Semua kini nampak sedih dengan keadaan Melisa sekarang. Belum sadarkan diri ditambah kelumpuhan kedua kaki wanita itu. Semua tak kuasa melihat gadis cantik yang selalu ceria dan menebar keramaian dengan sifat cerewetnya kini tengah terbaring lemah tak berdaya dengan beberapa luka di beberapa tubuhnya dan perban melingkar di kepalanya.
Semua orang berdiri di dekat brangkar Melisa hanya bisa melihat dengan tangis di dalam hati. Sadar akan pesan dokter untuk menjaga ketenangan di ruangan Melisa membuat mereka memilih diam tanpa melepas pandangan pada Melisa yang masih setia memejamkan mata.
Tak kuasa melihat sang anak kesayangannya, Bambang memilih keluar dari ruangan tersebut.
Alice sendiri masih setia mendampingi ibu mertuanya, Amira lemas tak punya tenaga. Ibu parubaya tersebut terlihat ingin mendekap dan menumpahkan tangsiannya disana namun berusaha ditahan. Jadilah dia menangis di pundak Alice.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください