Astaga matanya mirip Panji, hidungnya. Tapi sayang, cantiknya nurun dari wanita itu.
Sepasang suami istri muda itu tengah menahan perasaan haru melihat pemandangan yang menyentuh hati. Bayi cantik mereka yang sudah berusia tiga bulan itu kini anteng berada di pangkuan sang nenek.
Mungkin melihat pemandangan seperti itu sudah biasa atau wajar. Tapi tidak dengan mereka, masih teringat jelas kehadiran bayi itu dulu tak diinginkan oleh ibu parubaya tersebut. Hingga disaat bayi itu hadir ke dunia tak disambut baik oleh ibu parubaya tersebut. Tapi sekarang, bayi itu berada digendongan wanita parubaya itu. Sebuah pemandangan yang langka dan sulit untuk dicerna dengan baik, bagaimana bisa orang yang dulu menolak kehadirannya kini mau menyentuhny apalagi menggendongnya.
"Mas, Sabrina," bisik Intan dengan mata berkaca-kaca memandangi bayinya yang tengah mengeluarkan suaranya seraya menggerakkan tubuhnya digendongan Rina terlihat tenang saja.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください