya Tata sambil bersandar di belakang sebuah kursi. Valen terkejut mendengar suara Tata.
" Kau? Darimana kamu tahu tempat ini? Sialan! Bennnnnn!" teriak Valen.
" Apa kamu ingin di pecat? Bennnn!" teriak Valen lagi.
" Hentikan teriakanmu yang seperti perempuan itu!" teriak Tata membalas. Valen seketika menghentikan perbuatannya.
" Katakan padaku! Apa kamu menganggap aku wanita yang brengsek?" tanya Tata mendekati Valen. Valen kembali meneguk minumannya.
" Pulanglah!" usir Valen.
" Pergilah pada kekasihmu itu!" ucap Valen marah dan cemburu.
" Ok! Percuma juga aku bicara, toh kamu tidak akan pernah percaya padaku!" ucap Tata.
" Kau..."
" Mungkin selama ini papamu benar!" sindir Tata dengan perasaan was-was.
" Apa maksudmu? Jangan menyebut laki-laki brengsek itu!" sahut Valen marah.
" Aku jadi tahu kenapa lewis yang dia jodohkan denganku!" kata Tata tegas tapi dia sebenarnya takut.
" Laki=laki brengsek itu tidak berhak mengambilmu dariku!" kata Valen marah.
" Kenapa?" tanya Tata.
" Kamu milikku! Sampai kapanpun kamu adalah milikku!" teriak Valen, lalu dia melempar botolnya ke luar dan mendekati Tata.
" Kamu adalah istriku! Tidak akan kubiarkan siapapun mengambilmu dariku!" ucap Valen bermaksud mencium Tata. Tata menghindar dari ciuman valen dan berjalan ke balkon.
" Istri? Aku tidak mau menjadi istri seorang pria yang tidak percaya pada istrinya!" kata Tata, Valen mendekati Tata.
" Maafkan aku sayang! Aku sangat cemburu padanya!" jawab Valen memeluk Tata, tapi sekali lagi Tata menepis tangan Valen. Valen tahu dia bersalah dan Tata sangat membenci laki-laki seperti itu. Tata berdiri di sebuah pintu, dia membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya. Valen berlari menyusul Tata.
" Aku saja selalu percaya padamu, walau entah berapa banyak wanita yang pernah tidur di ranjang itu!" sindir Tata saat melihat sebuah ranjang king size yang terdapat di dalam kamar yang sangat luas itu.