Xavier melajukan mobilnya dengan semangat menuju ke kantor WD Group karena hari ini ia sudah rindu untuk bertemu Luna yang sudah seharian kemaren tidak ia temui. Xavier memarkirkan mobilnya dekat pintu lobby karena hari masih pagi jadi masih banyak tempat parkir.
Tak lama ia melihat mobil Daddy-nya masuk ke halaman parkir dan memarkirkan mobilnya di samping mobil Xavier. Nathan keluar dari mobil dan melihat anaknya yang juga keluar dari mobil.
"Wah kakak, kamu Uda pas parkir di sini. Mulai besok kamu parkir disini, nanti Daddy suruh orang buat kasih sign seperti itu", ujar Nathan lugas sambil menunjuk ke arah tanda sign parkir CEO.
"Daddy ntar ada yang denger loh", bisik Xavier pelan.
"Tenang aja. Ngga bakalan ada yang protes kok, ini kan perusahaan kamu juga nak", ujar Nathan tenang sambil menepuk pelan ke bahu Xavier lalu berjalan menuju ke arah Lobby. Baru beberapa melangkah Nathan berbalik dan menegur Xavier.
"Ayo tunggu apa lagi. Masuk", ujar Nathan.
Xavier lalu dengan terpaksa mengikuti langkah Nathan sambil menunduk takut-takut kalau ada yang memperhatikan kemiripan mereka. Untunglah hari masih terlalu pagi sehingga belum banyak yang datang. Saat masuk ke dalam lift, Nathan berbicara dengan Xavier.
"Kakak, ikut Daddy dulu ke ruangan", perintah Nathan.
Xavier hanya mengangguk dan berjalan mengikuti Nathan ke ruangan CEO. Sampai di depan ruangan, Nathan memberikan kode ke Jason agar dia juga ikut masuk ke ruangannya. Xavier yang mengikuti Nathan masuk ke ruangan kemudian duduk di sofa dan Jason setelah menutup ruangan kerja Nathan juga duduk di samping Xavier.
"Jason tolong pesankan tiket untuk kita bertiga dengan si Kakak ini. Dia harus ikut saya bisnis di Singapura bertemu klient. Seminggu. Setelah nya dia akan duduk di ruangan yang kita siapkan untuk wakil CEO kemaren", ujar Nathan tegas.
"Loh Dad kok tiba-tiba banget si?. Katanya tunggu aku lulus dulu", protes Xavier.
"Enak saja mau nebeng mulu. Kamu sudah harus mandiri. Kerja yang sebenarnya. Bertanggung jawab pada perusahaan yang akan jadi milikmu dan Xena. Xena juga akan bekerja denganmu bila dia lulus nanti", ujar Nathan lagi sambil duduk di Sofa single. Melihat caranya duduk benar-benar seperti seorang raja yang sedang memberikan arahan kepada menteri-menterinya.
"Daddy kan masih ada, jadi biarlah aku belajar dulu dad", pinta Xavier lagi.
"Mommy dan Daddy mau istirahat, ini saatnya kalian yang bekerja. Daddy mau bawa Mommy pergi Haji lalu keliling dunia menikmati hidup kami. Dulu kami ngga pernah bulan madu jadi sekarang kami mau bulan madu dulu. Kami percaya kamu dan Xena bisa menjaga diri kalian selama kami pergi dan kami percaya kalian akan menjaga kehormatan kalian", ujar Nathan tegas.
"Iya Dad. Aku persiapkan diriku. Daddy bisa percaya Aku dan Xena, kami akan menjaga kepercayaan Daddy dan Mommy", ujar Xavier penuh percaya diri.
Kali ini ia menyetujui permintaan Daddy nya karena ia memang melihat Daddy-nya selalu bekerja keras untuk keluarga mereka maka ia merasa inilah saatnya dirinya berbakti kepada orang tuanya.
"Ok kalau begitu. Kamu kembali ke ruangan kerjamu dulu. Besok kita berangkat dan pulang dari Singapura kamu sudah menempati tempat barumu di kantor sebelah", ujar Nathan tegas.
"Aku balik ya dad", ujar Xavier lalu keluar dari ruangan Nathan diikuti Jason.
Di depan ruangan Nathan, Xavier bertanya kepada Jason.
"Om itu ongkos perbaikan motor Luna belum dibayar ya? Kemaren orangnya sudah main tinggal aja", ujar Xavier.
"Itu, sudah om bereskan. Tenang aja, itu ngga seberapa kok. Daddy kamu yang bayar pakai uang pribadinya. Sudah om antar juga uangnya kemaren", ujar Jason menjelaskan.
"Ya entar aku gimana bilang ke Luna nya om", ujar Xavier bingung.
"Uda bilang aja uda dibayar. Ngga mahal juga kok, si pak Lay itu bengkelnya juga dimodalin sama pak Presdir kok", ujar Jason lagi.
"Ya Uda deh, siap-siap diomelin Luna deh. Luna tuh kaya Mommy om, pusing deh aku cari alasannya", ujar Xavier lemas lalu berjalan menuju ke lift dan turun ke ruangannya di lantai 6.
Setelah absen masuk, Xavier lalu duduk di tempatnya, pikirannya melayang mencari alasan yang masuk akal untuk Luna. Pasti gadis itu akan meminta bon Service motornya, pasti akan menanyakan alamat bengkel dan sebagainya. Xavier hanya menutup matanya sebentar lalu ia menyalakan komputer nya dan berusaha mengerjakan pekerjaannya. Berharap saja Luna tak menanyakan apa-apa padanya saat bertemu makan siang nanti.
Besok pun Xavier akan ikut Nathan ke Singapura berbicara tentang Bisnisnya setidaknya ada waktu seminggu dia untuk menghindari pertanyaan Luna. Semoga saja setelah ia pulang Luna akan melupakannya.
Tanpa terasa siang menjelang, waktunya untuk istirahat siang. Luna sudah menchat Xavier untuk menunggunya di Lobby karena mereka sudah berjanji akan makan siang bersama hari ini. Saat Xavier tiba di Lobby, Luna sedang berbicara dengan Vivi dan teman lainnya. Xavier berjalan mendekati mereka.
"Mau makan dimana ne?", sapa Xavier.
"Di rumah makan di pojok jalan aja yuk, ni bareng yang lain", ujar Luna riang sambil menggandeng tangan Xavier berjalan mengikuti nya.
"Eh kalian ya.. Wah ada apa ni?", goda Vivi yang melihat Luna menggandeng Xavier.
Luna salah tingkah lalu melepaskan tangannya lalu mempercepat jalannya dan disusul oleh Vivi. Sementara Xavier hanya tersenyum melihat Luna yang salah tingkah di interogasi oleh Vivi dan sekarang Adrian juga ikut menginterogasi nya.
"Loe jadian sama Luna ya Xavier?", tanya Adrian.
"Engga kok mas. Kebetulan kemaren pas motor Luna mogok, saya lewat di depan dia. Makanya dia sempat saya antarkan pulang. Itu aja kok", ujar Xavier riang.
"Tapi kok tumben tu Ratu Jutek malah jadi akrab gitu", ujar Adrian tak percaya.
"Cuma ucapan terima kasih aja kali mas. Ya Uda lah, ayo, ntar ngga kebagian tempat", ujar Xavier agak mempercepat langkahnya.
Saat masuk Restoran benar saja, tempat duduk mulai penuh. Mata Xavier mencari-cari tempat kosong dan ia menemukan sosok gadis yang amat dikenalnya, Xena adiknya sedang duduk berdua dengan Lily sahabatnya. Xavier berjalan mendekati mereka diikuti Adrian, Luna dan Vivi.
"Duduk disini aja ya", ujar Xavier lalu seenaknya duduk disamping Xena.
Lily yang melihat Xavier tersenyum sementara Xena yang terganggu orang yang main duduk disebelahnya, melihat ke arah Xavier dan disenyumin konyol Xavier yang langsung mengacak-acak rambutnya.
"Kakak menyebalkan banget si", gerutu Xena. Adrian, Luna dan Vivi masih berdiri bingung.
"Hei duduk aja, ini adik ku kok. Ini Lily sahabatnya Xena dan ini Xena. Xena, Lily, ini rekan kakak di kantor WD, ini mas Adrian, Luna dan Vivi", ujar Xavier mengenalkan mereka. Xena tersenyum ramah mengulurkan tangannya.
"Cantiknya pantesan ya pagi-pagi Uda mau jadi sopir", goda Xena saat menyalami Luna yang membuat Luna tersipu malu. Vivi lalu duduk disamping Lily dan diikuti Adrian. Luna duduk disamping Xavier.
"Kakak Luna, mau dong aku di kasih flashdisk lagu-lagu juga. Kak Xavier pelit ngga mau kasih aku flash disk nya", ujar Xena riang.
Adrian dan Vivi yang tak mengerti apa yang dibicarakan hanya bengong saja sementara Luna tersenyum malu.
"Iya nanti aku titip Xavier ya", ujar Luna lembut.
"Apa ku bilang, seleranya sama kan kaya kamu", ujar Xavier.
Luna hanya memerah mukanya. Vivi yang mulai mengerti tersenyum menggoda sementara Adrian makin terpesona melihat ke arah Xena terus. Sepertinya Adrian menyukai Xena, Xena bersikap cuek dan ngobrol dengan santainya membicarakan apapun juga.
"Tumben kalian berdua aja, kemana yang dua lagi? Adriana dan Wilma", tanya Xavier setelah mereka memesan makanan.
"Mereka Uda punya pacar kak, jadi kami yang jomblo ini hanya bisa pergi berdua saja", ujar Xena sedih.
"Akh elo juga jomblo karena elo yang mau. Stock Cowo loe ngga habis tuh di truk", ledek Lily.
"Eh kakak Luna, hati-hati ya kalo dekat sama kak Xavier, sumpah tersiksa lahir batin. Tau ngga, dulu waktu SMA, setiap hari tanganku pegal bawa kado atau surat cinta buat kakakku ini. Belum lagi kalau dia ultah, haduh, Mommy sama Daddy sampe suruh pengawal kami jaga kakak super ketat", ujar Xena cueknya tanpa sadar ia keceplosan.
Xavier menendang pelan kaki adiknya yang langsung menutup mulutnya.
"Maksudnya pas dia ultah, aku selalu jadi pembantu dia bawa kado pemberian fansnya", ujar Xena lagi.
Untunglah tidak ada yang menyadari maksud ucapan Xena hanya Lily yang tersenyum simpul mengerti. Semua keluarga Nathan masih menggunakan pengawal seperti saat inipun Xena pergi dikawal dengan 2 orang bodyguard nya dari arah kejauhan demikian juga Xavier dan Adelia. Mereka yang memohon Daddy-nya untuk memberikan ruang mereka bergerak tanpa ada orang yang menyadari kalau mereka dikawal.
"Jangan dengarkan dia Luna. Ayo makan aja. Kamu ngga pulang malah main ke sini. Nanti Mommy cari ", nasehat Xavier.
"Daddy yang suruh ke sini si, weee", ujar Xena meledek.
Karena makanan sudah datang akhirnya mereka memakan makan siang mereka dan Xena hanya berbicara dengan Lily yang ada dihadapannya. Adrian kadang mencuri pandang ke arah Xena dan Xavier yang menyadarinya hanya tersenyum. Sementara Luna hanya diam disamping Xavier tanpa berkata-kata.