Nathan sedang berada di halaman rumahnya yang lumayan luas saat Adelia menghampirinya sambil menggendong Xavier.
"Anak Daddy, Uda mam belum?", tanya Nathan langsung mengambil Xavier dari gendongan Adelia.
"Sayang kapan kamu punya waktu? Kita kumpul yuk sama Naomi, Yuni dan Andika juga ditambah Leo. Biar Yuni ngga berprasangka buruk sama Naomi. Kita berdua tau betul adat Naomi tapi kan Yuni belum tau jadinya dia negatif thinking sama Naomi", ujar Adelia lalu duduk di bangku depan Nathan.
"Sabtu ini boleh kita barbeque disini sayang. Santai-santai di rumah lebih enak apalagi sejak pindah kita belum pernah ajak kawan-kawan kita ke sini", ujar Nathan dengan tetap berkonsentrasi kepada anaknya.
"Oke kalau gitu ku undang mereka ya", ujar Adelia kemudian berbalik akan berjalan menuju ke rumah namun langkahnya tertahan oleh tangan Nathan yang tiba-tiba melingkarkan dipinggangnya.
Adelia berbalik dan melihat anaknya sedang berjalan tertatih mengelilingi kakinya.
"Mommy, Xavier sudah besar dan sudah membutuhkan teman bermain. Bagaimana kalau kita kasih dia adik?", bisik Nathan di telinga Adelia lembut. Adelia membelalakkan matanya.
"Aku sudah bilang, kalau mau hamil lagi, kamu aja ya. Aku ngga mau", ujar Adelia sambil tangannya akan membuka pelukan Nathan.
"Tapi kan aku pria, aku ngga bisa hamil", ujar Nathan memelas.
"Lakukan aja operasi biar kamu yang hamil", jawab Adelia ketus lalu menggendong Xavier dan membawa nya masuk ke rumah.
Nathan hanya terbengong mendengar jawaban Adelia namun kemudian bibirnya mengulaskan senyum licik, sepertinya bos besar ini ada rencana di otaknya.
Hari Sabtu tiba, kawan-kawan akrab keluarga Nathan Utomo berdatangan ke rumah mewah mereka. Halaman yang biasanya sepi dan hanya ada Xavier berjalan tertatih sekarang menjadi ramai dengan beberapa pasang kawan Adelia dan Nathan.
Naomi yang datang pertama, sibuk membantu Adelia di dapur menyiapkan segala keperluan mereka berpesta kecil. Leo rupanya datang juga bersama Naomi, hubungan mereka sepertinya makin meningkat.
Alex kemudian datang dengan Sisca dan memasang muka kaget.
"Hantu Putih, ada acara apaan? Wah kebenaran dong ya gw ke sini. Sayang kamu langsung aja ke belakang, biasanya si Nyonya lagi di dapur", ujar Alex kepada Sisca.
"Aku ngga tau dapurnya dimana", bisik Sisca polos.
"Hai Sisca, itu kamu langsung aja lewat samping, kamu akan langsung ke dapur kok", ujar Nathan sambil menggendong Xavier dan membalas pelukan Alex.
"Xavier, om bawa oleh-oleh buat Xavier", ujar Alex lalu mengeluarkan mainan dari tas handbag yang dipegangnya. Sebuah pesawat terbang mainan langsung di sambut Xavier dengan gembira.
"Loe kesini mau kasih undangan ya", ujar Nathan tersenyum.
"Loe tau aja si. Gw mau merried sama Sisca di Bali. Loe harus dan kudu datang karena loe jadi best man gw", ujar Alex ceria.
"Iya tenang aja. Kapan?. Ada yang bisa gw bantu ngga?", ujar Nathan kemudian menaruh Xavier di box baby tempat anaknya bermain dengan lebih leluasa. Nathan lalu duduk di kursi di dekat box baby sehingga ia bisa mengawasi anaknya.
"Minggu depan, kami menikah Minggu depan. Semua urusan sudah beres tapi gw butuh satu tempat buat keluarga Sisca bermalam. Villa gw sudah penuh dengan keluarga. Susah banget dapat tempat yang nyaman kalau waktunya singkat gini", ujar Alex agak cemas.
"Loe pake aja villa WD yang di Sanur, muat untuk banyak orang kok. Nanti gw kasih tau penjaganya. Mau berapa hari dipakai? Biar gw suruh batalkan semua reservasi", ujar Nathan.
"Seminggu kayanya. Beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah acara", ujar Alex ceria mendengar jawaban Nathan.
Tak lama datanglah para wanita menghampiri mereka, lalu merapikan meja membawa semua perlengkapan pesta mereka.
Leo yang sedari tadi hanya bermain-main dengan Xavier, tertarik dengan cemilan yang di atas meja lalu akan mencomot dengan tangannya namun sudah keburu di tarik tangannya oleh Naomi.
"Leo kamu belum cuci tangan. Cuci dulu", ujar Naomi lalu menarik tangan Leo ke arah kran yang terdekat dengan mereka.
"Liat tuh pasangan baru, Uda berani mesra-mesraan", ujar Nathan sambil memeluk Adelia dari belakang.
"Biarin aja si. Mereka masih lajang berdua, baguslah bersama", ujar Adelia. Kemudian dia melepaskan pelukan Nathan dan menghampiri Yuni yang baru tiba dengan mobil Andika.
"Hai Nyonya Andika, apa kabar", ujar Adelia lalu memeluk Yuni dan kemudian menggandeng Yuni mendekati Naomi.
"Cantik, ini perkenalkan, ini Yuni istrinya Andika dan Yuni , ini Naomi yang kamu mau kenal", ujar Adelia yang membuat kaget Yuni dengan ucapannya.
Naomi tersenyum dan mengulurkan tangannya dan disambut ragu-ragu oleh Yuni. Sepintas memang orang akan melihat perbedaan yang mencolok dari Naomi dan Yuni, Naomi begitu ceria dan percaya diri sedangkan Yuni lebih kearah berhati-hati dalam bersikap dan menjaga kesopanannya.
"Yang ini Leo, pacar Naomi", ujar Adelia lagi dan disambut Leo dengan tersenyum lalu mengulurkan tangannya.
"Hei Adel, kapan aku bilang aku pacaran sama si kadal ini ya?", sengit Naomi.
"Loh emang kamu Leo ngga mau jadi pacar Naomi?", goda Adelia lagi sementara Yuni berjalan menjauh mendekati Andika yang bermain dengan Xavier di box baby nya.
"Siapa bilang. Orang Uda resmi kok jadiannya", ujar Leo cuek yang disambut cubitan oleh Naomi. Andika langsung berubah raut mukanya melihat mereka, dan Naomi menarik tangan Leo menghampiri Andika.
"Hai Andika apa Khabar?", ujar Naomi berbasa basi.
"Hai Leo, kamu ke sini juga", ujar Andika sambil mengulurkan tangannya menyalami tangan Leo. Naomi lalu mendekati Yuni.
"Yuni boleh bantu kami membawa perlengkapan makan di dapur, masih ada beberapa belum dibawa", ajak Naomi dan dijawab anggukan oleh Yuni.
Naomi dengan cerianya mengambil tangan Yuni dan menggandeng nya sampai ke dapur. Adelia tersenyum pada suaminya dan Nathan yang melihat mengerti arti senyum Adelia.
Adelia mengikuti mereka ke dapur lalu mereka bertiga kembali dengan tangan yang penuh dengan peralatan makan dan bahan makanan untuk pesta kecil mereka.
Nathan menyalahkan panggangan lalu mulai membakar beberapa bahan makanan, sementara yang lain hanya bercengkrama. Melihat itu Nathan mulai kesal dan menarik Leo untuk menggantikan nya.
"Gantian bakar, enak-enakan aja loe pacaran", ujar Nathan menarik Leo dari samping Naomi.
"Nathan loe syirik aja deh namanya juga usaha", ujar Naomi sewot sambil tangannya menahan tangan Leo.
"Sabar ya sayang, nanti kita balaskan dendam kita pada orang ini kalau tiba waktunya", ujar Leo tersenyum sambil melepaskan tangan Naomi. Lalu ia menghampiri panggangan dan memanggang beberapa lemak yang membuat asap berlebihan dan kebetulan angin bertiup ke arah Nathan membuat Nathan berlari menghindari sambil menggendong Xavier dan menarik Adelia ke tempat lain.
"Kadal, loe kalo mau balas dendam jangan sama anak istri gw, ngajak perang beneran loe?", ujar Nathan keki.
"Maaf Adel, Xavier, beneran ngga sengaja. Kenapa? Loe mau perang Saham lagi sama gw? Ayo siapa takut?", ujar Leo menantang.
"Apaan si kalian, soal kecil aja jadi mainan ke Saham?", ujar Adelia sewot.
"Abis dia duluan", ujar Nathan merajuk.
"Leo kalau masih sewot, aku ngga mau ni diajak ke Bali sama kamu", ujar Naomi mengancam.
"Iya ngga sayang, aku nyerah deh. Nathan kita lanjutkan perang kita nanti ya, gw Uda diancam Nyonya", ujar Leo menyerah disambut tawa semua yang ada di halaman depan rumah Nathan dan Adelia yang luas.
"Hei kalian kenapa ngga sekalian aja nikah di Bali bareng pengantin ini", ujar Nathan sambil menunjuk ke arah Alex dan Sisca.
"Eh ngga seru, ntar kadonya cuma satu buat dua pengantin", keluh Alex.
Sebenarnya dia hanya tak mau rencananya harus berubah total gara-gara omongan Nathan.
"Iya tau deh. Kado gw beda sama Adel. Perhitungan amat si loe. Loe mau bulan madu kemana, gw bayar", ujar Nathan cuek.
"Beneran ni? Sayang kamu kan mau liat Paris, kita bulan madu ke Paris aja ya", ujar Alex dengan cueknya dan di sambut anggukan manis Sisca. Nathan lalu mengambil handphone yang ada di sakunya.
"Halo Jason, tolong siapkan tiket pulang pergi Jakarta Paris dan akomodasi selama di Paris selama ... Hei loe mau berapa lama ... Satu Minggu ya atas nama Alex dan Sisca. Besok kamu tanya detailnya sama mereka. Bebankan biayanya ke saya, nanti saya yang selesaikan", ujar Nathan lalu menutup teleponnya. Alex tersenyum lalu berlari memeluk Nathan.
"Wooii gw masih suka perempuan", ujar Nathan melepaskan diri dari pelukan Alex.
"Makasih ya hantu putih yang baik", ujar Alex.
"Enak bener loe punya Abang bos WD, asal perintah aja", ujar Leo.
"Ntar kalo gw minta bulan madunya ke Ausi aja ya", ujar Leo lagi.
"Elo mah bayar sendiri, enak aja Bos minta dibayarin", ujar Nathan cuek.
Tawa kembali bergema diantara mereka. Namun Yuni yang sedari tadi hanya diam merasakan minder karena mereka semua berasal dari keluarga yang berada berbeda dengan dirinya yang berasal dari keluarga yang biasa saja. Andika menyadari kediaman istrinya.
"Uda, jangan dipikirkan, mereka memang seperti itu. Kamu cuekin aja", nasehat Andika.
Pesta kecil mereka berlanjut sampai sore hari dan membuat hubungan mereka makin akrab. Ada perubahan dalam pribadi Yuni, walaupun ia sudah bisa berteman dengan Naomi, namun ia terlihat agak minder dengan kawan-kawan perempuan mereka. Adelia mulai menyadari saat mereka pulang satu persatu.