webnovel

Aku Bukan Hantu

Farel mengalami koma dan ruhnya berkelana hingga akhirnya bertemu dengan seorang gadis Indigo bernama Nirmala yang bisa melihatnya dan berusaha membantunya agar bisa kembali ke dalam tubuhnya, tetapi sayangnya saat mereka hampir saja menemukan tubuh Farel, Nirmala mengalami kecelakaan yang malah membawa mereka terdampar di masa lalu. Keduanya bertemu tetapi Farel tidak mengenali Nirmala. Keduanya akhirnya saling jatuh cinta dan saat perasaan cinta mereka memuncak, Nirmala dan Farel harus terpisah karena orangtua Farel di masa lampau tidak merestui hubungan keduanya dan membuat Farel nekat membawa Nirmala pergi. Farel dan Nirmala akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka dengan terjun ke laut bersama. Farel dan Nirmala akhirnya kembali ke masa dimana seharusnya berada. Keduanya di rawat di rumah sakit yang sama. Apakah keduanya akan kembali bersama? ikuti kisahnya di AKU BUKAN HANTU

Sholikhatin_Nikmah · ファンタジー
レビュー数が足りません
156 Chs

Tak Sadarkan Diri

Satu tahun pertama Farel berada di asrama adalah tahun terberat yang dialaminya,dia tidak memiliki teman dan menjadi korban bullying teman-temannya,hingga yang terparah,Farel menderita kanker paru-paru yang akut.

Malam ini,jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam,Diana ibu Farel baru selesai sholat tahajud,lalu beliau akan membaringkan tubuhnya di samping suaminya yang sudah lebih dulu tertidur karena dia sangat lelah sepulang kerja.

"Drrttt...drrttt.....Asrama Farel calling..."Diana mengambil ponselnya dan saat melihat telepon dari asrama ditengah malam seperti ini,hatinya langsung merasa cemas,dia langsung memikirkan Farel,Diana takut terjadi sesuatu kepada putra semata wayangnya.

"Assalamu'alaikum,dengan ibu Diana atau pak Tony?"suara dari seberang terdengar sangat panik.

"Wa'alaikum salam..iya saya Diana,ada apa ya mas?kok tengah malam seperti ini menelepon kami?"ibu Diana mencoba memikirkan hal yang positif agar apa yang akan dia dengar juga hal yang positif.

"Anu bu,maaf,Farel putra bu saat ini sedang dalam perjalanan ke rumah sakit,dia mengalami muntah darah bu,karena kami takut terjadi sesuatu,kami langsung mengirimnya kerumah sakit,kalau bisa anda dan bapak Tony segera menyusul ke rumah sakit Sari Husada,kami menunggu disini,Assalamu'alaikum."Mas penanggung jawab asrama sudah menutup teleponnya,Diana pun lemas dan jatuh terduduk di dekat tempat tidur tepat di samping Tony suaminya yang langsung terbangun karena kaget mendengar suara yang agak keras dan ternyata istrinya sedang menangis di samping tempat tidurnya dan duduk di lantai.

"sayang,ada apa?kenapa kau menangis tengah malam begini?"Tony langsung memapah Diana dan mengajaknya duduk ditepi tempat tidurnya.

"Farel mas,dia sedang dibawa kerumah sakit,dia mengalami muntah darah,pihak asrama ketakutan,makanya mereka langsung membawanya kerumah sakit,dan kita diminta segera menyusul mereka ke rumah sakit Sari Husada,tetapi saat ini sudah sangat malam mas,bagaimana ini?"padahal perjalanan kita agak lama,paling tidak satu jam baru sampai,tetapi kalau menunggu besok,aku tidak sanggup membayangkan apa yang sedang terjadi mas."Diana memeluk tubuh suaminya,dia menangis di dada Tony.

"Kalau begitu,kamu segera berganti baju,kita berangkat sekarang."Tony dan Diana langsung bersiap,mereka harus berangkat malam ini juga meskipun mereka harus melewati medan yang sangat mengerikan,tetapi,demi putra semata wayang mereka,keduanya tidak takut,mereka segera berangkat menuju ke rumah sakit tempat Farel dirawat saat ini,satu jam kemudian,mereka sampai didepan ruang UGD,dan di sana ada tiga orang lelaki yang merupakan penanggung jawab asrama,mereka langsung menyambut Diana dan Tony dan menceritakan kronologi saat Farel tiba-tiba terbatuk dan muntah darah.

Selama dua jam mereka menunggu dokter yang memeriksa keadaan Farel tidak kunjung keluar,Diana dan Tony sudah mulai panik,begitu juga dengan ketiga orang perwakilan dari asrama yang mengantar Farel kerumah sakit.saat mereka mulai putus asa,pintu ruang UGD terbuka,seorang dokter dengan peluh membasahi dahinya keluar dan menatap Diana dan Tony secara bergantian,mungkin dokter itu menebak Diana dan Tony adalah kedua orang tua Farel,karena mereka tadi tidak ada saat Farel tiba.

"Saya mau berbicara tentang keadaan pasien dengan kalian semua,saat ini,Farel mengalami koma,dia mengidap penyakit kanker paru-paru stadium empat,sampai tadi dia muntah darah itu karena keadaan paru-parunya sudah sangat parah,saya hanya bisa mengusahakan semaksimal mungkin,tetapi,bagaimana hasil akhirnya kami belum bisa memberikan pandangan,sekarang pasien akan kami pindahkan ke ruang ICU karena ada beberapa alat yang harus kami pasang untuk membantunya tetap bertahan hidup."dokter juga menjelaskan tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami oleh Farel,tentu saja Diana dan Tony merasa sangat terpukul,mereka berdua lalu dipersilahkan pulang oleh dokter,karena tidak ada gunanya juga mereka disini saat ini,karena Farel tidak boleh dikunjungi,hanya perawat dan dokter yang boleh mengurusnya.

"Mas,aku sangat khawatir dengan keadaan Farel mas,aku takut dia tidak akan bertahan."Diana menangis disepanjang perjalanan mereka hingga sampai rumah,lalu dia pun segera mengambil air wudhu dan melakukan sholat ,kemudian Diana bersimpuh memohon kesembuhan untuk putra mereka satu-satunya.

"Sayang,kita harus bersiap menerima apapun yang akan terjadi,melihat keadaan Farel,aku merasa tidak yakin,tetapi kita harus terus berusaha,lalu kita akan menyerahkan segalanya kepada Tuhan."Tony memeluk tubuh Diana yang sedang menangis tersedu-sedu,mereka berdua sangat terpukul dengan kejadian ini,lalu keduanya segera melaksanakan sholat subuh berjamaah dan kemudian kembali tidur sebentar karena mereka semalaman tidak tidur,mereka kembali dari rumah sakit sudah pukul setengah empat pagi dan menunggu waktu subuh sekalian,baru mereka kembali tidur.

Sementara itu,disebuah kota yang sangat jauh dari tempat Farel dan orang tuanya tinggal,ada seorang gadis kecil berusia dua belas tahun sedang berbaring didahan pohon,dia memejamkan matanya,menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya,dibatang pohon kelengkeng yang tumbuh dibelakang rumahnya ini adalah tempat favoritenya,dia lebih senang menyendiri,teman-teman sebayanya tidak ada yang mau bermain dengannya,karena menurut mereka Nirmala sangat aneh.

"ibu,ayah,dimana kalian berada?kenapa aku berada ditempat seperti ini ?bagaimana aku akan turun?"Farel ingin menangis,meski usianya sudah lima belas tahun,dia tidak seperti anak-anak yang lain yang sering memanjat pohon,dia selalu berdiam diri dirumah,lebih asyik bergelut dengan buku-bukunya,sehingga dia menjadi seorang kutu buku,dia juga tidak banyak memiliki teman.

"Siapa kamu?kenapa tiba-tiba berada disini?"Nirmala sangat terkejut,tiba-tiba ada seorang lelaki yang berada di dahan pohon disebelahnya.Farel juga tak kalah kaget,dia tidak menyadari ada seorang gadis kecil yang sedang berbaring diatas dahan pohon,kesan pertama saat Farel melihat Nirmala,gadis itu sangat cantik dan misterius,tatapan matanya tajam.

"Kamu sendiri siapa?kenapa kamu tidur disini?"Farel tidak menjawab,tetapi malah balik bertanya pada Nirmala.

"Perkenalkan,aku Nirmala,aku tinggal disini,dibawah itu rumahku,kamu sendiri siapa?kenapa tiba-tiba disini?"Nirmala kemudian bangun dan duduk,dia memperhatikan wajah Farel yang pucat,seperti tidak mempunyai darah ditubuhnya,wajah pucat ini seperti...

"Ka..kamu..han..hantu...?"Nirmala adalah seorang gadis indigo,dia sering melihat hal-hal yang kasat mata semacam jin dan hantu,terutama roh orang yang baru saja meninggal,seperti korban kecelakaan yang terkadang mereka belum sadar kalau mereka telah meninggal dan berada di alam yang lain.

"Kamu jangan sembarangan,mana mungkin aku hantu,aku masih hidup,kalau tidak percaya,coba sentuh tanganku."Farel mengulurkan tangannya,dia benar-benar tidak menyadari keadaannya saat ini,tetapi Nirmala melihat dengan jelas kalau tubuh Farel agak transparan,Nirmala tidak mau menuruti keinginan Farel,dia segera turun dari pohon itu dan langsung berlari masuk kedalam rumahnya dan langsung mengunci diri didalam kamar,dia memang sering melihat makhluk halus,tetapi dia tetap agak takut saat kembali bertemu dengan makhluk-makhluk itu.