Malam hari, Nathan menghubungi Adelia dengan video call. Adelia sangat gembira melihat panggilan telepon dari suaminya. "Sayang ... aku rindu", ujarnya setelah melihat Nathan dilayar smartphone nya.
"Sama sayang, Adeliaku. Aku juga merindukanmu. Aku sudah pulang dari Singapura sayang, sekarang aku si Surabaya. Meeting di Singapura ternyata bisa rampung dalam sehari jadinya aku kembali cepat. Tadinya aku sudah gembira akan bertemu denganmu lebih awal tapi saat di bandara aku mendapatkan kabar ada masalah dengan cabang kami di Surabaya jadinya aku langsung pesan penerbangan ke Surabaya", ujar Nathan menjelaskan.
"Akh aku rindu kamu, andai kamu ada disini. Lihat sayang, ini kamar aku menginap dan disebelah kamar Jason, ada pintu yang menghubungkan kamar kami, jadi kamu ngga usah khawatir aku akan memasukkan perempuan manapun karena ada Jason yang akan jadi mata-mata kamu", ujar Nathan sambil memindahkan kamera HP nya ke kamera belakang dan menyoroti seluruh ruangan kamar hotelnya sekarang.
"Kamu menginap dimana Nathan ?", ujar Adelia lagi.
"Aku di hotel S di jalan Darmo sayang. Dari kamar hotelku, aku bisa melihat perempatan jalan Darmo. Aku suka hotel ini, nyaman", ujar Nathan lagi.
"Oke tunggu aku, dua jam lagi aku tiba ya", ujar Adelia langsung bangun dari tidurnya. "Hah", ujar Nathan kaget. Adelia memutuskan sambungan teleponnya. Adelia lalu bergegas membuka HP nya mencari aplikasi pesan tiket pesawat, langsung memesan pesawat malam itu untuk ke Surabaya. Lalu ia menchat Heru untuk menyuruhnya membatalkan penerbangannya ke Singapura. Adelia mengambil tas koper pink yang memang sudah ia siapkan untuk pergi ke Singapura dan memesan taxi online yang akan membawanya ke bandara. Sebentar saja, Adelia sudah berada di kabin pesawat. Sebelum pesawat take off, ia menchat Nathan memberitahukan nomor penerbangannya dan meminta Nathan menjemputnya di bandara karena dia sudah tak sabar lagi untuk bertemu dengan Nathan. Nathan yang melihat chat Adelia berteriak gembira membuat Jason yang ada di depannya kaget. Mereka sedang makan malam di restoran hotel. "Jason, tolong pindahkan kamarku ya, tolong pesankan yang private. Kekasihku akan datang, jadi aku ngga mau ada gangguan. Oke. Mana kunci mobil?", ujar Nathan dengan gembira sekali.
"Baik pak Presdir, nanti barang bapak akan segera saya pindahkan juga", ujar Jason mengerti maksud bosnya. Nathan agak setengah berlari menuju mobil, melaju melewati jalan tol menuju ke bandara. Ia tidak sabar menunggu kedatangan Adelia kekasihnya.
Setelah agak lama menunggu, Nathan melihat wajah wanita cantik yang amat dirindukannya. Adelia tersenyum sambil menyeret koper pinknya berjalan dengan cepat menuju ke arah Nathan, Nathan tampak membuka tangannya, lalu mereka berpelukan. Nathan mengambil alih membawa tas koper pink Adelia sementara wanita itu memegang lengan Nathan mesra sekali di dadanya, makin berdesirlah darah Nathan, mereka seakan tak sabar untuk cepat sampai di hotel. Mereka menyembrang jalanpun dengan cepat menuju parkiran, untungnya Nathan tidak jauh memarkirkan mobilnya, sebentar saja mereka sudah ada di dalam mobil. Setelah memasukkan koper Adelia ke dalam bagasi, mereka berdua masuk ke dalam mobil, langsung mereka berciuman dengan panasnya. Agak lama baru mereka saling melepaskan dan Nathan kemudian melajukan mobilnya meninggalkan bandara menuju hotel mereka menginap.
Sepanjang perjalanan mereka berdua bercandaria dengan mesra sehingga tanpa terasa mereka telah tiba di hotel. Nathan menurunkan Adelia di lobby lalu ia menjalankan mobilnya ke tempat parkir di samping hotel. Jason yang sudah menunggu menghampiri Adelia. "Selamat malam Bu Adelia, penerbangnya nyaman Bu?" tanyanya menyapa. "Nyaman banget, terimakasih sudah bertanya. Gimana cape ya dari Singapura langsung ke sini", jawab Adelia. "Sudah biasa Bu, sering seperti itu kalau pergi dinas sama pak Nathan. Cuma beliau hari ini hebat sekali Bu, pekerjaan yang harusnya satu Minggu hanya dikerjakan dalam beberapa jam saja selesai", kata Jason menjelaskan.
"Oh iya, ini kunci kamar pak Presdir. Sudah saya ganti Bu tidak di sebelah saya lagi biar tidak ada gangguan. Barang pak Presdir juga sudah saya pindahkan ke kamar barunya", ujar Jason menjelaskan. Tak lama Nathan datang menyeret koper pink Adelia. Penjaga pintu menyapa mereka sopan.
"Ini card key nya sudah sama aku", kata Adelia sebelum Nathan bertanya kepada Jason. Nathan tersenyum, "Jangan ganggu kami ya sampai besok pagi. Kamu jadwalkan meeting tunda sampai jam 10 ya", pesannya kepada Jason. Jason mengangguk mengerti. Nathan lalu menggandeng istrinya, satu tangan ditaruh di bahu istrinya menunjukkan kepemilikannya dan satu tangan menyeret koper Adelia. Mereka naik lift yang ada di sebelah front office. Semua mata tertuju pada pasangan yang sempurna itu. Setelah mereka naik dengan liftnya, manajer hotel menghampiri Jason, "Jason siapa yang sedang bersama bos besar WD? Saya tak pernah melihat beliau membawa wanita kalau menginap disini".
"Itu ibu Adelia, istri pak Presdir. Mereka baru menikah jadi ya seperti itu, berpisah tadi pagi, malam disusul dimanapun itu", ujar Jason sambil kemudian pergi naik ke kamarnya untuk istirahat. Sementara Nathan dan Adelia sedang merajut kasih mereka seperti mereka tidak pernah bertemu untuk sekian lama. Mereka saling membutuhkan, sehingga olah raga mereka sangat intens, kadang cepat kadang lambat. Akh, indahnya dunia buat mereka berdua, seakan mereka memiliki banyak tenaga untuk hal satu itu. 😁