Senyum tersungging di wajah cantik Xena saat wanita itu membaca berita di Internet. Takeshi meminta maaf kepada Pras lewat konferensi pers.
Walaupun tidak dibuka secara gamblang perihal permasalahannya, setidaknya Xena sudah puas Takeshi mau menundukkan kepalanya di depan Pras dan pelajaran juga agar dikemudian hari tidak akan memfitnah Pras lagi.
"Hai sayang. Sudah liat konferensi pers nya Takeshi? Iya, sesuai keinginan aku, terima kasih ya sudah mengikuti permintaan aku tidak melayangkan gugatan perdata kepada Takeshi. Aku cuma ingin menjaga hubungan baik antara Daddy sama om Leo dan juga dengan Lily. Biar gimana juga mereka keluarga kita juga. Iya sayang. Aku masih ada kelas lagi. Oke bye, I Love You", ujar Xena lalu menutup teleponnya.
Delon tersenyum melihat sahabatnya yang berjalan mendekati.
"Uda selesai ya masalah loe dengan si Takeshi?", tanya Delon.
"Iya dong. Ngapain lama-lama. Dia juga ngga berani macam-macam lah, laki gw pemegang saham terbesar di perusahaan nya", ujar Xena nyengir.
"Beneran tuh bos besar punya saham di CAT juga? Wah gw mesti berguru ne sama si bos besar. Makin kaya aja dia", ujar Delon.
"Gw dong yang makin kaya. Semua harta dia kecuali saham dia buat atas nama gw", ujar Xena senang.
"Gila si bos besar. Cinta mati sama loe Xena", ujar Delon terkagum-kagum.
"Kak Pras tuh berguru sama Daddy, dia menantu kesayangan Mommy sama Daddy", ujar Xena bangga.
"Beneran gw harus berguru sama si bos ne", ujar Delon.
"Loe ada kelas ngga? Gw masih ada kelas satu lagi ne", ujar Xena malas.
"Semangat dong loe. Dosen mata kuliah gw lagi ngga masuk, diganti hari katanya, gw mau balik ne. Loe mau gw tungguin?", tanya Delon.
"Ya elah loe kira gw anak kecil ditungguin kuliah. Ya uda pulang sana. Loe ngga kencan sama kak Madeline?", tanya Xena.
"Xena loe tanyain Madeline dong dia ada dimana? Dia marah sama gw gara-gara ngga sengaja gw chat sama mantan gw ketauan sama dia", ujar Delon memelas.
"Loe si cari penyakit. Bentar ya gw tanyain", ujar Xena sambil kemudian menchat kakak sepupunya.
"Dia lagi di Blok M tuh, cepetan gih samperin. Dia baru sampe katanya di Blok M mau cari buku katanya", ujar Xena memperlihatkan chatnya.
"Wah makasih ya Xena, loe emang calon sodara gw yang paling baik. Eh tapi loe ngga apa kan gw tinggal?", tanya Delon.
"Sial loe. Uda pergi sana, ntar keburu pulang lagi", ujar Xena.
"Iya iya. Bye Xena", ujar Delon sambil berlari turun.
Xena melihat ke bawah tak lama tampak Delon menghampiri mobilnya dan sebelum masuk ke mobil Delon sempat melambai ke arah Xena. Xena hanya tersenyum membalas lambaian Delon.
Tak lama mobil Delon meninggalkan halaman parkir gedung FE. Xena pun kemudian masuk ke ruang kuliah untuk ikut mata kuliah selanjutnya. Hari menjelang sore saat Xena keluar dari ruang kuliah nya. Xena turun ke bawah hendak menuju ke mobilnya namun seseorang menghadang langkahnya. Kedua pengawal Xena dengan sigap menghampiri.
"Xena, boleh bicara. Saya janji saya ngga macam-macam", kata Takeshi lembut.
"Kayanya uda ngga ada yang perlu dibicarakan ya kak", ujar Xena dengan nada bicara agak ketus.
"Tolong Xena, saya hanya ingin mengajak kamu makan, kali ini terakhir kali saya ke sini. Besok lusa saya akan kembali ke Jepang. Daddy memerintahkan saya kembali ke Jepang untuk mengelola cabang di Jepang", ujar Takeshi memelas. Lama Xena berpikir namun akhirnya ia luluh juga.
"Oke, ayo mau makan di mana kak?", tanya Xena.
"Bagaimana tempat yang kemarin?", tanya Takeshi.
"Hmm tunggu sebentar ya. Nah itu dia. Oke, kamu ikutin mobil kami ya", ujar Xena riang saat melihat sebuah mobil Maybach mendekati mereka. Takeshi melihat ke arah mobil itu dan mukanya langsung berubah.
"Apa kamu memanggil Pras juga?", tanya Takeshi agak geram.
"Kebetulan kak Pras ngejemput aku juga", ujar Xena tenang.
"Kalo gitu kita lain kali aja makan bersamanya Xena. Maaf saya masih belum bisa akur dengan Pras", ujar Takeshi lalu berjalan menuju ke arah mobilnya dan tak lama mobil keluar meninggalkan halaman parkir gedung FE. Xena tersenyum melihat ulah Takeshi.
"Pak, kalian langsung kembali ke rumah aja ya. Saya pulang bareng sama suami saya. Terima kasih ya", ujar Xena menginstruksikan kepada kedua pengawalnya yang mengangguk mengerti lalu masuk ke dalam mobil Vellfire dan meninggalkan halaman parkir menuju ke rumah Xena dan Pras.
Mobil Maybach berhenti di depan Xena dan Xena lalu masuk ke dalam mobil tersenyum melihat suaminya yang sedang melihat ke Tabnya.
"Tadi itu Takeshi ya? Mau apa lagi dia? Kenapa kabur ngeliat mobil ini?", tanya Pras tak senang hati.
"Dia mau pamit, sama om Leo dia ditarik untuk ngelola perusahaan di Jepang. Tau tuh orang, dia ngajak aku makan, saat aku bilang aku mau ajak kamu, dia malah bilang ngga jadi", ujar Xena tersenyum sambil melihat reaksi Pras.
Sesuai dugaan nya, level cemburu Pras mulai naik.
"Kamu ya masih aja diladenin pria macam gitu. Seneng ya bisa menggoda banyak pria", ujar Pras ketus lalu dia melempar Tabnya ke kursi.
Mukanya langsung memandang ke luar mobil. Xena tersenyum menggoda melihat suaminya yang cemburu, ia langsung mendekati dan memeluk pinggang suaminya. Pras menaruh lengannya di bahu Xena dan menatap wajah Xena yang memandangnya.
"Sayang. Aku makin Mencintaimu kalau kamu kelihatan seperti ini", ujar Xena sambil kemudian mengecup pelan bibir Pras.
"Dengarkan aku. Kamu uda ngga boleh pergi makan atau apapun alasannya sama orang itu. Kalau aku sampai tau, aku akan marah besar ya", ujar Pras tegas.
"Iya tuanku, segala permintaanmu adalah perintah buatku", ucap Xena riang. Pras tersenyum lalu mencium lembut kening istrinya.
"Kamu, Raffa dan Mika adalah harta paling berharga buat aku. Akan aku berikan semua buat kalian bertiga, bahkan bertaruh nyawa pun aku mau untuk kalian bertiga", ujar Pras lembut.
"Aku tau", jawab Xena pelan. Dia makin mempererat pelukannya terhadap Pras, pria yang paling ia cintai.