"Sebenernya ada masalah apa si kok sampe kamu harus datang ke Surabaya?", ujar Adelia menyelidik saat mereka sudah di dalam mobil melaju menuju ke kantor cabang Surabaya. Nathan tidak menjawab, dia hanya mengeluarkan smartphone nya dari saku jasnya lalu membuka video yang ada di HP nya itu. Setelah itu ia berikan ke Adelia. Di video itu ada seorang wanita sedang duduk dengan air mata di pipinya. Adelia memperhatikan dengan benar video itu. Intinya, wanita itu mengaku sebagai kekasih Nathan dan telah hamil 3 bulan. Dia datang ingin minta pertanggungjawaban Nathan.
Adelia melihat dengan sorot mata membunuh ke arah Nathan, sementara yang dilihat tampak memasang muka tak bersalah sambil berkata, "Bukan aku sayang, aku bahkan tidak mengenal nya. Aku malah belum datang ke Surabaya sejak meeting tahunan cabang 6 bulan lalu, bagaimana mungkin aku bisa menghamili wanita 3 bulan. Kamu bisa check jadwalku ke Jason".
"Benar Bu Adelia, kami bahkan belum ke Surabaya sejak 6 bulan lalu", ujar Jason membela bos besar.
"Lantas kenapa kalian begitu panik sampai harus datang ke Surabaya? Bukankah bisa diwakilkan oleh pengacara kalian?", ujar Adelia.
"Wanita ini memiliki fotocopy KTP aku tetapi fotonya sudah agak pudar. Seingat aku, KTP ku itu pernah tertinggal di Surabaya, waktu itu sempat terjatuh dari dompetku dan aku sadar itu hilang saat aku tiba di Jakarta. Di Jakarta langsung aku urus lagi dan sudah jadi yang baru, KTP ku itu ditemukan disini. Itu pun juga sudah dikirim ke Jakarta dan sudah aku destroy", ujar Nathan menjelaskan.
"Berarti saat ditemukan sampai dikirimkan ke Jakarta Ada yang telah memfotokopi ulang KTP kamu dan telah memakainya untuk menipu wanita ini", ujar Adelia disambut anggukan manis Nathan.
"Buka Jas dan cardiganmu", perintah Adelia lagi.
"Sayang, kita sebentar lagi sampai lagian ada Jason di depan", ujar Nathan agak berbisik.
"Buka", perintah Adelia lagi.
Ragu-ragu Nathan mengikuti perintah istrinya sementara Adelia membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sisir lipat nya dari dalam tas.
"Sisir rambutmu berbeda dari biasa kamu menyisirnya. Turunkan ponimu", ujar Adelia lagi. Adelia menerima Jas dan Cardigan Nathan saat mereka tiba di kantor cabang PT.WD International di Surabaya.
"Jason, jangan parkir di depan kantor, apa kantor ini ada jalan belakang? Kita parkir dekat jalan belakang saja", perintah Adelia lagi. Jason membawa mobil ke pintu belakang kantor dan memarkirnya di tempat agak pojok. Sebelum keluar, Adelia membantu suaminya menyisir rambutnya dan kemudian dia memakaikan kaca mata berlensa bening yang dia keluarkan dari tasnya.
"Tas kamu kaya kantong Doraemon ya, apapun ada", celetuk Nathan disambut lirikan dingin istrinya. Nathan langsung menutup mulutnya.
"Kamu benar-benar tidak melakukan nya?', tanya Adelia tegas.
"Tidak sayang. Aku melakukan itu pertama kali dengan kamu. Cuma kamu yang bisa membuat aku "on". Sebelumnya keluargaku bahkan yakin kalo aku tidak bisa tertarik dengan wanita, aku pun mencurigai diriku Aseksual", ujar Nathan menjelaskan.
"Dengar ya, kalau dugaanku benar, kamu harus memberikan aku hadiah, oke?", ujar Adelia kepada Nathan yang disambut anggukan tidak mengerti Nathan. Adelia keluar dari mobil lalu ia berjalan ke arah Jason yang menunggu di depan pintu sambil memberikan cardigan dan jas Nathan kepadanya.
"Pakailah. Untuk hari ini bersikaplah seperti Nathan", perintah Adelia lagi. Jason ragu-ragu menerima nya dan setelah mendapatkan anggukan setuju dari Nathan yang berdiri dibelakang Adelia, Jason memakai cardigan dan jas Nathan.
"Sisir rambutmu ke belakang", ujar Adelia lagi. Jason mengeluarkan sisir kecil dari saku belakang celananya lalu menyisir rambutnya ke belakang. Mereka berdua seperti dua orang yang berbeda.
"Dengarkan aku, kalian bertukar peran kalian hari ini. Jason menjadi Nathan dan Nathan menjadi Jason. Semoga dengan ini kita akan tau kebenarannya", ujar Adelia lagi.
Lalu mereka bertiga masuk ke kantor melalui pintu belakang yang dijaga seorang security yang langsung memberikan hormat kepada mereka bertiga.