webnovel

Penyelesaian Instant

Kembali Nathan tersenyum melihat tajam ke arah Adelia yang sekarang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Nathan. Nathan mengangkat tangannya, menyuruh Adelia berhenti, tak lama sebuah mobil Alphard hitam berhenti di belakang mereka. Pintu otomatis terbuka, Nathan berbalik menyuruh Adelia masuk, dia meletakkan tangannya di atas pintu seperti seorang gentleman saat menjaga seorang wanita memasuki mobil.

"Lepaskan dulu dong, aku ngga bisa masuk ne", ujar Adelia memelas.

"Loh kamu masuk kan pake kaki bukan pakai tangan, so ..", ujar Nathan memberi isyarat dengan kepalanya.

Mau tidak mau Adelia masuk diikuti Nathan. Saat akan duduk, Nathan sempat merapihkan jasnya lalu menggeser kursinya merapat ke kursi Adelia. Pintu mobil tertutup dan mobil berjalan meninggalkan Andika yang masih belum percaya penglihatannya. Ada rasa aneh menyelinap ke hatinya melihat seorang pria membawa Adelia dari sisinya.

Sementara di dalam mobil, Adelia diam saja memandang keluar.

"Jadi jelaskan!. Bukankah kamu janji akan menjelaskan saat saya pulang", ujar Nathan tegas. Adelia berbalik menghadap Nathan, melihat ke arah muka tampannya. Untuk seorang pria, Nathan sangat sempurna baik pribadinya maupun latarbelakang nya. Adelia berusaha mengalihkan sambil melirik ke arah sopir, yang ternyata itu Jason, asisten Nathan.

"Kamu bicara saja, semua yang kamu katakan tidak akan keluar dari mobil ini. Saya sepenuhnya percaya kesetiaan Jason", ujar Nathan lagi seakan mengerti isi pikiran Adelia.

"Jason, berarti kamu tau banyak soal bosmu ini dong ya?", tanya Adelia menyelidik.

"Tentu saja Bu, saya sudah lama bekerja dibawah pak Nathan Bu", ujar Jason tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

"Jason, saya boleh minta nomor HP kamu ngga?", ujar Adelia yang membuat kaget Nathan.

"Buat apa?", tanya Nathan dengan nada agak cemburu.

"Isssh, kan aku mau tau kamu sama siapa dan pergi kemana", ujar Adelia tersenyum menggoda.

"Tak perlu, aku bisa melaporkan kegiatanku setiap jamnya ke kamu jadi kamu ngga perlu tanya Jason. Bahkan aku bisa memberikan foto dengan siapa aku berbicara dengan detail", ujar Nathan cuek.

"Tapi kan kalau kamu bersama perempuan lain, apalagi cantik macam Lia, kamu pasti ngga akan melapor", ujar Adelia makin menggoda.

"Tenang saja Bu Adelia, pak Nathan tidak pernah bersama perempuan lain pergi hanya berdua saja kecuali dengan ibu Lydia adik sepupunya. Kalaupun beliau pergi dengan Bu Lia, beliau selalu membawa saya serta", ujar Jason menjelaskan.

Nathan melirik ke arah Adelia, "Apalagi? Mau mencari alasan apa lagi", tanya Nathan. Adelia berusaha memutar otaknya untuk menghindari pertanyaan Nathan.

Tiba-tiba ia tersenyum dan berkata, "Jason, jangan berani lihat kaca tengah ya kalo tidak awas", ancamnya.

Lalu ia menghadapi muka Nathan, menarik dasi yang terikat rapi di leher kemeja Nathan dan mencium bibir Nathan, melumat bibir seksinya dan memainkan lidahnya dimulut Nathan. Nathan yang mendapatkan serangan tiba-tiba kaget namun ia mengikuti permainan Adelia. Ia menarik tubuh Adelia kedalam pelukannya lalu setelah lama, ia menggigit bibir bawah Adelia lembut. Adelia meringis dan melepaskan ciumannya.

"Sakit", keluhnya.

"Itu hukumannya", ujar Nathan sambil menyentuh bibir lembut Adelia.

Sementara sang supir di depan menggerutu, " bos kenapa kalian menggoda jomblo seperti aku ini".

"Aku punya solusi mengenai kasus aku dengan Andika. Bagaimana kalau hal di media di diamkan saja, lumayan kan buat iklan terselubung Agensi kami. Lagipula memang tidak ada apapun antara kami berdua. Andika punya Naomi yang harus diprioritaskan dan aku punya kamu. Kamu kan mencemaskan mengenai orang tua kita, bagaimana kalau pernikahan kita dipercepat, jadi Minggu depan mungkin", ujar Adelia riang, padahal ia dalam hatinya berdoa semoga Nathan tidak menyetujui usulnya.

" Baik, karena usul kamu bagus, aku setuju. Jason, lusa saya akan menikah, urus semua surat dan dokumen pernikahan kami. Gaun pengantin pesan ditempat biasa dan tempat pernikahan akan diselenggarakan di rumah saya di pinggir kota", perintah Nathan.

"Baik pak Presdir. Besok semua dokumen pernikahan akan siap dan akan saya hubungi juga keluarga terdekat pak Presdir dan nona Adelia sesuai dengan daftar saat pertunangan kan pak?", ujar Jason lancar.

Kagetlah Adelia, " Lusa? Mati aku", celotehnya.

" Jangan, saya tak mau menikah dengan orang mati", Nathan tersenyum mengejek. Lalu ia memeluk Adelia erat, sementara yang dipeluk sedang memukuli mulutnya pelan, mengutuk kata-kata usulan yang dia ucapkan tadi.

?Maaf ya saya mengganti Bab ini soalnya saya kurang sreg dengan yang pertama. Maaf utk ketidaknyamannya ya

Dewi_Chairuddincreators' thoughts